#Smallest_Dissapointmet

2K 228 20
                                        

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Doyoung membuka ruang kerjanya, ia hanya bisa menghela nafas melihat seseorang tidur meringkuk di kasur single yang sengaja disediakan di ruangan itu. Dilihat dari sisi manapun pemuda yang meringkuk itu pasti tidak pulang tadi malam. Bahkan masih menggunakan seragam operasi yang digunakan tadi malam. Keadaannya pasti lebih buruk dari kelihatannya.

"Jung !" Doyoung memanggil sembari menggoyangkan bahu pemuda itu.

Berhasil, pemuda itu menggeliat dan mengerjapkan matanya. Doyoung beralih ke mejanya untuk menaruh tas yang sedari tadi ia bawa, berisi beberapa data pasien. Ia kembali memandang pemuda bermaga Jung itu sambil melipat tangannya. Menjadi Dokter spesialis memang tidak pernah mudah, memiliki banyak uang apalagi jika masih sendiri tapi tidak punya cukup waktu istirahat dengan daftar puluhan pasien setiap harinya. 

"Jam berapa?" tanya pemuda bermarga Jung itu dengan suara serak dan mata setengah tertutup berusaha mengumpulkan kesadaran.

"Jam 7, kita sarapan!"

Pemuda bermarga Jung itu bangkit dan menuju wastafel yang ada di sudut ruangan itu untuk membasuh muka. Doyoung beruntung pemuda itu tidak membantah meski Doyoung yakin pemuda itu baru saja tertidur dilihat dari kantung mata yang mengerikan jika dilihat.

"Kau tidur jam berapa Jaehyun?" tanya Doyoung sembari menggenggam tangan pemuda Jung itu atau pemuda itu tidak sengaja terantuk sesuatu atau terjatuh karena kesadarannya belum kembali sepenuhnya.

"2 jam mungkin atau sejam yang lalu," jawab Jaehyun.

Doyoung mendesah lelah, ia tidak akan bertanya lagi. Doyoung baru saja mendapat kabar ada keadaan darurat di rumah sakit mereka tadi malam. Beberapa korban adalah anak-anak sehingga Jaehyun tidak bisa pulang bahkan setelah melakukan operasi seharian. Ia memperhatikan pemuda itu baik-baik, sepertinya Jaehyun semakin kurus dibandingkan tiga bulan yang lalu.

"Tunggulah, aku akan memesan."

Jaehyun mengangguk dan melipat tangannya dan menyembunyikan kepalanya di sana. Doyoung tidak protes, pemuda itu pasti sangat lelah dan mungkin saja tidak sempat makan melihat jadwal operasi yang padat hari itu. Doyoung kembali dengan dua porsi sarapan dan tidak lupa dengan dua mangkuk sup.

"Kau makan apa saja kemarin?" tanya Doyoung.

"Hanya sandwich untuk sarapan dan mengganjal perut saat siang hari sebelum operasi. Ya Tuhan makanan ini enak sekali."

Doyoung mendengus, "Jung, kau kan dokter setidaknya perhatikan kesehatanmu juga."

"Aku berusaha Doyoung sayang."

"Akan ada yang salah paham Jaehyun!"

"Bukankah sedari dulu mereka memang salah paham?"

Doyoung menyerah menanggapi Jaehyun yang kesadarannya hanya tiga perempat. Lebih baik ia membiarkan Jaehyun makan dan tidur setidaknya tiga jam sebelum jadwal rawat jalan pemuda itu.

"Kau ada pekerjaan apa hari ini?"

"Rawat jalan dan operasi di sore hari," jawab Doyoung

"Aku akan menunggumu, aku tidak sanggup menyetir mobil."

RandomPlay (JaeDo)Where stories live. Discover now