[2] seratus. ⚠️

Start from the beginning
                                    

Pria itu menjilat kedua jarinya dengan sensual. Ia tertawa kecil melihat wajah si Huang yang nampak erotis dan sayu-tanda anak itu sudah mulai masuk ke permainannya. Sementara Renjun berpikir keras-kenapa lelaki itu secara cuma - cuma memberitahu nama aslinya? Apakah itu tipuan? Yang mengaku bernama Jeno itu pun menyudahi acara jilat menjilatnya, ia pun meletakkan kedua jarinya yang basah akan saliva itu di pintu lubang milik Renjun.

"J-jangan! Tunggu dulu-akh!" Renjun tersentak kala dua jari itu masuk ke dalam analnya. Sial, sial, sial! Sakit sekali! Renjun mendesis kala kedua jari itu bergerak-masuk dan keluar dengan gaya menggunting. Rasanya anomali-jeritnya bersahut - sahutan secara kontinu.

"Y-Ya Tuhan!" Jeritnya sembari tersentak. Jeno bisa merasakan jarinya menabrak gumpalan daging yang membuat pemuda itu tersentak. Ia menyeringai, "Oh, jadi disini?" Ia tertawa-sementara jarinya melesak - lesak masuk menabrak gumpalan daging bernama prostat itu. Renjun merasakan nafasnya semakin rancu-pandangannya buram akan nafsu. Jeno menciptakan friksi yang menghancurkan akal sehat otaknya.

"Akh-," Renjun merasa ia semakin dekat dengan klimaksnya, Jeno menambah jarinya menjadi tiga dibawah sana, keluar dan masuk secara konstan. Akhirnya ia benar - benar klimaks setelahnya. Si Lee itu tertawa, "Wow, kau keluar sangat cepat, Kid."

Berhenti mengejekku, sialan. Desis Renjun dalam hati, ingin rasanya ia menampar lelaki sialan yang merusak malamnya jikalau tangannya tak diikat. Tiba - tiba kedua kakinya dipaksa mengangkang-lalu lelaki itu melepaskan celananya, mempersiapkan dirinya diantara dua kaki si pemuda manis yang mulai keringat dingin. Jangan bilang-

"AGHK!" Renjun menjerit kala benda tumpul tak bertulang itu masuk. Air matanya luruh, tubuhnya bergetar hebat. Rasanya sakit, sakit sekali. Ini lebih menyakitkan dari bagaimana kedua jari itu membobol analnya. Kepalanya pusing sekali.

Jeno pun merendahkan badannya, menatap si manis dengan wajah memerah dan sayu. Lelehan air mata membasahi pipi dan bibirnya membuka mengais udara. Jeno meraup bibir mungil itu-menghisapnya bergantian. Ia tak pernah tau bibir Renjun semanis itu.

Penis milik Jeno pun mulai bergerilya-bergerak masuk dan keluar secara konstan. Bisa gila ia, lubang milik Renjun menjepitnya dengan erat. Itu terasa sangat nikmat.

"Ah, ah J-Jeno!" Desahan Renjun mengalun di rumah sepi itu. Renjun meremat tangannya sendiri sebagai pelampiasan rasa nikmat yang menderanya-kepalanya pusing, sementara Jeno semakin erat mencengkeram pinggangnya yang mulai memerah. Menghujam titik lemah milik Renjun terus menerus.

Renjun bisa merasakan ia akan mencapai klimaks untuk kedua kalinya-ia juga bisa merasakan penis Jeno yang mulai membesar disana. Tepat dua tusukan terakhir ia sampai, Renjun menikmati afterglow nya disusul oleh si Lee yang berhasil mencapai puncaknya. Renjun menatap eksistensi yang menggagahinya-ia tak dapat memungkiri jikalau Jeno itu tampan. Tak lupa dengan noktah kecil dibawah mata bagian kanannya. Ia tersadar dari aktivitas mengaguminya kala Jeno berbisik di telinganya,

"Kid-we're far from done."

Renjun tidak tahu besok ia bisa bersuara atau tidak.

----

Pukul sebelas Renjun terlonjak. Ia mendesis kala merasakan bagian pinggang kebawah terasa sakit. Jelas ia takkan sekolah hari ini, ia melihat sekitar-syukurlah, Jeno sudah pergi. Lelaki itu benar - benar menggarapnya sampai fajar tadi. Kepalanya terasa sangat pusing sekarang.

Ia menyalakan televisi di kamarnya, ia butuh hiburan di keadaan nelangsanya. Tetapi begitu ia menyalakannya betapa terkejutnya dia kala headline berita menunjukkan berita tertembak matinya J Lee si pembunuh berantai.

Matanya mengerjap sekali lagi untuk memastikan pengelihatannya tidak salah. Tunggu-ia melihat penjelasan si pembawa berita yang mengatakan J tertangkap saat dini hari, namun karena ia berusaha kabur polisi menembaknya yang malah salah sasaran ke arah jantung. Tetapi-saat dini hari Jeno ada bersamanya, menggagahinya dengan brutal. Sebenarnya, siapa J yang sebenarnya.

"J Lee yang ternyata memiliki nama asli Jasen Lee
k

ini sudah ditemukan identitas lengkapnya," Di layar televisinya muncul wajah seseorang, rambutnya pirang. Renjun terbelalak-itu wajah Jeno! Tetapi-rambutnya tidak pirang, Jeno memiliki rambut cokelat. Si Huang menahan nafasnya, ia bangkit dari tidurnya-setelah cermat ia menatap wajah itu lama, ia baru menyadari si Jasen Lee itu tak memiliki noktah di bawah matanya.

Jadi, si J yang sebenarnya itu siapa?

Atau, si J memanglah bukan hanya satu orang?

----

sorry if this sucks (';ω;`)


telaga | noren Where stories live. Discover now