#7 CUCUR GETIH (tetes darah)

Mulai dari awal
                                    

Pandanganku mulai pudar aku telah tersadarkan diri. Melihat ibu yang menangis Aku langsung menenangkan ibu dan bertanya dimana keberadaan raka. "Mas mau raka melu ibu tapi raka ucul gandengane ibu."( mas tadi raka ikut dengan ibu tapi pegangan raka lepas dari ibu) ucap ibu. Ibu bergegas mencari raka. Tapi entahlah semua itu sia sia aku yusuf dan ibu telah mencari ke penjuru desa tapi raka belum juga ditemukan. ketika aku selesai melaksanakan solat duhur aku ingat dengan suatu tempat yang belum aku kunjungi. "Candi" aku belum mendatanginya. Aku merapikan mukena dan mengajak ibu dan yusuf yang sejak tadi telah selesai solat untuk menuju Candi tersebut.

Sesampainya di bangunan tua itu kami mendengar suara seseorang yang meronta kesakitan. Suara itu tak asing lagi di telinga kami. Dan benar saja saat yusuf melihat ke area belakang candi. Yusuf melihat raka. Tapi mulut raka bungkam tak bersuara matanya putih tanpa bola ia tak berkedip sekalipun. Urat uratnya terlihat dia area wajahnya saking pucatnya. Badan raka tergeletak di bawah pohon besar. Saat ku pegang tangan raka aku melihat sekelebat bayangan rohkencono mencekram raka dengan jari nya yang runcing. Aku berteriak sekencang mungkin. Ibu yang di sebelahku dan tahu langsung memeluku. Dekapanya seakan menenangkanku.

Suara gemuruh angin terdengar bersama suara isak tangis ku. Dedaunan berjatuhan seakan mengerti apa yang ku rasakan. Hentakan tanah terdengar bak langkah kaki raksasa. Dengan berjuta pengawal yang tak karuan bentuknya dari mulai perempuan bermuka hancur, anak anak kecil yang matanya hilang,serta sepasang nenek kakek berwajah pucat dengan perut bolong makhluk berbulu lebat bergigitaring yang pajang serta lidah panjang disertai air liur, itu menyeret tubuh raka dengan sebuah tali yang di ikat kan di lehernya. Walau raga nya diam membeku tapi sukmanya meronta terus berteriak dengan tangis menderu kencang. Lehernya tampak merah dengan luka lecet bahkan berdarah.

Aku tak sanggup dengan kenyataan ini. Aku langsung berlari memeluknya namun tak ada hasil raka tembus dalam dekapanku karna itu hanyalah sukmanya.

"BALEKNO RAKA!! APA PENGENMU MU MAKHLUK EDAN? ILMU SINT*NG?" (Kembalikan raka apa maumu makhluk gila ilmu gak guna.)

Ibu berteriak lantang meluapkan amarahnya.

"AKU BAKAL NGECULNO BOCAH IKI TAPI AKU BUTUH NYOWO, NYOWO KABEH WONG SENG NENG DESO IKI SUATU UTANG SENG KUDU DIBAYAR." (aku bakal melepas anak ini tapi akan mengambil nyawa semua orang yang ada didesa suatu hutang yang harus di bayar.) Ucap makhluk itu dengan suara mengelegar.

"Utang opo maneh bukane koe uwes ngilangke akeh nyowo ojo etok etok rak reti koe iki kabeh ulah mu kan?" (Hutang apa lagi bukanya kamu sudah menghilangkan banyak nyawa kamu jangan berpura pura ini semua perbuatanmu kan.) Balas yusuf.

Dengan mata bengisnya makhluk itu mengatakan

"Kadek mbiyek aku rak iso metu aku terus dikurung nang candi iki. Aku urung mateni manungso mau bengi malam kebangkitan ku aku baru bebas."( dari dulu aku tidak bisa keluar aku terus dikurung di candi ini aku belum pernah membunuh manusia dan malam tadi hari kebangkitanku setelah bertahun tahun.)

Kami semua tercengang dengan penjelasanya. Setelah menyelesaikan penjelasanya makhluk itu lenyap entah kemana membawa sukma raka. Ibu menggendong raga raka dengan derai airmata menuju rumah.

Kami telah sampai dirumah ibu membaringkan raga raka yang terbujur lemah dengan warna kulit putih pucat di sofa. Kami terus menangisi raka dan berdoa pada allah agar diberikan petujuk. Yusuf terus menyeka air mata yang keluar. Matahari mulai berendam di ujung laut. Semburat mega merah telah terlihat melengkapi langit yang memulai memudar. Senyap. Tak ada suara apapun. Aku Berbaring diatas ranjang memandang atap. Melamun merenungkan semua yang terlintas dalam benak kepala. Saat keheningan menyelimuti malam terdengar suara raka ia menggerung dalam kamarnya ia meronta seakan meminta tolong pada siapapun. Aku bergegas menuju kamarnya. Berusaha menenangkanya meski ku tak tahu apa yang terjadi dengan sukmanya. Gerakan Raka melonjak tanganya meraba semuanya ia seperti berusaha pergi dan lari. Air matanya keluar menetes membuat hati ku hancur seketika. Aku terus bersholawat menenenangkan. Tiba tiba terdengar suara gendingan jawa dengan alunan nada gamelan. Aku bertatap muka dengan ibu ku suara itu terdengar dari luar rumah. Saat suara itu muncul raka mulai tenang. Aku tak terlalu peduli dengan itu dan melanjutkan untuk beristirahat ke kamar.

Keramaian. bising ribuan orang seperti di dekatku. Membuat kepala ku pusing. Ditengah kerumunan orang ada seorang wanita mendekat semakin mendekat. Terlihat ia membawa clurit. Dan..... kepala ku menggelinding aku dapat melihat badanku berdiri tanpa kepala hanya leher yang penuh darah memuncar. Aku berteriak dan membuka mata tersadarkan dari mimpi aneh itu. Aku menuju ke ruang makan sarapan dilanjutkan mandi. Dan berangkat sekolah seperti biasa bersama yusuf.

Belum genap kami menginjakan kaki di sekolah kami telah di sambut dengan tujuh mayat digantung didepan gerbang sekolah. Perutnya bolong serta kedua matanya nampak hilang tertusuk penuh darah bahkan darahnya masih terus menetes. Bau busuk telah menyebar kemana mana. Diantara tujuh mayat tersebut ada satu mayat yang membuatku tercengang. Yaitu mayat Ki mukhti padahal kemarin kita masih bertatap muka. Mereka semua di evakuasi oleh warga. Pada awalnya aku dan semua warga berpikir ini karena roh kencono namun berdasarkan penjelasanya kemarin ia tidak melakukan ibu juga telah memberitahukan pada semua warga. Tapi siapa yang membunuh dan menghabisi nyawa mereka? sangat keji. saat itu aku tak melihat bayangan pembunuhanya seperti biasa.

Pembelajaran disekolah tetap di mulai semua murid harus memasuki ruangan kelas masing masing. Tapi tidak sampai disitu saat pelajaran matematika dan semua murid konsentrasi di balkon belakang yang berbatasan rumah warga terdengar teriakan. Sangat kencang. Kami semua langsung berbondong bondong melihat. Saat kami datang terlihat pak kus telah menjadi mayat dengan kondisi yang sangat mengenaskan perut nya sobek dan ada luka sanyatan di lehernya. Kami semua panik ketakutan di tengah tengah kepanikan yusuf menyarankan untuk melihat cctv. Saat tiba di ruang cctv dan melihat kejadianya ternyata dalang dari semua ini adalah.............

makasih sudah membaca gimana ceritanya? Tulis komen jika kalian suka dan jika ada saran silahkan ditulis dikolom komentar. Jangan lupa juga untuk vote and share ketemen temen kalian.
Tungguin kelanjutanya ya.......😊❤

IG : @khal_id

NANTANG URIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang