Episode 3

10 1 0
                                    

Nan Hee masih berpikir tentang maksud Se Gun pernah bertemu dengan dirinya, Nan Hee beauty. Dia menggelengkan kepalanya berusaha memghilangkan pikiran yang tidak-tidak.

Nan Hee berpapasan dengan temannya, Mi Joo. “Mi Joo-yah,” panggil Nan Hee terkejut.

Se Gun melihat Nan Hee beauty dan Mi Joo dari jauh tetapi posisi badan Mi Joo membelakanginya sehingga tidak terlihat. Perhatian Se Gun teralih karena Deuk Chan menghubunginya. Deuk Chan berteriak menyuruh Se Gun untuk kembali ke ruangan klub.

Di ruangan klub, semua anggota masih bingung dengan pilihan model Se Gun, yaitu Nan Hee. On Hwa bahkan menganalisa kalau mungkin Se Gun menganggap Nan Hee sebagai urinoir, sama seperti Duchamp* yang memamerkan urinoir**.

*Duchamp : Marcel Duchamp, seniman dari Prancis dianggap merupakan sosok yang mengawali kemuncul conceptual art. Karya-nya yang paling terkenal adalah Fountain yang dibuat pada 1917. Yang pada saat itu, masih mengalami penolakkan.
**Urinoir : Tempat buang air kecil berdiri yang digunakan laki-laki.

Tidak lama Se Gun tiba, dan Deuk Chan langsung menghentikan On Hwa untuk berhenti menganalisa. Se Gun sendiri bingung melihat ruangan yang sangat tenang. Deuk Chan tertawa dan menghampiri Se Gun.

“Kamu orang yang sangat dermawan. Aku tidak tahu kamu punya niat yang mendalam,” ujar Deuk Chan.

“Apa maksudmu?” tanya Se Gun bingung.

“Apa dia benar-benar modelmu?”

Se Gun menghela nafas dan berkata kalau Nan Hee beauty tidak ingin menjadi modelnya. Deuk Chan malah senang dan berkata tentu saja, dia tidak mau. Se Gun bingung kenapa Deuk Chan malah setuju dengan keputusan Nan Hee, begitu juga dengan semua orang di ruangan klub.

Se Gun malah bertanya bagaimana kalau dia memaksanya? Dan On Hwa langsung menjawab kalau hal itu akan dikenang dalam sejarah kompetensi ini. Deuk Chan kesal mendengar jawaban Oh Hwa tersebut. Se Gun berpikir kalau dia sudah membebani Nan Hee dengan mengajaknya jadi model di kompetensi.

***

Mi Joo mengalihkan pembicaraan dengan melihat ke papan informasi di sebelahnya. Dia melihat nama Nan Hee yang berada dalam daftar mahasiswa penerima beasiswa. Mi Joo memujinya. Nan Hee menjelaskan kalau itu karena dia mengalami banya penghinaan dengan bekerja paruh waktu sehingga dia memutuskan untuk lebih menyukai belajar daripada bekerja.

Mi Joo terlihat iri dengan Nan Hee. Dia berkata ketika dia pulang ke rumah, Ibunya mengomelinya agar seperti Nan Hee. Dan Nan Hee balas menjawab kalau dia berharap bisa punya setengah dari kecantikan Mi Joo. Nan Hee kemudian bertanya kalau Mi Joo tidak pulang dari Paris untuk selamanya kan? Tetapi Mi Joo hanya diam menatapnya.

“Apakah terjadi sesuatu?” tanya Nan Hee khawatir melihat ekspresi Mi Joo.

“Tidak ada apa-apa.”

Nan Hee hendak bertanya lagi kenapa Mi Joo kembali dari Paris di tengah-tengah semester tetapi Mi Joo mengalihkan hal itu dengan bertanya apa Nan Hee pernah melihat buku catatan merahnya di ruangan klub?

“Aku membawanya pulang agar bisa memberikannya kepadamu saat kembali,” jawab Nan Hee. Mi Joo senang mendengarnya.

“Apa ada sesuatu yang penting?”

“Mungkin begitu. Untuk pria yang kutemui.”

6bulan lalu di Namsan Tower

Se Gun sedang memotret Namsan Tower dari jauh. Ketika dia berbalik, hendak pergi, tanpa sengaja dia bertabrakan dengan Mi joo yang sedang terburu-buru. Hal itu membuat buku catatan merah Mi Joo terjatuh. Se Gun mengambilkannya dan saat melihat wajah Mi Joo, Se Gun langsung terpesona.

Queen Of the RingWhere stories live. Discover now