🍑 Hangyul 🍑

218 24 2
                                    

.

Hangyul, Lee Hangyul dan Americano memang tidak bisa dipisahkan, seperti sore ini ada americano yang sudah tandas setengah di hadapannya yang kekasihnya tadi bawakan untuknya kemudian di sisi nya ada laptop yang menyala dengan tugas yang belum juga selesai.

Sambil masih menyesap sedikit demi sedikit americano nya tangannya juga sibuk mengetik bagian bagian di laptopnya, sedang kekasihnya tidur dengan beralaskan paha nya nyaman, hangyul sedikitpun tidak merasa terganggu walau geraknya sedikit terbatas dan pahanya juga semakin lama menjadi kesemutan.

Setengah jam sampai semua tugasnya usai, sisi cup americano ya sudah basah karena embun dari es yang mencair, kekasihnya masih setia terlelap di hari yang sudah mulai gelap, hangyul mengusap Surai hitam lembut kekasihnya, kemudian gerakannya terhenti karena tangannya yang di tangkap tangan kekasihnya tiba tiba.

Kemudian dirinya tersenyum, "sudah bangun ternyata" gumamnya lirih, gerakan kekasihnya di pahanya membuatnya sedikit kegelian selain sedikit mati rasa karena pegal pahanya yang hanya memakai celana pendek tersebut sedikit risih tertusuk tusuk rambut kekasihnya.

"Bangun, sudah malam" ujar hangyul masih sambil mengelus surainya seperti tidak pernah bosan. Sedang yang di pinta bangun malah membalikkan tubuhnya menenggelamkan wajahnya di perut hangyul yang hanya terlapisi kaus putih tipis, "sebentar" katanya, suaranya masih serak khas sekali orang bangun tidur.

"Pindah ke kamar, sayang" pinta hangyul lembut, tapi kekasihnya menggeleng dan malah mengeratkan pelukannya di perut hangyul "sebentar saja, sebentar lagi" ujarnya, hangyul membiarkan dan beralih menatap ponselnya yang ia abai sejak sore tadi. Ada beberapa chat dari teman temannya, dan beberapa panggilan masuk dari ibunya.

Hangyul adalah anak rantau, yang sebelumnya tinggal di tempat kos sederhana sebelum akhirnya kekasihnya mengajaknya tinggal bersama di apartemen nya yang ada dua kamar namun ia tempati sendiri, dengan dalih biar ngurangin pengeluaran katanya, namun nyatanya malah hangyul yang jadi objek kenakalan kekasihnya yang jahilnya tidak bisa di kendalikan lagi.

Hubungannya dengan sang kekasih memang sederhana, sesederhana makan malam dengan dua bungkus ramen dan telur lalu sosis yang dimakan langsung dari panci tanpa mangkuk sendiri sendiri, sesederhana berbagi americano dingin satu cup untuk berdua, sesederhana tertawa menonton serial drama di Netflix atau bahkan sesederhana saling tidur di pangkuan masing masing seperti malam ini.

Hangyul tidak pernah protes, walaupun sering kali sahabatnya, Yohan, Kim Yohan, yang pamer katanya kekasihnya membelikannya ini itu dirinya tak bergeming dan tidak pernah menuntut kekasihnya untuk melakukan hal yang dilakukan oleh kekasih Yohan.
Baginya, apa yang kekasihnya beri sekarang sudah jauh lebih dari cukup, afeksi dan seluruh perhatian sudah cukup bagi hangyul untuk tidak pernah berpaling dan beralih ke lain hati.

Malamnya, di malam yang jauh lebih larut, hangyul tidur dengan di peluk dari belakang oleh sang kekasih, dengan tangan yang memeluk posesif pinggang hangyul dan wajah yang kekasihnya simpan di tengkuk hangyul, nyaman. Satu rasa yang hangyul tak akan pernah pikir akan ia dapatkan dari manusia lain selain kekasihnya.

Helaan nafas dan dengkuran halus kekasihnya seperti sinyal baginya untuk tidur, seperti lantunan lagu pengantar tidur yang membuatnya otomatis terlelap tanpa basa basi.

Pagi harinya, kekasihnya akan bangun jauh lebih dahulu dari hangyul, kemudian menyiapkan sarapan dan baru membangunkan hangyul yang biasanya dengan membawa sebuah nampan dengan isi susu dan sandwich telur dengan saus tomat, ingat bahwa hangyul sangat tidak toleran dengan rasa pedas.

Biasanya "sayang, sudah pagi. Bangun yuk" suara lembut seperti itu akan otomatis membawanya membuka mata, menyapa mentari yang sinarnya sudah cukup terik masuk melalui celah jendela yang sengaja kekasihnya buka separuh. Kemudian hangyul akan mengulat dan bangun setelah sebuah pagutan di bibirnya dari kekasihnya ia dapatkan, sebuah lumatan yang sengaja kekasihnya berikan agar hangyul segera membuka matanya.

Biasanya jika malamnya kekasihnya membuat hangyul menangis, menangis dalam artian yang ya kalian jelas tau apa yang mereka lakukan, kekasihnya akan jauh lebih memberikan perhatiannya pada hangyul, seperti menggendongnya ke kamar mandi, dan menyiapkan semua keperluan hangyul untuk ke kampus. Walau tak jarang dalam gendongannya kekasihnya juga masih sempat mencuri sekecup dua kecup dari bibir hangyul.
Atau bahkan juga sering kali menggodanya dengan menirukan suara hangyul memohon semalam, kekasihnya akan tetap memprioritaskan hangyul, menjadikan hangyul seperti ratu setelah di malam sebelumnya hangyul dihancurkan dengan penuh gairah.

Pagi ini sama seperti biasanya, hangyul sedang duduk bersila menikmati sandwich yang dengan segelas susu di nakas, sisi tangannya yang kosong ia pakai untuk memainkan ponselnya entah apa yang dilihatnya yang jelas lengkungan di bibirnya terus terangkat membuatnya terlihat sangat manis walau matanya belum sepenuhnya terbuka dan rambutnya masih cukup berantakan.

Kemudian kekasihnya kembali dengan handuk melilit pinggang, berdiri di depan cermin mengaplikasikan beberapa krim penyehatan kulit di wajahnya, lalu berjalan menuju almari mencari pakaian untuk kerja, setelahnya baru meminta hangyul untuk segera mandi karena arah kantornya dengan kampus hangyul yang berlawanan membuatnya harus putar arah mengantar hangyul terlebih dahulu.

"Hari ini aku naik bus aja" hangyul bersuara sebelum ditanya, kekasihnya mengernyitkan dahi tidak suka "kenapa?" Tanyanya sambil memasangkan jam di tangan kirinya, "aku kelas jam 11 mas, kalau nganter aku nanti kamu telat" ujarnya lembut ponselnya ia turunkan sejenak demi menatap kekasihnya yang sepertinya merajuk.

Lalu kekasihnya hanya mengangguk angguk mengerti, melanjutkan memakai gesper di celananya, lalu beralih menatap hangyul yang masih senyum sendiri dengan ponselnya "apasih?" Tanya kekasihnya penasaran, hangyul membalikkan ponselnya menunjukkan pada kekasihnya bahwa dia sedang membaca sebuah tread di twiteer.

"Nanti selesai kelas jam berapa?" Tanyanya, hangyul terlihat tengah mengingat ingat "seharusnya jam 3 tapi kayanya nanti molor" jawabnya, "kenapa?" Hangyul meletakkan ponselnya kemudian menyodorkan sandwich yang tinggal sepotong kecil muat satu lahapan ke mulut kekasihnya, tidak habis selalu begitu.

"Nanti aku mau nemenin Yohan ke stasiun mas, dia gak jadi pulang jadi mau ngambil uang refund" kekasihnya tak menjawab namun hangyul paham kalau dirinya mengerti, jadi dirinya beranjak untuk mengambil segelas susu di nakasnya yang sialnya malah menabrak kekasihnya yang berdiri di sisi ranjang membenarkan gespernya, "pelan pelan hangyul" ujar sang kekasih lembut, hangyul hanya tersenyum menangakkan gigi kelincinya. "Buruan mandi" lanjut sang kekasih namun hangyul malah memeluknya, bukannya malah beranjak dan mandi.

Usapan di punggung hangyul membuatnya nyaman berada di pelukan kekasihnya, tingginya yang tidak begitu tinggi membuatnya pas berada di dada kekasihnya, menyandarkan kepalanya sebentar memejamkan mata karena nyaman elusannya semakin lembut, hangyul bersumpah kekasihnya adalah jawaban terindah yang Tuhan beri atas segala pertanyaannya di dunia.

"Mas, semester ini kalau aku pulang mas ikut ya" katanya, kepalanya ia angkat demi dapat menatap sang dominan, kekasihnya mengangguk lantas tersenyum dan mengecup sekilas dahi hangyul. "Sekarang mandi ya" ujarnya lagi, kali ini hangyul menurut, segera mengambil handuk dan mandi.

TBC

-Stella

Typo is an art :)))

Happy reading, oiya Jan lupa mampir dan baca au ku di twt @gabiescloev ...

KOPI HITAM - VINGYUL (YUVIN X HANGYUL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang