Di film-film dan Anime yang pernah Jeno lihat, kedatangan murid baru akan membawa perubahan besar pada plot cerita. Biasanya murid baru akan langsung terkenal dan jadi bahan omongan di mana-mana.
Begitu pula dengan bocah Na Jaemin ini.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Rambut sehitam langit malam dan senyumnya yang semanis gula-gula langsung membuat perempuan di sekolah Jeno tercengang lalu menelan ludah.
Oke, Jeno akui bocah itu memang lumayan tampan. Tapi tidak ada hal lain yang spesial.
Selain -- bocah Na Jaemin itu sekarang duduk di bangku sebelahnya. Ikut menyimak penjelasan guru lewat textbook milik Jeno. Dia bilang belum punya bukunya.
Tapi Jeno tidak menyangka hal sesimpel itu membuat sudut bangkunya menjadi pusat perhatian perempuan-perempuan di kelasnya.
Sudah gila. Jeno rasanya tidak tahan. Dia tidak pernah suka jadi pusat perhatian.
Bukannya dia tidak pernah (Jeno cukup populer di sekolah, dia hampir selalu dapat satu-dua surat cinta di lokernya tiap minggu), tapi entah perasaan Jeno saja atau laki-laki di kelas juga ikut menatap tajam ke arah bangkunya.
Jeno baru bisa bernapas lega ketika waktu istirahat si anak baru dipanggil oleh wali kelasnya.
Begitu yang dipikirkannya tadi, tapi tidak juga ternyata.
Ketika yang lain pergi ke kantin, Jeno malah didatangi beberapa orang ke bangkunya.
"Jeno, kamu akrab dengan anak baru itu? Aku melihatnya, kalian berangkat ke sekolah bersama," itu Han Jisung, salah satu teman Jeno di kelas.
Jeno hanya mengedikkan bahu sambil menyuap roti melon yang dia bawa dari rumah, "aku baru ketemu dia tadi pagi, tidak kenal,"
"Jangan terlalu dekat dengan anak itu," tiba-tiba ada suara lain menginterupsi.
Jeno mengernyit tidak faham,"kenapa?"
"Memang ada alasan lain ada anak baru ditengah-tengah semester begini?" Yang bicara tadi Lai Guanlin, teman Jeno yang biasanya tidak banyak bicara itu membuka suara yang membuat Jeno berhenti mengunyah rotinya.
