1

4 0 0
                                    

Suara pintu yang dibanting keras memekakkan telinga. Menyisakan seorang perempuan manis yang mematung menahan air mata. Di hatinya ada rasa perih yang sulit dijelaskan. Yang kemudian hanya bisa dia redam sendirian. Seperti hari-hari biasanya.

Sampai ketika dering ponsel memecah dukanya, perempuan dengan kerudung panjang menutupi sebagian tubuhnya itu segera melengang menuju motor kesayangannya di luar rumah sana.

"Assalamu'alaikum, La," sapanya pada seseorang di seberang. Sambil mengunci pintu, dia masih menunggu jawaban dari penelpon.

"Iya aku berangkat sekarang," ucapnya lagi dengan nada lembut.

"Eh, siapa yang nangis? Nggak kok," sergahnya diikuti dengan tawa kecil yang dia paksakan.

"Udah, ah. Aku berangkat sekarang. Wassalamu'alaikum," pungkasnya. Seulas senyum tergambar indah menghiasi wajah manisnya. Segera setelah menutup telepon, tangannya cekatan memasukkannya ke saku gamis.

"Astagfirulloh," lenguhnya saat menyadari ban motornya kempis. "Shakila, nggak cukupkah kamu jahatin kakak?" tanyanya di tengah keheningan. Lagi-lagi air matanya tumpah. Mau tidak mau, dia harus mendorong motor ini sampai ke ujung gang seperti hari-hari sebelumnya.

**

"Setengah jam, Aiza Bahira!" protes Hanum, sahabatnya yang sudah menunggu di meja yang baru saja perempuan itu datangi sambil terengah. Matanya menyorot tajam. Seperti punya niatan untuk melahap bulat-bulat sahabatnya yang baru datang itu.

"Astagfirullah, maaf Num. Ada kendala. Ban motor tiba-tiba kempis. Mau nggak mau, aku harus dorong sampai gang depan," tutur Aiza, perempuan manis itu menjelaskan.

Haisha Hanum Hanania, perempuan dengan balutan kerudung berwarna navy itu menatap Aiza intens. "Aku itu bingung sama kamu deh, Za. Sering banget alasan ban motor kempis. Itu sebenarnya nyata atau kamu gak punya lagi alasan sih?" tanya Hanum beruntun membuat Aiza melongo. .

"Nyata lah, Num. Kamu tahu sendiri aku ceroboh. Mungkin waktu pulang ke rumah, aku gak sengaja lindes paku atau apalah," pungkas Aiza santai sambil melepaskan tasnya dan mengeluarkan sebuah laptop dari sana. "Udah lah, aku gak terlalu telat kan? Orangnya belum datang, kan?" tanya Aiza mengalihkan pembicaraan, dengan tangan dan mata yang fokus pada laptopnya.

Hanum terdiam dan tak menjawab pertanyaan dari Aiza. Membuat Aiza menyadari dan segera mengalihkan pandangan ke arah Hanum. "Ada apa, Num?"

"Sampai kapan kamu mau sembunyi dari aku, Za? Kapan kamu mau cerita masalah kamu? Kamu gak sadar, kalau kamu itu gak pintar nyembunyiin masalah dari aku? Kamu gak sadar kalau aku gak pernah percaya alasan konyol kamu itu?" Hanum menatap Aiza dingin.

Aiza yang mendengar pertanyaan beruntun dari Hanum hanya bisa terdiam dan kebingungan. Dalam hatinya, dia tak ingin merepotkan siapa-siapa karena ceritanya. Tapi di sisi lain, Hanum sahabatnya telah mengetahui gelagat buruk kehidupannya. "A ... Aku ... Aku gak --"

"Assalamu'alaikum," sela seseorang yang kini berdiri di hadapan keduanya.

Sontak saja Aiza dan Hanum beralih menatap siapa yang datang dan menyapa dengan suara fasih nan lembut itu. "Wa'alaikumussalam." Terdengar jawaban yang keluar dari mulut keduanya bersamaan.

"Masya Allah, Mas Athif. Silakan duduk, Mas." Hanum berkata antusias. Refleks dia beralih duduk di samping Aiza dan membiarkan laki-laki itu duduk di tempatnya semula.

"Terima kasih. Maaf saya terlambat," ucapnya ramah.

"Gak apa-apa, sama-sama Mas. Oh iya, Za, ini yang namanya Mas Athif Abdul Hafidz. Beliau yang akan membantu kita. Dan Mas Athif, ini Aiza Bahira. Penggagas kegiatan yang akan kita bahas nanti," jelas Hanum memperkenalkan Aiza dan Athif bergantian.

"Masya Allah, Assalamu'alaikum, Aiza. Perkenalkan, saya Athif Abdul Hafidz," jelas Athif memperkenalkan diri pada Aiza sambil menelungkup kan kedua tangan di depan dadanya.

"Wa'alaikumussalam, Mas Athif. Saya Aiza Bahira," jawab Aiza dengan gerakan tangan yang sama dengan yang dilakukan Athif.

"Baiklah, langsung saja ya," sela Hanum. Dilanjutkan dengan anggukan Athif dan Aiza. Mereka bertiga kemudian fokus membicarakan kegiatan yang akan mereka jalankan beberapa Minggu lagi ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Muhasabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang