Part 5

617 25 2
                                    

“Leo mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan konsultan keuangan, Nana. Di luar negeri. Dan maaf sekali, Tante tidak bisa memberi tahumu dia ada di mana. Leo sudah berpesan agar Tante tidak memberitahu siapa pun." 

Jangan ditanya sudah seberapa gigih Nana menggali informasi dari Tante Arvyana agar mau memberi tahu keberadaan Leo, hasilnya nihil. Ibunda Leo itu tetap tutup mulut dan memohon agar Nana bisa memaklumi sifat putra sulungnya yang memang nyentrik. Akhirnya Nana hanya berpesan agar jika ada kabar dari Leo atau jika sahabatnya itu pulang ke Surabaya, dirinya diberi kabar. Tante Arvyana menyanggupi permintaannya.

“Apaan sih, sok-sok misterius menghilang,” gumam Nana sembari membalik halaman novel yang sudah satu minggu belum tamat ia baca karena kesibukan. “Paling dalam tiga bulan juga nelepon atau whatsapp bilang kangen."

Ini bukan kali pertama Leo berkata ingin ‘menghilang’. Pernah suatu kali saat mereka tingkat empat kuliah, saat sedang sibuk-sibuknya skripsi, Leo berkata,

“Kita udah nggak ada kuliah bareng lagi, sibuk sendiri-sendiri. Ke kampus juga jarang. Aku ingin menghilang dari peredaran."

Benar saat itu Leo tidak pernah membalas sms dari Nana atau teman-teman lain dan tidak pernah terlihat di kampus. Namun kata Nini -Nenek Leo yang tinggal di Bandung dan punya kos-kosan, Leo ada dan sehat-sehat saja. Nana pun tidak khawatir dan berpikir mungkin Leo ingin menyendiri agar bisa segera menyelesaikan skripsinya. Sedangkan menurut analisis Tina, sahabat Nana, Leo cemburu karena Nana baru saja jadian dengan Ali, anak jurusan Mesin. Nana tidak ambil pusing.

Nyatanya, baru dua bulan berlalu dan Leo sudah menghubungi Nana kembali, meminta bantuan untuk persiapan sidang skripsi, seolah urusan ‘menghilang’ itu hanya ucapan angin lalu. Mereka kembali sering bertemu, sama-sama mengurus tektek bengek sidang, dan tidak pernah membahas perihal sikap aneh Leo  itu.

Kali kedua, usai mereka wisuda dan Leo langsung mendapat pekerjaan di salah satu Bank Nasional di Jakarta, lagi-lagi ia berkata,

“Kali ini benar, aku akan menghilang dari orang-orang yang kukenal. Aku ingin memulai hidup baru. Selama ini orang-orang mengenalku sebagai cowok keras kepala dan sulit bergaul. Aku ingin merubah image dan membuat orang-orang dan lingkungan baru nanti mengenalku sebagai pribadi yang berbeda."

“Hidup baru dan lingkungan baru, carilah di Merkurius, Leo. Mungkin tidak ada orang-orang baru, tapi semoga Alien bisa paham kepribadianmu.” respon Nana saat itu.

Mereka benar-benar tidak saling kontak saat itu. Nana sendiri mulai sibuk merintis bisnis kulinernya yang menyita banyak waktu sampai-sampai sang pacar merasa tidak diperhatikan karena setiap weekend, bukannya malam mingguan romantis, Nana malah sibuk mengurusi pernikahan orang lain. Akhirnya mereka putus.

Selang tiga bulan sejak urusan ‘menghilang’ yang kedua, Leo menelepon Nana dan mengajaknya backpacking ke Bromo. Lagi-lagi mereka tidak pernah mengungkit obsesi aneh Leo itu. Bersahabat sejak awal masuk kuliah membuat Nana mencoba paham sifat dan sikap Leo yang berbeda dari teman-teman lain.

Namun kata Tina,

“Dia tahu lo udah putus, Na."

...to be continued (kalau mood)

Saat Kamu Hilang dari SemestakuWhere stories live. Discover now