Obat

117 18 12
                                    

Ten tengah menulis resep obat di dental unitnya kala usai merawat seorang pasien hari itu. Sungguh melelahkan; kasus yang ditanganinya cukup rumit ditambah pasien yang kurang kooperatif dan ngomel terus bikin Ten ingin jungkir balik saja rasanya tapi setiap kali ingat dirinya ingin segera melakukan sumpah dokter gigi, akhirnya ia memilih istighfar seraya mengelus dada berkali-kali.

Dokter gigi muda itu merasa pasien pria yang ditanganinya ini perlu diperingatkan dan diinstruksikan berkali-kali soal obat yang harus ditebusnya dan dikonsumsinya hingga waktu yang ditentukan lagi untuk kontrol.

"Jadi pak, mohon jangan lupa ya! Obat yang ini pereda nyeri, yang satu lagi antibiotik. Nah yang antibiotik ini harus habis pak, diminumnya 3x sehari setiap 8 jam sesudah makan. Kalau yang pereda nyeri minumnya juga sesudah makan ya pak 3x sehari atau bapak boleh minum pereda nyerinya kalau sedang merasa sakit aja pak, gak apa-apa. Sampai sini ada yang mau ditanyakan pak?" Jelas Ten kepada pasien ini untuk kesekian kali hingga mulutnya berbusa.

"Iya." Jawab si pasien ketus. 

"Mohon terus diingat ya pak instruksi saya, nanti minggu depan di hari yang sama kita kontrol ya pak! Jangan lupa obatnya diminum biar cepat pulih!" 

Ten mengulurkan tangannya dan dijabat sesaat oleh si pasien yang melengos pergi setelah menerima obat dan ucapan terimakasih darinya. Pemuda berparas tampan itu menggelengkan kepalanya, "untung gue butuh kasusnya dia kalo kagak, ogah gue ngerawat pasien cem begono!"

Tepat seminggu setelah perawatan, pasien tersebut datang kembali untuk kontrol. Ten sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi pasien tersebut, mungin saat itu semua diluar dugaannya karena pasien datang dengan keadaan sangat marah dan mengalami pembengkakan di daerah yang dirawatnya kemarin.

"Dok, gimana sih? Kenapa gigi saya masih sakit dari kemaren-kemaren?!"

Ten mengrenyitkan dahi, menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi pada pasien yang satu ini.

"Saya gak mau tau! Pokoknya saya mau ganti dokter!" Ucap si pasien dengan nada tinggi, sedang Ten menghela napas sepelan mungkin. 

"Sebentar pak, pelan-pelan ya. Saya mau nanya dulu deh, obat yang kemarin saya kasih ke bapak memang sudah diminum?" Tanya Ten sesabar mungkin.

"Saya udah minum satu kali tapi kok gak sembuh-sembuh sih?!" Si pasien ngegas.

Ten menepuk jidatnya, "PAK INDOMIE AJA KUDU DIMASAK 3 MENIT BARU JADI PAK! MASA IYA MINUM OBAT SEKALI DOANG LANGSUNG SEMBUH! KAN SAYA UDAH INSTRUKSIKAN DARI AWAL SAYA KASIH OBAT PAAAAK!!!!" Dokter gigi muda ini sudah kehilangan kesabaran dan akhirnya ikut ngegas.

"Oh iya ya? Harus diminum terus biar nggak sakit?" Kata si pasien yang kemudian terdiam karena omongan Ten.

"ALLAHU AKBAR! YAIYALAH PAAAAAAAAK!!!!" 

Sumpah rasanya Ten saat itu juga ingin ngerebus si pasien bareng Indomie 3 menit di air mendidih biar matang dan mengembang.


Dek Koas! | WayVWhere stories live. Discover now