Sekali pun terlihat, mereka pasti menganggapnya tidak ada.

Itu saja sudah cukup bagi seorang Hirate Yurina.

Musim semi tidak dapat menularkan kehangatannya pada Yurina, semuanya terasa sama meski musim telah berganti. Tidak ada yang mau terlalu dekat dengannya, selalu saja ada jarak antara dirinya dan orang-orang.

Ia tidak ingin siapa dan kapan jarak itu mulai terbentuk.

Yurina menghabiskan makan siang di bawah pohon dekat taman yang kebetulan sepi. Mungkin siswa lain memilih untuk menghabiskan bento di dalam kelas atau mencoba menu baru di kantin.

"Hirate-san, kau sedang makan apa?"

Yurina menoleh, siswa baru di kelas menyapanya.

"Matcha," jawab Yurina singkat

"Fuu-chan! Fuu-chan!"

Dua orang siswa menghampiri mereka, sedikit terkejut melihat Yurina.

"Kalian tampak kelelahan," komentar Fuyuka,

"Fuu-chan yang berjalan terlalu cepat," komentar Mayu

"Ayo kita pergi ke kantin, ada menu baru yang enak lho! Fuu-chan, kita tidak boleh kehabisan!" Siswi disamping Mayu berucap.

Yurina fokus menghabiskan roti matchanya sambil berharap mereka bertiga pergi dari hadapannya. Meski ia dapat mendengar begitu jelas, ajakan dua siswi itu agar si anak baru untuk menjauhi mereka, Yurina tidak protes, toh itu juga keinginannya.

"Hn? Perutku masih penuh setelah makan bento," balas Fuyuka

Ia lalu duduk di samping Yurina, Mayu dan temannya saling melirik, sebelum akhirnya duduk di sebelah Fuyuka.

Yurina tahu, mereka enggan untuk dekat-dekat dengannya, namun mereka berdua juga tidak mungkin mengatakan secara langsung kalau Yurina harus dijauhi, di depan orangnya langsung..

"Kamu Hirate-san kan?"

"Un,"

"Apa kau ada waktu sepulang sekolah nanti? Aku dan yang lain ingin pergi ke kafe yang diskon musim semi,"

Yurina melirik Fuyuka sebelum melirik dua orang lainnya.

"Tidak, aku sibuk sepulang sekolah,"

Gadis itu berdiri lalu melirik mereka sebelum berlalu pergi. Yurina memilih untuk menjauh, tentu saja, jika anak baru itu tidak bisa menjauhinya maka dirinya yang harus menjauh.

Yurina juga tidak mau berurusan dengan mereka berlama-lama.

***


Fuyuka tidak pernah melihat orang seperti Hirate, pendiam anak itu sungguh aneh. Tatapannya juga sangat berbeda dengan yang lain.

Tidak ada gairah sama sekali.

Ia sudah memperhatikan Hirate semenjak seminggu penuh, gadis itu tidak banyak bertingkah aneh, hanya saja.

Dia selalu tampak sendirian.

"Fuu-chan, apa yang kau pikirkan?" tanya Rumi, siswi yang duduk di depan Fuyuka.

"Sebenarnya... itu... tentang Hirate-san."

"Oh tentang dia...."

Rumi memandang tempat duduk Yurina yang kosong sebelum melanjutkan.

"Fuu-chan, seharusnya kami memberitahumu lebih awal, tapi sebaiknya kamu tidak berhubunagn Hirate,"

Penangkal PetirDonde viven las historias. Descúbrelo ahora