BAB II

491 57 13
                                    

Levi Pov

Sepanjang perjalanan menuju markas aku hanya menatap Hanji yang sedang tertidur-atau mungkin lebih tepatnya pingsan. Bulu matanya lentik. Wajahnya terlihat damai dan menggemaskan. Berbeda saat dia bangun, sangat energik dan gila. Tanpa sadar tanganku mengelus pipi Hanji.

"lembut" gumamku. Aku menyadari ada beberapa pasang mata memperhatikan tindakanku dan saat aku mengedahkan kepala, aku melihat Sasha, Connie dan Jean menatapku dengan tatapan tertarik.

"Sepertinya memperhatikan seseorang lebih menarik daripada melihat kondisi sekitar ya ?"

Sasha, Connie, dan Jean lagsung mengalihkan pandangan mereka dariku. Bersiul menggodaku. Sial. "Setelah sampai markas, ingatkan aku untuk memberikan latihan extra atau mungkin membersihkan markas dan kandang kuda lebih baik dari latihan? ah, sepertinya keduanya lebih baik dikerjakan".

"APA KAPTEN? TIDAK! TERIMAKASIH!" ucap mereka berbarengan.

"Baik. Satu minggu kalian kerjakan tugas itu. Ingat, tidak ada debu sedikit pun atau aku akan menendang pantat sialan kalian". Reaksi dari trio idiot itu cukup menghiburku, sepertinya aku menemukan mainan baru -selain Eren- untuk membantuku membersihkan markas.

"Cih, dasar kapten pendek" Jean mengumpat dan sayangnya terdengar olehku.

"Dua minggu untukmu, Jean" lirikku.

"Oh tidak-tidak kapten" Wajahnya memucat. Sasha dan Connie hanya tertawa melihat temannya mendapatkan tambahan waktu. "Kapten!! Anda adalah kapten paling tampan dan paling imut di Scout Legion, anda orang paling berjasa, paling baik, paling ah sial pokoknya semua yang terbaik ada didirimu kapten"

"Berbicara sekali lagi maka akan bertambah satu bulan Jean" Lirikku dan aku melihat wajah Jean yang pucat diiringi ejekan oleh teman-temannya.

Tatapanku kembali terfokus ke Hanji. Apa yang sebenarnya terjadi? Iblis apa yang dimaksud oleh Erwin? Aku tau Hanji kuat, dia bahkan dapat mengalahkan titan abnormal seorang diri tanpa bantuan pasukannya, tapi melihat Hanji seperti tadi itu tidak pernah terjadi selama aku mengenal Hanji. Masa lalu apa yang kamu sembunyikan dariku, mata empat?

———————————— Normal Pov ———————————

Hanji membuka mata. Melihat sekelilingnya.

"Dimana ini? Kenapa gelap sekali? Apa sudah malam?" Pikirnya.

"Ah Levi!!" Hanji bangun dari lamunannya. Teringat kondisi Levi yang dia temukan sedang sekarat.

"Leviiii? Kamu dimana?" teriaknya.

Hening.

"Levi? Oi Pendek. Jawab aku! Ini sama sekali tidak lucu pendek!!" Hanji mulai panik. Berjalan tanpa arah karena dia sendiri tidak tau sedang berada dimana.

"Levi. Jawab aku. Kumohon" Pekik Hanji. Air mata mulai mengalir.

"Hanji" seseorang memanggilnya dengan lembut.

"Ah, siapa?"

Saat Hanji melihat kebelakang, Hanji melihat Ibunya tersenyum dan mengelus kepalanya, lalu memeluknya.

"Ibu?"

"Anakku sayang" Ibu Hanji mengelus punggung Hanji dengan lembut. Hanji bergetar. Sudah sangat lama merindukan pelukan ibunya. Sepuluh Tahun? Ah sudah berapa lama sejak dia dipeluk dengan kasih sayang seperti ini.

"Ibu, aku rindu denganmu. Sangat" Tangis Hanji dipelukan ibunya.

"Ibu juga sangat merindukanmu sayang" Ibu Hanji tersenyum. Mengelus wajah Hanji. Menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Hanji tersenyum melihatnya.

Iblisحيث تعيش القصص. اكتشف الآن