180도 (180 Degree)

Start from the beginning
                                    

.

"Lihat siapa yang masih berani menginjakkan kaki di kampus? Lee Haechan sang pelacur~"

Aku terdiam saat wanitamu mendatangiku dan menyiramkan jusnya diatas kepalaku. Aku menutup mataku merasakan dinginnya jus yang menuruni kepalaku dan tentu saja menikmati betapa dingin tatapanmu padaku.

Kepalaku terlempar kearah kiri saat tanganmu menyapa pipi kananku. Aku membuka mata dan melihat dirimu yang kini menatapku dengan pandangan penuh emosi.

"Menjauhlah dari jarak pandangku!"

Wanitamu tertawa lalu bergelayut manja pada lenganmu. Lengan yang dulu selalu merengkuhku dan melindungiku. Aku melirik kearah tangan yang dulu selalu memanjakanku dengan usakkan lembut dirambutku tapi tangan itu juga yang baru saja menyapa pipiku dengan kasar.

"Mark~ Jangan kasar padanya. Bukannya dia orang yang paling kau cintai?"

Kau tertawa sinis dan memandangku penuh kebencian. Ya, tetaplah pandang aku seperti itu dan aku akan melepasmu dengan tenang.

"Kau bercanda? Pelacur tak tau diri seperti dia?"

Kau menggeram penuh amarah dan aku tak tau kapan kau sudah ada di depanku dan melemparku ke dinding yang ada di dekatku.

Tidak Mark, jangan. Kau akan menyakiti matahariku. Aku berusaha bangkit, lari adalah pilihan terbaik.

Tapi sepertinya kau sedang dalam emosi yang buruk hari ini. Kau kembali maju dan membantingku. Mark, kumohon jangan.

Aku melemparkan tatapan memohon padamu tapi kau terlihat semakin marah. Kau menendang perutku kuat dan teriakanku terlepas. Aku meringkuk menahan gejolak menyakitkan disana.

Dan aku menangis histeris saat orang-orang mulai berteriak darah sembari menunjuk diriku.

Tidak, matahariku. Kumohon jangan matahariku.

.

.

.

Aku menerima banyak pukulan dan ribuan caci maki dari Jaemin saat ia datang di Rumah Sakit. Berteriak betapa idiot dan brengseknya diriku. Aku tak mendengar apapun, masih terlalu kaget saat merasakan tendanganku pada perut Donghyuck tadi mengenai sesuatu yang menggelembung kecil.

Aku dapat melihatnya meringkuk, menggeram dalam kepanikannya sesaat setelah aku menendang perutnya. Aku tak tau apa yang terjadi hingga mereka berteriak darah sembari menunjuk pada tubuhnya.

Yang kulalukan kemudian adalah membawanya menuju rumah sakit dan menelepon Jaemin. Yang begitu dirinya berhadapan denganku langsung mengamuk. Aku akan mati andai saja tak ada Jeno yang menahan Jaemin.

Jeno mengatakan semuanya. Tentang perceraian orangtua Donghyuck, tentang penyakit Donghyuck yang mengharuskan dirinya merelakan janinnya yang berusia 3 minggu saat itu.

Donghyuck menolak tentu saja. Aku tau dirinya tak akan menyetujui hal itu karena hatinya yang terlalu lembut untuk melakukan hal itu.

"Saat itu Jaemin terlalu bersemangat melihat perut berisi janin milik Haechan hingga ia memaksa membuka baju Donghyuck dan kau datang lalu menyimpulkan segalanya."

"Tapi Herin mengirimkan aku foto Donghyuck bersama pria lain, keluar masuk hotel dan club malam."

Jeno tertawa sinis, "Dan kau percaya? Ku ingatkan jika kau lupa. Herin adalah wanita yang paling berambisi merebutmu dari Donghyuck."

Aku mengusap wajahku kasar, "Kenapa dia tak mengatakan apapun padaku?!"

"Setelah kau mengatainya pelacur di tengah pesta ulangtahunmu dan melemparkannya uang? Bahkan menjadi bahan cacian orang-orang? Apa yang diharapkan Donghyuck jika seperti itu? Lagipula Donghyuck memang masih memikirkan cara mempertahankan anaknya disaat keadaan jantungnya yang sangat memprihatinkan."

Aku menyandarkan kepalaku pada dinding. Sibuk menyumpahi diriku sendiri tentang semua yang terjadi saat tiba-tiba langkah terburu para dokter dan perawat datang dan menuju ruangan Donghyuck Jaemin diseret Jeno yang entah sejak kapan disana.

Aku segera kesana dan mendapati Jaemin yang telah histeris dalam tangisnya. Aku menatap kedalam, dimana para medis tengah mengelilingi Donghyuck.

Aku tak tau kapan diriku mulai menangis. Aku tersedak dalam tangisanku saat mereka menggelengkan kepala dan keluar dari sana.

"Maaf, tapi kita kehilangan dia."

Tangisan Jaemin terdengar lebih kencang dan aku menarik kakiku mundur beberapa langkah.

Apa maksudnya? Tidak mungkin bukan--

"Lee Donghyuck, waktu kematian Selasa, 6 Juni pada pukul 15.54."

Dan ini adalah akhirnya.












Selesai

Jadi, gimana menurut kalian? Sedihnya dapet gak?

find it | markhyuckWhere stories live. Discover now