" Annyeonghaseyo Mr Kang. Jeongsonghamnida, kami sedikit terlambat. "

" Gwenchana, Mr Bae, kebetulan Seulgi juga belum tiba. "

" Oh apa dia bekerja di akhir pekan ? "

" Aniyo, dia baru saja selesai latihan golf dengan teman-temannya. "

" Oh, arraseo. "

Aku bukan tidak kenal dengan namja yang akan datang sebentar lagi, aku mengenalnya, bahkan sangat kenal, Kang Seulgi, dia adalah mantan kekasihku sendiri di saat kami sekolah, tapi orangtua kami tidak mengetahui hal itu, maklum saja itu terjadi saat masih sekolah menengah pertama, aku pun bingung apa yang membuat ku mau dengan beruang itu.

" Ah itu dia. ", aku hanya bisa menundukan kepala saat mendengar Mr Kang.

" Annyeonghaseyo, ahjussi. "

" Annyeonghaseyo, Seulgi. "

Aku masih belum membuka mata ku meski aku tahu kini dia sudah duduk di hadapanku.

" Seulgi kenalkan ini Irene. "

" Mwo ? Nugu ? Irene ? ", aku bisa mendengar suara itu dengan jelas.

" Irene... "

Perlahan aku membuka mata ku dan menatap namja yang sudah ada di hadapanku ini.

" Hi Seulgi. "

" Joohyun ?! "

" Loh ? Kalian sudah saling kenal ? "

" Ah, ne appa, tapi sudah lama sekali kami tidak bertemu. ", aku bersyukur dia bisa menjelaskan hal itu pada ayahnya.

" Wah kebetulan sekali kalau begitu. "

A Few Hours Later . . .

Selesai makan malam bersama, appa meminta Seulgi untuk mengantarku pulang, jujur saja aku ingin menolak permintaan itu, tapi rasanya tidak mungkin jika harus berdebat di depan keluarga Mr Kang.

" Ayo, Joohyun, kita pulang. "

" Ne. ", terpaksa aku menunjukan senyum palsuku di depan dua keluarga ini.

Saat di perjalanan, aku masih berdiam diri dan tidak tahu harus memulai darimana, bahkan aku tidak tahu apa yang harus dibahas dengan namja ini.

" Joohyun, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi denganmu. "

" Huh, memang kau pikir aku pindah kemana ? "

" Iya habisnya kan waktu itu kau bilang kau akan pindah. "

" Aku tidak kemana-mana, kau yang bepergian kan. "

" Mianhae, Joohyun. Waktu itu kita harus berpisah karena aku akan sekolah di luar negeri. "

" Ck, untuk apa kau meminta maaf ? "

" Aku merasa sudah menyakitimu. "

Aku hanya bisa memandang keluar jendela mobil dan kembali teringat setelah berpisah dari Seulgi, aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun, sejak saat itu juga standar ku dalam menilai seorang namja menjadi tinggi bahkan terkesan ideal.

" Kau belum memiliki namjachingu ? "

" . . . . "

" Hm, aku jadi penasaran. Apa yang sebenarnya direncanakan orang tua kita ya ? "

" Molla. Aku harap tidak ada sesuatu yang sedang direncanakan. Aku ingin hidup tenang. "

" Memangnya kalau aku ada disampingmu, kau tidak tenang ? "

Who Wants To Be My HusbandOù les histoires vivent. Découvrez maintenant