Secret Mission for Love - 10

Mulai dari awal
                                    

“Halo jagoan Bunda, kita sarapan dulu nak.” Nara berucap riang sambil meminta Kenzie dari gendongan Mbak Rin. “Mbak Rin kalau mau pulang enggak apa-apa, nanti aku berangkat setelah sarapan. Oh iya, aku tadi sudah menyiapkan beberapa lauk di dalam totebag. Aku taruh di atas meja dapur, jangan lupa di bawa ya Mbak!"

“Ya sudah, kalau begitu saya pamit pulang Mbak Nara. Terima kasih mbak buat lauknya, anak-anak pasti senang.” Aku hanya mengangguk sambil memberikan seulas senyum.

“Mari pak.” Nara langsung menoleh ketika mendengar Mbak Rin menyapa orang yang ada di belakangnya.

“Kenapa kesini? Lebih baik Mas sarapan dulu.” Sejujurnya Nara masih sulit mengubah panggilannya pada Aron, namun dari pada mendapatkan tatapan tajam dari laki-laki itu, Nara lebih memilih mengalah dengan mengikuti kemauan Aron.

“Menunggu kamu.” Nara tersenyum canggung mendengar jawaban Aron.

“Tapi saya pasti lama, Kenzie kalau makan biasanya lama.” Nara mencoba membujuk agar laki-laki yang tengah berdiri di sampingnya itu cepat pergi.

“Tidak masalah. Biar saya yang menggendong Kenzie, kamu tinggal menyuapinya saja supaya tidak lelah.”

“Hah?” Nara hanya bisa merespon dengan satu kata itu. Dirinya sudah seperti orang yang telat berpikir. Nara bertanya-tanya sejak kapan atasannya ini bisa memikirkan orang lain?

Aron berdecak sebal saat melihat Nara malah bengong. Tanpa meminta dua kali, Aron langsung mengambil Kenzie dari gendongan Nara. Nara semakin melongo melihat respon Kenzie yang justru tertawa senang saat berada di dalam gendongan Aron.

“Cepat suapi Kenzie! Kenapa kamu malah bengong?” Ucapan bernada datar dari Aron berhasil membuat Nara kembali sadar dari rasa kagetnya.

Tanpa diperintah dua kali, Nara langsung menyuapi anaknya. Kalau orang lain melihatnya, mereka bertiga sudah layaknya sebuah keluarga kecil yang bahagia. Dimana sangat ibu tengah menyuapi anaknya dengan dibantu ayahnya.

Ketika Nara dan Aron bekerja sama, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk Kenzie menghabiskan makanannya. Padahal biasanya, Nara atau bundanya memerlukan waktu hampir satu jam untuk menyuapi Kenzie.

“Sini Mas Kenzie nya, supaya Mas bisa sarapan.” Nara berniat menggendong Kenzie kembali agar Aron bisa segera memakan sarapannya. Namun respon Kenzie di luar perkiraan Nara. Si kecil itu malah menangis kencang ketika dipisahkan dari Aron.

“Cup ... Cup ... sayang, Kenzie ikut Bunda dulu. Om nya mau sarapan dulu nak.”

Berbagai rayuan dan bujukan sudah Nara coba, tapi Kenzie tetap tidak mau diam dan tangannya berusaha menggapai Aron lagi. Melihat itu Nara menghembuskan nafas panjang. Nara tidak tahu kenapa putranya itu bertingkah seperti ini. Padahal dengan Bima saja, yang sudah sering bersama Kenzie sejak lahir, putranya itu tidak akan bertingkah seperti ini.

“Sini, biar sama saya!” Aron kembali mengulurkan tangannya untuk mengambil Kenzie dari gendongan Nara. Dan ajaibnya, putra Nara itu langsung diam saat berada dalam gendongan Aron. Nara menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat hal itu. Mantra apa yang digunakan oleh bosnya yang galak ini, sehingga anaknya bisa lengket layaknya perangko?

“Tapi ... nanti Mas sarapannya susah jika sambil menggendong Kenzie.” Ucap Nara dengan tidak enak.

“Kan ada kamu!” Aron menjawab sambil berlalu meninggalkan Nara menuju meja makan. Wajah Nara berubah bingung mendengar jawaban atasannya yang tanggung. Nara berdecak kesal saat sadar jika Aron telah berjalan menjauh, meninggalkan dirinya yang tengah kebingungan. Namun akhirnya Nara tetap mengikuti langkah Aron menuju meja makan.

Saat sampai di dapurnya, Nara melihat Aron tengah duduk di salah satu kursi meja makan dengan Kenzie yang duduk di atas pangkuannya. Akhirnya karena merasa tidak tega, Nara mengambilkan makanan untuk Aron dan meletakkan di depannya.

“Yakin makan dengan memangku Kenzie begitu?” tanya Nara sambil mengangkat satu alisnya.

“Suapi!”

“Hah?” Tanpa sadar Nara bertanya dengan nada kaget ketika mendengar perintah singkat dari Aron.

Apa aku tidak salah dengar? Nara benar-benar takut apa yang didengarnya tadi adalah halusinasi saja. Melihat Nara kembali bertingkah bodoh, Aron berdecak kesal.

“Saya tidak bisa makan dengan posisi Kenzie seperti ini, jadi jalan satu-satunya kamu harus menyuapi saya supaya Kenzie tidak rewel!” Nara akhirnya menganggukkan kepalanya dan menuruti permintaan Aron. Alasan yang diucapkan Aron memang benar adanya. Ini semua memang karena Kenzie yang tidak mau lepas darinya.

Ya Tuhan kenapa aku merasa mempunyai dua bayi? Cuma bedanya satunya bayi tua!

TBC

Terima kasih buat yang sudah baca sampai part ini 🤭

15 April 2020

Rajata Series 1 : Secret Mission for Love (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang