22. Jinyoung (진영)

Start from the beginning
                                        

"Itaewon?" Taeyong melebarkan mata, "Oh? Aku tau itu dimana!"

"Benarkah?" Jaehyun terkekeh, "Apa kau pernah kesana bersama Junmyeon huh?" Lagi-lagi ia sangat sensitif jika itu menyangkut tentang Taeyong bersama orang lain. Bahkan dengan sepupunya sendiri.

"Tidak, aku belum pernah kesana. Tapi aku tahu itu dimana!" Taeyong melompat-lompat kecil.

"Lalu darimana kau mengetahuinya jika kau belum pernah kesana?"

"Drama!" Pekik Taeyong riang, "Itaewon Class! Itaewon Class!" Ia kemudian membingkai wajahnya sendiri lalu memasang tampang tersipu. Membuat Jaehyun yang telah membuka pintu untuknya dibuat heran sekaligus penasaran.

"Ada apa dengan drama itu?" Tanya Jaehyun, sebab ia belum bahkan tidak sempat melihat drama yang dibicarakan Taeyong maupun orang-orang di sosial media.

"Aktornya sangat tampan," Taeyong menggigit kuku jarinya, namun Jaehyun buru-buru menghentikan aksi sang Siren.

Mendengus kesal, sang dokter muda pun kembali menuntu Taeyong ke arah lift yang akan membawa mereka menuju basemen. Sebelum nanti mengambil mobil lalu pergi ke Itaewon guna menemui lelaki bernama Park Jinyoung.

"Apa aktornya lebih tampan dariku?" Tanya Jaehyun seraya memainkan rambut Taeyong yang begitu lembut layaknya sutera.

Taeyong menggeleng tegas, "Tidak, Jaehyun-ie lebih tampan!" Ia memeluk pinggang si lelaki berlesung pipi seraya mendongakkan kepala. Mempertemukan tatapannya dengan manusia yang sangat ia sukai itu. "Aktor itu tidak memiliki lesung pipi. Aku suka lesung pipimu."

Jaehyun tak mampu menahan senyumnya. Namun persekian detik berikutnya ia dibuat mematung kala Taeyong berjinjit lalu mengecup singkat bibir penuhnya.

"Aku juga suka bibirmu, Jaehyun." Ucap Taeyong malu-malu sebelum melepaskan tautan lengannya dengan pinggang sang dokter muda.

Andai saja pintu lift belum terbuka, Jaehyun bersumpah akan meraup lalu melahap habis bibir Taeyong. Mata rusa nya yang berbinar, diikuti senyum malu-malu juga pipi memerah benar-benar menjadi kelahannya ketika berhadapan dengan Siren itu.

Sang dokter muda lantas menggenggam jemari Taeyong yang masih berjalan di sebelahnya. Menuntun lelaki itu ke arah kendaraan pribadinya lalu membuka pintu untuk sosok yang kini menjadi calon suaminya. Setelah Taeyong duduk pada bangku di samping kemudi, Jaehyun pun memasukkan koper berisi pakaian mereka pada bagasi lalu bergegas masuk ke dalam mobil.

•••

Perjalanan dari gedung apartemen hingga sampai ke Itaewon hanya memakan waktu selama kurang lebih dua puluh menit. Namun Taeyong justru tertidur hingga tidak sadar jika laju mobil si lelaki berlesung pipi telah terhenti. Semua ini efek karena ia menonton drama hingga jam tiga dini hari.

Jaehyun pun merasa tidak rela untuk membangunkan pujaan hatinya. Namun kala ia melihat di depan sana sebuah restoran ayam yang namanya disebutkan oleh Paman Kyung tadi telah dibuka oleh sang pemilik, mau tidak mau ia harus menepuk pelan pipi Taeyong. Berharap lelaki manis itu tidak sakit kepala karena tidur singkatnya terganggu.

Merentangkan kedua tangannya ke depan seraya menguap lebar, Taeyong lantas bergumam, "Apa kita sudah di Canada?"

Hal itu membuat Jaehyun seketika tertawa. Kekasihnya menggemaskan sekali.

"Kita masih di Seoul," Jaehyun mengecup sekilas pipi Taeyong, "Kita sudah ada di Itaewon. Ayo," katanya lalu membuka seat belt yang melingkar pada badan sang Siren.

S I R E N | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now