Renjun terus mengembangkan senyumannya karena senang,"Wah–terima kasih banyak."ujar Renjun membungkuk sopan.

Pemilik minimarket itu hanya membalas dengan senyuman,kemudian Renjun izin pamit untuk pulang.













Renjun melangkah menuju rooftop sekolah membawa sketchbook andalannya karena memang hobinya melukis.
Tujuannya untuk mencari inspirasi di atas gedung sekolah itu.

Saat membuka pintu rooftop,terlihat seorang pemuda yang familiar bagi Renjun.Kaki panjangnya menghampiri pemuda disana.

"Sedang—apa kau disini sendiri?"tanya Renjun dengan hati-hati.

Tak ada jawaban dari orang tersebut.

Renjun mendengus,percuma bicara juga karena pasti pemuda itu akan mengacuhkannya,pikir Renjun.

Tak peduli,kini Renjun mulai menggambar.Menatap langit sebagai objek  gambarnya.Namun siapa sangka pemuda yang sempat diam tadi itu sedikit melirik Renjun yang sedang menggambar.

"Boleh juga." Lirihnya.

Renjun menoleh pada pemuda itu "Kau bicara padaku Hyun-jin?" Ucapnya hati hati,takut salah menyebut nama pemuda itu.

Hyunjin langsung menggeleng dan membuang mukanya.
Renjun kembali menggambar dengan lihainya.

Hyunjin bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu keluar rooftop.

Renjun menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Hyunjin.












"Kau bereskan makanan disini ya,saya tinggal dulu sebentar" tutur wanita pemilik minimarket itu.

Renjun mengangguk sopan.
Ia sekarang memulai pekerjaannya setelah selesai dengan kewajibanya di sekolah.

Sesekali ia,membuka tasnya dan mengeluarkan buku latihan.
Karena minimarket ini sepi pengunjung,Renjun bisa leluasa mengerjakan tugas sekolahnya diatas meja kasir.

Saat ia tengah asik mengisi buku tugas sekolahnya,tiba tiba ponselnya pun berdering.
Renjun tersenyum ketika nama ibu terpampang di layar ponselnya.

"Hallo ibu?"

"Renjun,apa kau sudah makan?"

"Ah—tentu saja sudah"

"Makan dengan apa? Kau harus berhati hati dalam memilih makanan,jangan banyak makan ramen ya"

"Uhm—dengan sup rumput laut"

"Baiklah,ibu akan mengirimmu uang akhir bulan. Jadi berhemat lah"

"Baik bu"

"Yasudah kalau begitu ibu matikan telponnya ya,sedang banyak pengunjung"

Sambungan telpon terputus sepihak dari ibunya.
Renjun tersenyum sekilas.
Ia belum memberitahu pada ibunya jika dirinya melakukan kerja part time.
Mungkin akan lebih baik jika memberitahunya jika ibunya sedang berkunjung ke rumah kontrakannya.












Seiring berjalannya waktu,satu bulan sudah Renjun menjadi siswa di sekolah ini.
Tak ada kejadian aneh selama sebulan ini.
Semoga saja tidak akan terjadi apa apa pada dirinya.

Sudah sebulan juga,hubungan dia dengan teman sebangkunya—Hyunjin,belum cukup dekat.
Entah Hyunjin yang anti sosial,atau memang Renjun yang tak pandai bergaul.

"Bapak akan mengumumkan hasil ujian tengah semester kemarin. Dari banyaknya siswa disini,hanya ada satu siswa yang mendapatkan nilai terbaik."
Semua siswa tampak menunduk dan menghela nafasnya dalam dalam.

"Sudah pasti yang mulia paling terhormat Lee Jeno yang mendapatkan nilai terbaik. Aku sudah tau." Celetuk Eric,siswa yang paling bermasalah di sekolah ini.

Semua murid di kelas nampak setuju dengan perkataan yang Eric lontarkan,membuat kelas menjadi sedikit gaduh kembali.

Sang oknum bernama Lee Jeno hanya tersenyum dan nampak percaya diri.

"Hei tenang,diam semuanya. Bapak mau mengumumkan nama siswa itu" ujar sang guru dengan sedikit menggebrak mejanya agar semua siswa tenang dan senyap.

Semua murid nampak menunggu perkataan sang guru.

"Nama murid yang mendapat nilai terbaik di kelas ini,Huang Renjun."

Semua mata tertuju pada Renjun,menatapnya tak percaya jika seorang Huang Renjun si murid pindahan bisa mengalahkan posisi Lee Jeno yang sudah terkenal dengan kepintarannya di sekolah ini.












Jeno membanting tubuhnya di atas kasur,dan melempar tasnya ke sembarang tempat.
Ia mengusap rambutnya frustasi.
Masih tak bisa di sangka,posisinya akan di kalahkan oleh seorang Huang Renjun.

Ia memejamkan matanya,sebelum seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk."ucap Jeno pada seseorang dibalik pintu itu.

"Jeno,cepat mandi dan bersiaplah. Kita akan mengadakan makan malam dengan keluarga besar Lee"

"Baik bu" balas Jeno pada ibunya yang duduk di pinggir kasurnya.

Ibunya yang sadar akan sikap Jeno pun sedikit penasaran "kau kenapa?apa ada masalah di sekolahmu"

Jeno hanya menggelengkan kepalanya.

❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INTROVERT-Huang RenjunWhere stories live. Discover now