It's Too Late To Realize - 1

Start from the beginning
                                    

Sehun memandang pupil cokelat Nara. Ia sering tenggelam dalam tatapan istrinya, mungkin untuk kesekian kalinya netra itu membuat isi kepala Sehun berdebat. Sehun belum dapat memilih, ia memutuskan untuk bungkam.

“Apakah bisa kau menyelidiki satu hal untukku Sehun?” Nara mengganti pertanyaannya.

Sehun mengangguk.

“Siapa ibu kandung Jung Ahra?”

Sehun menautkan alis. “Tentu saja Han Haera

Nara tertawa kecut. “Bahkan ibuku dapat menyembunyikan kebenaran ini darimu. Jung Ahra adalah putri ayahku dari wanita lain. Aku tahu kenyataan ini akan semakin membuatmu bersimpati pada Ahra. Satu hal lagi, apa kau tak pernah curiga sedikit pundulu sewaktu aku dirawat di sini ….” Nara menggangtungkan ucapannya. Ia menarik napas panjang. “Ahra selalu berkunjung menemuiku ketika Appamaksudku Tuan Park, memang dijadwalkan kemari di tengah kesibukannya. Aku mulai mengingat bagaimana obat tidur itu disuntikkan ke cairan infusku. Aku terlalu lemah untuk membuka mata, tapi diriku mendengar semuanya.”

“Nara,” panggil Sehun menyela. Sehun bukan pria tolol yang tak tahu ke mana arah pembicaraan ini. “Kau hanya dipengaruhi oleh halusinasimu,” Sehun mengingatkan.

“Daniel pernah berucap padaku, jika kehamilan Ahra ditutupi oleh orang yang lebih berkuasa dibandingan dengan dirimu atau Chanyeol. Jika Ahra memang mengandung karena dipaksa tidur dengan pria di klub ituseharusnya usia kandungannya baru satu atau dua bulan dari

Hentikan Jung Nara, jangan bodoh! Mana mungkin Ahra melakukan hal yang dapat menyakiti ibumu?” gertak Sehun.

Kendati demikian si gadis tetap melanjutkan. “Mereka … mereka … melakukannya ketika ibu … ibuku tidak ada,” Nara berucap terbata-bata. “Nara berperilaku demikian karena dia ingin menyakiti ibu. Ia beranggapan jika ibu lebih menyayangiku.”

Sehun tertawa dingin. “Lebih menyayangimu? Ibumu, Chanyeol, dan aku hanya memikirkan Ahra selama empat belas tahun ini Jung Nara

Dia berusaha membunuhku Sehun. Kenapa kau masih membelanya?” teriak Nara.

Potongan adegan yang sempat Nara lupakan seolah hadir silih berganti sebagai potongan film yang mengerikan. Nara menarik surainya karena berharap semua yang telah ia lihat dan dengar sirna begitu saja dari otaknya. Ia merasa jijik terhadap mereka.

Sehun membuang muka. Dia tidak ingin mendengar seluruh fakta itu. Ia tentu saja tidak percaya jika gadis yang dulu sempat memenuhi serebrumnya, tidur bersama si ayah tiri dengan suka rela. Jauh dalam hatinya Sehun perihatin pada Nara. Semua kepingan itu membuat istrinya semakin terluka. Sehun tahu apabila Nara juga menyayangi Ahra sama besarnya dengan dirinya. Gadis itu terluka lebih dalam karena seseorang yang dia sayangi mengkhianati.

“Ahra mengajakku ke atap gedung karena aku terbangun ketika mereka … aku … hampir jatuh kalau saja ibu tidak ….“ Napas Nara terputus-putus. Ia memegangi dadanya yang nyeri. Mata Nara terpejam karena rasa sakit yang diakibatkan jantungnya.

Nara mengulurkan tangan menggapai suaminya. “Aku mohon, Sehun,” bisik Nara..

Sehun menemukan pijakan ketika secara nyata menyaksikan Nara kesakitan. Ia berusaha mengontrol emosinya. Raga pria itu bergerak cepat menuju Nara, seolah kemarahannya tadi meluap begitu saja.

Sehun memeluk Nara, ia lebih memilih menenangkan gadisnya daripada mendengarkan semua omong kosong yang terjadi empat belas tahun lalu. Hati pria itu teriris ketika mulai mendengar sedu istrinya. Dia memang dihadapkan oleh kenyataan jika Ahra sepenuhnya berdusta mengenai rasa cintanya. Namun, kenyataan apabila Nara terluka sekarang lebih membuat dirinya kesakitan.Tangan Sehun beranjak menggenggam jemari Nara agar si gadis tak lagi menjabak surainya sendiri dan menyakiti raganya yang rapuh.

“Jangan mengatakan hal ini pada orang lain, ibumu akan sangat tersiksa mendengarnya

Ibuku sudah mengetahui semuanya. Dia mengatai Ahra sebagai gadis jalang.” Gadis itu berusaha bicara walaupun kondisinya lemah. “Dulu ketika awal terapi itu, aku melihat ibuku murka padanya dan … Ahra berusaha membunuhku.”

Nara melepaskan pelukan Sehun dengan kasar. Gadis itu tiba-tiba menjerit. Ia seperti gadis yang kehilangan kewarasannya. “Ahra tidak benar-benar menyayangiku. Ibuku meninggalkanku karena aku sakit.” Gadis itu menyampar gelas kristal yang berada di nakas. “Tidak ada yang menyanyangiku di dunia ini, semua orang membuangku,” seru Nara.

Sehun bergegas meraih istrinya yang terkena dampak dari keseluruhan terapi kejiwaan itu. Nara depresi, Sehun yakin akan hal tersebut.
Nara meraih pecahan kaca gelas. Ia menggores nadinya dengan benda tajam tersebut. “Aku … aku sudah tidak ingin hidup lagi,” teriak Nara sebelum ia mulai jatuh karena rasa nyeri pada jantungnya.

Sehun menangkap tubuh Nara yang pingsan. Pria itu menepuk pipi Nara berusaha menyadarkan si gadis. “Jung Nara, bangun! Jung Nara!” panggilannya tak pernah mendapatkan jawaban lagi.

-oOo-

Hai, terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini dan sabar sekali menunggu update Dear Husband. Sebenarnya, cerita ini sudah aku tamatkan sejak 2018 awal dan aku posting lagi di Wattpad, berharap biar ada yang membaca hehehe.

Aku sekarang sedang menulis dua cerita on going baru yaitu Perfectly Imperfect dan Oh My Husband yang keduanya menggunakan Sehun sebagai visualisasi tokoh.  Adakah yang mengikuti cerita itu juga hehehe?

Sampai jumpa di part selanjutnya ya. Aku bakal posting dalam minggu ini. Bye~

P.s: untuk update soal cerita bisa follow twitter dan instagramku twelveblossom.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDWhere stories live. Discover now