-Hope (Mungkin End)-

Mulai dari awal
                                    

"Tau, Haechan dia kenapa? Mau bully lagi?" Tanya Taeyong.

"Bukan ck, dengerin dia ngomong apa." Ucap Jaehyun lalu pergi meninggalkan sepasang kakak adik di situ.

Taeyong yang tidak mengerti hanya diam saja menuruti perkataan Jaehyun.

"Aku gatau aku harus apa, kalau aku cerita ke papa sama mama, mereka pasti gabakal peduli sama aku. Aku cape, aku pengen pergi dsri dunia ini hiks." Ucap Haechan kepada seekor kucing dipelukannya, tanpa ia sadari tangisannya pecah begitu saja.

"Apa aku harus pergi? Tapi kata kak Mark aku gaboleh pergi hiks, tapi aku gamau jadi beban buat Kak Mark. Apa bener kata Kak Taeyong aku cuma hidup buat nyusahin orang aja?" Tanya Haechan lagi sambil menangis.

Tanpa sadar setetes air mata lolos dari mata Taeyong. Ia tidak tahu yang selama ini dilakukannya membuat kondisi Haechan seperti ini. Jujur, ia selama ini berlaku keras kepada Haechan karena ia iri. Ia iri pada Haechan yang selalu terlihat bahagia, Ia ingin merebut kebahagiaan Adiknya sendiri. Tanpa ia sadar ia malah merusak adiknya itu.

"Haechan kenapa nangis lagi hmm?" Tiba-tiba ada orang lain datang menghampiri Haechan. Memeluknya dan menghiburnya. Hal yang seharusnya di lakukan oleh Taeyong, tapi malah dilakukan oleh orang lain. Tiba-tiba ingatan masa kecilnya terputar kembali di otaknya.

•°'.

"Ma, Haechan kemana?" Tanya anak kecil yang memiliki seorang adik itu.

Taeyong ingat pada saat itu Haechan masih terlihat baik-baik saja sebelum makan malam, namun, kemana adiknya pada saat ini?

Dulu Ia dan Haechan sangat dekat, Haechan yang menceritakan segala sesuatu kepada Taeyong, dan juga Taeyong yang menyimpan rahasia Haechan, serta menghibur Haechan.

Taeyong selalu menyimpan segala hal yang Haechan ceritakan termaksud ibunya. Sampai pada sore tadi dimana ibunya 'memaksa' Taeyong menceritakan tentang Haechan dengan ancaman, bila Taeyong tidak menceritakannya, ia akan tidur di sofa pada malam ini. Jelas ia tidak mau, hingga akhirnya dengan terpaksa ia menceritakan ke mamanya tentang Haechan yang kehilangan bukunya, karena diambil oleh temannya untuk mencontek tugas. Namun belum ia selesai menjelaskan, sang ibu sudah memotong perkataannya.

"Dia anak nakal Tae, jadi harus di hukum, jadi jangan seperti Haechan ya?" Ucap sang ibu.

Taeyong hanya mengangguk tanpa mengerti tentang niat ibunya untuk menjauhkan Taeyong dan Haechan.

Hari-hari berlanjut dan Taeyong sering melihat Haechan di'siksa' oleh kedua orangtuanya. Melihatnya, jelas Taeyong tidak tega, namun sang ayah mengatakan untuk jangan ikut campur dengan masalah Haechan atau dirinya akan berakhir sama seperti Haechan. Dan akhirnya bocah itu hanya bisa memperhatikan dengan iba Haechan yang kasihan.

Tentang mengapa Taeyong dibully? Itu karena Taeyong tidak ingin ditinggalkan teman-temannya hingga akhirnya Taeyong tumbuh menjadi orang yang keras.

•°'.

Taeyong masuk kerumah tanpa menyapa ayah dan ibunya. Setelah Kejadian dirinya yang mengamati Haechan sampai Haechan pulang duluan, Taeyong terus berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Kamu udah gatau sopan santun ceritanya?" Tanya yang ayah.

Taeyong yang sudah menyadari siapa penyebab dirinya menjadi seperti ini dan juga siapa penyebab adiknya menjadi berantakan hanya pergi ke kamarnya. Ia terlalu lelah untuk hari ini.

find it | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang