"Makanya, minum yang benar! Makan yang benar! Belajar memakan nasi! Jangan makan ikan dan tulangnya!"
"Iya, iya...." Dia cemberut lagi, tapi kali ini sambil memainkan sendok di dalam mangkuk. Tak lama, ia pun menyuapkan makanan ke dalam mulut. Wajahnya terlihat sangat jijik ketika menelan nasi bercampur ikan. "Sudah, nih."
"Lagi, dong! Masa hanya sekali! Memangnya kau kenyang apa!?" Aku patut berbangga hati ternyata gertakkanku ini membuatnya patuh dan menyendokkan lagi makanan ke dalam mulut. Masa bodoh dengan raut jijiknya itu, bagiku yang terpenting adalah ia terlihat normal sebelum kembali ke wujud kucingnya.
"Nuna, kau sudah punya anak sebelum kau menikah dan bersetubuh," ucap Jungkook.
"Heh, mulutmu, ya, Jungkook!" balasku.
"Habisnya... kau terlihat seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya. Anaknya patuh pula."
Sugar langsung menujukan pandangannya pada Jungkook. "Sugar akan patuh sama Nuna, kalau sama Jungjung Sugar tidak akan patuh! Jungjung tidak sayang Sugar!"
"Siapa yang kau panggil Jungjung!? Namaku Jungkook! Bukan Jungjung!"
Sugar tidak peduli dan melahap makanannya setengah hati, aku hanya terkikik geli melihat kedua pria yang sedang bersamaku ini. Sugar ini memang sangat kekanakan, Jungkook juga tak kalah kekanakan, tapi Sugar lebih menyerupai bocah kecil yang memang tidak tahu apa-apa, polos dan bodoh.
"Seandainya saja kau tahu kalau kakakku tidak sayang padamu," gumam Jungkook dan aku hanya tertawa menanggapinya, untunglah Sugar tidak mendengarnya.
"Nuna, Sugar sudah habiskan makanannya!" Dia tersenyum padaku. Senyumannya seperti kurung siku. (:])
"Wah, pintar sekali, ya...." Aku mengusap kepalanya gemas, memang pada dasarnya wajahnya selalu membuat gemas. Hanya saja aku terhalang oleh asumsi-asumsi buruk terhadapnya. "Kalau begitu, Sugar boleh tidur di dalam bersama Jungjung."
Jungkook jelas melotot mendengar namanya berubah. "Jungkook! Jungkook! Nuna, kau lebih memihaknya, ya!? Kenapa kau ikut-ikutan memanggilku Jungjung! Apa-apaan!?"
Aku hanya tertawa menanggapinya. Namun, Sugar berbeda, Sugar sama sekali tidak menggubris seperti sebelumnya. Mata Sugar kini berubah sedikit aneh. Tubuhnya menghadapku, tapi matanya tidak sepenuhnya lurus menatapku. Matanya seperti terfokus pada tembok yang ada di belakangku.
"Sugar tidak mau tidur sama Jungjung. Sugar mau tidur sama Nuna!"
"HEH! MAU KAU APAKAN KAKAKKU!?" Jungkook langsung pasang badan dan mendorong Sugar hingga tubuh makhluk itu terhuyung. Di luar dugaanku, ternyata Sugar justru memukul kuat tangan Jungkook sampai memerah. Jungkook meringis dan meliriknya tajam. "Apa yang kau lakukan, hah!?"
"Sugar mau tidur sama Nuna!" ulangnya masih dengan fokus yang sama. Dia tidak menggubris protes Jungkook. Mendadak aku merasa aneh dengan gelagatnya.
"Sugar, tidak boleh tidur sama Nuna. Sugar tidur sama Jungjung saja, ya?"
Sugar menggeleng. "Sugar tidak mau!"
"Aku juga tidak sudi tidur denganmu! Dengkuranmu besar sekali. Bikin sakit telinga!" sahut Jungkook sembari memegangi lengannya yang merah.
Jujur saja, melihat itu aku merasa ciut. Takut sekali dengan Sugar. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan dilakukan makhluk ini selanjutnya. Tenaganya sangat kuat, bahkan sangat gesit sulit dicegah.
"Sugar mau menjaga Nuna. Sugar akan diam dan tidak berisik."
Aku tidak bisa langsung memercayainya begitu saja. Namun, melihat tekad yang tergambar jelas di sepasang matanya, aku merasa dia sangat serius dengan kata-katanya. Sugar seperti menyimpan sesuatu karena sejak tadi matanya tidak fokus menatapku. Jadi, kulirik Jungkook dan adikku itu balas bertanya dengan bahasa isyarat. Aku menyuruh Jungkook juga ikut tidur di kamarku.
YOU ARE READING
CATNIP
FanfictionRate M [ ON GOING ] Tentang aku dan seorang laki-laki asing yang kutemukan tidur di atas ranjangku ketika aku baru saja pulang ke rumah. Siapakah lelaki itu? Apakah dia seorang maniak atau byuntae yang akan merugikanku di kemudian hari? AU! Fantasy...
5. Makan
Start from the beginning
