3• Seteduh mata memandang

256 23 0
                                    

Dalam kehidupan manapun, hal yang harus kau miliki adalah tujuan atau cita-cita. Sedangkan aku jika ditanya soal cita-cita, rasanya seperti seluruh isi didalam otakku meleleh lalu hilang. Kosong. Bingung dan entahlah… tapi biarpun begitu cita-cita yang selalu ingin aku gapai ialah menjadi seorang ‘Riani Djangkaru‘.

Kalian tau, dia adalah host reality show bertemakan alam ‘Jejak Petualang‘ dan menurutku dia perempuan hebat, tidak takut dengan apapun, berani menerjang hutan dan mandiri…

Lebih tepatnya aku bercita-cita ingin menjadi wanita yang Independent, dan ciri independent yang kumaksud ada semua pada dirinya, bisa melakukan segala hal sendiri tanpa berpegang pada siapapun.

Lalu sekarang, jika kalian bertannya apa cita-citaku? Masih sama, cuma ditambah lagi dengan aku ingin ‘terlihat Independent‘ serta ‘terlihat cerdas‘ dimata dosen tampan itu. Ambisiku yang kemarin terkikis karena tekanan Ujian Nasional sekarang kembali tumbuh dan mungkin saja berbunga.

“Lak! aku sekelompok sama kamu!” Sahut Ellya setelah Pak Wara mengumumkan bahwa tugas UAS matakuliahnya harus berkelompok

“Sip”sambil menaikkan jempol aku mengiyakan ajakannya

“Pengelompokkan nya terbagi menjadi maksimal enam orang. Buat program sesuai dengan apa yang saya ajarkan nanti. Jadikan makalah, dan nanti program kodingan kalian diburning di CD. Lalu UAS nya presentasi, kelompok maju satu per satu..”

Ahhhh baru kali ini aku mendengar kalimat terpanjang yang dia ucapkan setelah dua kali aku masuk ke kelas ini. Walaupun isi kalimatnya itu neraka semua, tapi terasa bagaikan surga karena dilapisi suara lembut nan beratnya itu..

Benar, aku sudah gila..

Ditambah mata teduh yang dihiasi alis tebal bak ulat bulunya itu, membuat mata nakalku bergeliriya manja menatapnya. Semua visual yang aku dapatkan sekarang, benar-benar mengeyangkan segala bentuk refleksi indera tubuhku. Mata ini melihat wajahnya, matanya, tubuhnya yang lagi-lagi dibungkus dengan kemeja sederhana namun entah mengapa terlihat begitu elegant dipakai.

Lalu Indera penciumanku daritadi dimanjakan oleh parfume maskulin milik beliau, membuat hidungku yang awalnya mampet karena suhu AC yang terlalu dingin seketika begitu lega… ingusku yang beku sepertinya otomatis sudah paham aroma ini akan membuat mereka meleleh. Lalu telingaku… kesyahduan yang didendangkan dengan bahasa-bahasa alien seperti getch, cout, printf, puts dan gets…serta bahasa dari antariksa bagian mana lagi yang ditelingaku terdengar seperti nyanyian merdu…

Yang terakhir indera Perabaku, sebenarnya aku sama sekali belum pernah melakukan skinship denganya. Entah itu dalam bentuk aku mneyalaminya atau yang lain, cuma dengan pemikiran ketidak warasanku ini.. aku merasa disaat aku memegang keyboard dan mengetik apa yang ia sampaikan pada kami, rasanya sudah sama seperti aku sedang menyentuhnya.. rasanya seperti keyboard ini adalah jembatan penghubung antara tanganku dan tangannya…

Benar-benar sudah gila bukan?

“Ada yang mau ditanyakan soal tugas UASnya?”Ia mengagetkan lamunanku dengan suara husky nya yang bikin aku ketagihan.

“TIDAK PAKK!!!” Jawabku, Ellya, serta Riri dengan semangat empatlima. Mewakili jawaban mahasiswa lain yang nampaknya tak begitu semangat.

“Oke, jadi sekarang kita lanjutkan. Karena ini pertemuan kedua, semua sudah instal Aplikasi Borland kan sesuai dengan apa yang saya perintahkan minggu lalu?”

“SUDAH PAK” balas seluruh mahasiswa dikelas ini.

“Oke dibuka Borland nya, kita belajar bahasa C++” Kami semua mengikuti perintahnya, ah syenang sekali diajar dosen tampan…

“jadi include ini adalah prosesor awal untuk awalan c leader , kalo kalian mau bikin program pake c++ harus pake include dulu. Wajib..” sekarang dia sedang serius memperhatikan laptopnya sambil menjelaskan beberapa hal tentang mata kuliah dasar program.

“Iyahhh.. sayanggg..” bisik Ellya disampingku sambil mengetik

“Sudah?”

“Sudah Sayang..” saut Ellya lagi dengan bisikan, cuma perasaanku ini lebih nyaring dan aku bersumpah, Pak Wara pasti sedang mendengarnya

“Oke ikuti langkah ketikan saya selanjutnya..” Tak memperdulikan suara sumbang milik Ellya yang sedang menggodanya secara terang-terangan, dia kembali melanjutkan membuat sebuah tutorial pemograman dan seperti kambing congek, kami semua mengikuti peritahnya. Satu jam melewati jam perkuliahan dengan mengkoding. Akhirnya ia memberikan kami waktu break selama setengah jam.

“Ellya, kayanya pak Wara denger deh pas kamu bilang sayang-sayang..” Ujarku setelah pak Wara keluar dari kelas

“Emang sengaja, biar dia tau kalo aku sayang banget sama diaaaaaaaa…” jawabnya sambil memperagakan gerakan memeluk

“Eh tapi kayaknya dosen itu udah bosan kali ya dengan godaan mahasiswi, jadi B aja dia tadi..” sambung Nia

“Biarin deh, pokoknya selama aku masih diajar Pak Wara, aku harus godain dia terus. Kapan lagi coba ketemu dosen ganteng..” Ada benarnya juga ucapan Ellya kali ini.

Benar!Selama beliau masih mengajar dikelas ini, aku harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Paling tidak bukan dengan cara Ellya yang mengoda Pak Wara secara terang-terangan agar bisa mendapatkan respon dari beliau..

Aku harus punya suatu hal agar bisa diperhitungkan dalam kelas ini. Ya! Aku harus terlihat menonjol dalam mata kuliah Pemograman Dasar ini!

HARUS!!

#TBC

Mohon apresiasinya. Jangan lupa di klik 'bintang'nya ya teman-teman agar saya semangat melanjutkan cerita ini. Terimakasih.

['Tipe Data']Where stories live. Discover now