00

3.9K 309 47
                                    

Waktu adalah sekuntum bunga
Sewaktu mekar kau tak peduli
Ketika tiba-tiba menoleh, ia telah layu

.

.

.

.

.

Harry Potter, mata hazelnya menatap seorang pria dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan. Wajahnya penuh dengan luka-luka yang baru ia dapat beberapa waktu yang lalu dari seorang wanita yang berdiri di samping pria yang ia tatap dan dari kedua anak buah wanita itu yang saat ini memegang kedua tangannya di masing-masing sisinya.

"Jangan memandang tuanku dengan pandangan seperti itu! Crucio!” teriak wanita itu sambil merapalkan kutukan yang sangat menyakitkan.

Tubuh Harry mengejang terkena kutukan itu, dia menjerit kosong, karena sebelumnya wanita itu merapalkan mantra Silentio yang membuatnya tidak bisa bersuara. Mungkin bila dia tidak sedang di cengkram di masing-masing tangannya sudah dipatikan kalau Harry akan terpental beberapa meter kebelakan.

"Hentikan Bella, kau akan membunuhnya bila kau terus memberikan kutukan itu lagi." Ucap seorang pria berambut hitam lurus sebahu, Severus Snape. Wajahnya terlihat dingin, tidak bersahabat. Tidak terlihat senyum atau seringai diwajahnya. Matanya memandang lurus kearah Bellatrix yang saat ini tengah menatapnya tajam.

"Ingat, kita masih membutuhkan jawaban darinya.” tambah Snape. Pandangan matanya ia alihkan ke Harry, entah pandangan apa yang dia berikan untuk Harry, tidak ada satupun yang tau perubahan dari ekspresi yang Snape tunjukan karena Snape merupakan ahli dalam bermain ekspresi.

Tidak ada yang tau bagaimana ekspresi Snape selain wajah dinginnya yang monoton, tapi hanya ada satu orang yang kemungkinan tau perubahan beberapa ekspresi dari seorang Severus Snape walaupun hanya sedikit emosi yang terlihat.

Menurunkan tongkatnya, Bellatrix mendecih karena kesenangannya terganggu, sejak awal dia memang tidak menyukai keberadaan Harry Potter saat pertama kali Harry menginjakan kakinya di Riddle manor 4 tahun lalu. Bellatrix merasa keberadaan Harry membuatnya merasa tersaingi untuk mendapatkan posisi disamping Tom Riddle, tuannya.

Harry terbatuk-batuk memuntahkan darah dari mulutnya, imbas dari rapalan kutukan yang diberikan Bellatrix padanya. Bellatrix, nama wanita itu dia hanya menyunggingkan seringai melihat tawanannya sudah tidak berdaya lagi.

"Katakan Harry! Apa kau benar suruhan dari kakek tua itu?” tanya pria yang Harry tatap tadi, Tom Riddle atau orang sering memanggilnya Drak Lord Voldemort. Voldemort atau Tom Riddle merupakan pimpinan dari bagian tergelap dunia sihir yang biasa di panggil pelahap maut atau drak side.

Hawa disekitar mereka seketika menjadi dingin saat Drak Lord membuka mulutnya. Tom menghunus Harry dengan pandangan dingin. Harry yang sudah tidak bertenaga lagi hanya bisa menunduk sambil meringis kesakita, ingin menyeka peluh dan darah yang keluar saja ia tidak  bisa dikarena kedua tangannya masih dicengkram dengan erat dan semakin erat saat Drak Lord bertanya padanya, dengan tenaga seadanya akhirnya Harry mengangkat wajahnya, memandang orang yang tadi bertanya padanya.

Tom yang melihat Harry menatap padanya hanya menampilkan wajah dingin yang terkesan angkuh. Dia tidak menyangka orang yang mungkin telah memasuki dinding yang ia bangun susah payah ternyata menghianatinya.

YOU (you, only u)Where stories live. Discover now