Setelah sampai di ruang tamu Mark melempar hoodie Jeno ke sofa dan juga mendudukkan dirinya.

Chaelin menatap Mark yg mengusap wajahnya dengan gusar, sebelum Mark menutupi wajahnya itu dengan telapak tangannya sendiri.

"Iya Mark kamu bener, Jeno sering kesini"

Kalimat Chaelin mampu membuat Mark mendongak untuk menatap Chaelin yg masih berdiri di hadapannya.

Tatapan Mark sarat akan amarah.

"Aku bahkan baru hari ini datang kesini Chae" Ucap Mark dengan suara rendahnya.

Chaelin diam tak menjawab ucapan Mark.

"Kalian ada hubungan apa?" Tanya Mark sembari menarik tangan Chaelin untuk duduk di sebelahnya.

Mark mengangkat dagu Chaelin membiarkan kedua matanya bersibobrok dengan kedua mata Chaelin.

"Jeno temen aku Mark"

Dengan senyuman sinisnya Mark menjawab "Sejak kapan?"

"Sejak kamu sering pukul Jeno!" Jawab Chaelin dengan kesal.

"Dan itu alasan kamu ngebiarin Jeno sering datang ke sini Chae?!" Tanya Mark tak kalah keras dengan suara Chaelin.

"Mark kamu sadar gak sih kalau selama ini kamu sendiri yg memberi batasan sama aku! Kamu sendiri yg gak pernah mau datang kesini, kamu sendiri yg gak mau jemput aku, kamu sendiri yg gak mau nganterin aku pulang, kamu sendiri Mark kamu!" Ucap Chaelin dengan amarahnya yg ikut meluap.

"Terus sekarang kenapa kamu nyalahin Jeno yg sering datang kesini? Padahal kamu sendiri yg selalu menghindar dari rumah ini Mark! Aku gak pernah minta Jeno datang, aku bahkan gak pernah ngasih tau alamat aku dimana, tapi dia dengan sendirinya tau"

Mark menatap Chaelin dengan pandangan datarnya.

"Kamu terlalu sibuk sama sepupu kamu itu tanpa pernah mau tau apa keinginan kekasih kamu, dan saat ada pria lain yg menuhin keinginannya kenapa kamu marah? Harusnya kamu berterimakasih, karena Jeno meringankan beban kamu! Jadi kamu bisa lebih fokus sama sepupu kamu!"

Oke, sepertinya semua ajaran Jeno terserap dengan baik oleh otak Chaelin.

Jeno selalu merasa gemas setiap kali Chaelin diam saja saat Mark berbuat salah, dan langsung memaafkannya dengan mudah hanya dengan sedikit perlakuan kecil dari Mark.

Tapi yg namanya Chaelin tetap saja Chaelin, setelah berucap dengan lantang di hadapan kekasihnya tak lama matanya mengeluarkan cairan bening.

Mark menghela nafasnya melihat Chaelin menangis di hadapannya dan akhirnya membawa Chaelin ke dalam dekapannya.

"Aku sayang sama kamu Chae"

Chaelin memukul bahu Mark dengan sisa tenaganya.

"Kamu pikir aku nggak?!"

Mark menggeleng "Aku tau kamu sayang sama aku, aku cuma takut Jeno bakal ngambil kamu dari aku" Ucap Mark dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kekasihnya itu.

"Aku takut kamu ninggalin aku Chae... " Ucap Mark dengan lirih.

Chaelin terkekeh kecil seraya menggelengkan kepalanya "Kamu salah Mark, kamu yg lebih dulu ninggalin aku sendirian disini"

"Sejak awal kita pacaran, kamu sudah ninggalin aku Mark dan aku baru sadar hal itu akhir-akhir ini"

"Chae... "

"Kamu ninggalin aku sendirian di belakang kamu, sedangkan kamu dengan mudahnya menggenggam tangan perempuan lain buat kamu ajak jalan beriringan"

Chaelin mengurai pelukannya dengan Mark, menatap dalam ke manik mata kekasihnya itu sembari berucap.

"Jadi siapa yg meninggalkan siapa Mark?"



















________

ini beneran deh otak aku lagi stuck bgt buat nerusin cerita ini.

jadi please kasih saran, kalian mau cerita ini kyk apa? Siapa tau dg ide kalian aku bisa nulis lagi.

biasanya lancar-lancar aja, tpi akhir2 ini tiap nulis cerita ini dpet setengah, di hapus lagi, lanjut lagi, terus di hapus lagi, karena ngerasa gak srek sma ceritanya. sempet kepikiran mau unpub karena ngerasa gak bisa nerusin.

kyknya gara2 lockdown makanya jdi mumet gini, kalian jgn lupa jaga kesehatan kalian yaaa.
jgn keluyuran kalo gak perlu, okayy?

ciyuuuu😊

My Boyfriend - Mark Lee [ON HOLD]Where stories live. Discover now