1. After 5 Years

865 33 0
                                    

"Gas, hari ini sekretaris barumu datang dan kamu bisa interview langsung," ucap Abimana pada Bagas saat sarapan bersama.

"Pa kenapa nggak Mbk Ulfa aja yang jadi sekretarisku, Papa aja yang pakai sekretaris baru itu," balas Bagas malas.

"Enak aja kamu ngomong, Papa sudah cocok dengan Ulfa Gas, dan Mama juga lebih suka sekretaris baru itu sama kamu. Kamu yang baik ya sama dia ya? dia itu anaknya sahabat Mama, Tante Tania yang dari Samarinda itu loh Gas, masak kamu lupa?" terang Marni dengan semangat.

"Lupalah Ma, kan sudah lama banget tuh, trus aku harus baikin dia gitu hanya gara-gara dia anak sahabat Mama? Nggak bisa gitu dong Ma, klo dia kerjanya buruk ya aku harus tegas!" balas Bagas tak mau kalah, gara-gara sekretaris lamanya resign karena akan melahirkan, dia harus segera mendapatkan sekretaris pengganti untuk menghandle semua pekerjaannya.

"Pokoknya Mama nggak mau tau kamu harus menerima sekretaris pilihan Mama itu titik. Kamu bakalan suka, anaknya cantik dan pastinya smart domg," puji Marni dengan mata berbinar, ia ingin rencananya kali ini berhasil.

"Tapi Ma?" sela Bagas, ia tahu benar jika mamanya memiliki keinginan tak akan ada yang bisa mengalahkannya.

"Papa dan Mama sudah memutuskan dia yang jadi sekretaris kamu. Dan kamu nggak perlu khawatir kecewa karena dedikasinya di perusahaan sebelumnya sangat bagus. Papa yang menarik dia ke perusahaan kita, jadi terima saja!" ucap Abimana tegas. Dengan lunglai Bagas hanya bisa pasrah. Ia habiskan sarapannya dengan segera, di pagi ini mood-nya harus rusak gara-gara sekretaris baru itu. Sial.

"Astaghfirullah." Bagas mengucap istighfar setelah mengumpat dalam hati, lalu ia raih tangan Marni dan menciumnya. Bagas bergegas pergi sebelum melihat kemesraan kedua orang tuanya. Tak jarang ia mendapati kedua orang tuanya sedang berciuman, kadang Bagas merasa iri dengan kemesraan mereka. Walaupun sudah tak muda lagi mereka masih saja seperti remaja yang sedang kasmaran. Justru Bagas kalah, diusianya yang ke 25 ia belum juga pernah sekalipun pacaran, pernah sekali jatuh cinta namun ia ditinggalkan begitu saja.

***

"Assalamulakum, permisi Pak Bagas, ini sekretaris baru Bapak, sudah datang." Ulfa sekretaris Abimana mengantarkan Nidya ke ruangan Bagas.

"Waalaikumusalam," balas Bagas lalu memutar kursi kebesarannya. Sejak sampai ke kantor mood-nya berubah. Ia menjadi tak bersemangat karena mengingat cinta masa lalunya yang kandas.

Ia tatap wanita mungil berjilbab di belakang Ulfa. Wanita itu tampak gugup. Bagas memicingkan mata, berpikir sejenak. Apa papa dan mamanya tidak salah memilihkan sekretaris berjilbab? Karyawan di perusahaan ini tidak ada satu pun yang mengenakan jilbab. Sekretaris Bagas sebelumnya juga sangat cantik, rapi, dan tentu saja smart. Bagas menjadi sedikit ragu dengan sekretaris pilihan orang tuanya tersebut.

"Pak, perkenalkan ini Nidya sekretaris Bapak yang baru," terang ulfa yang terdengar menggelegar. Bagas syok mendengar nama yang baru saja disebutkan oleh Ulfa. Apa Nidya yang Ulfa sebut adalah Nidya-nya? Bagas penasaran, lalu mendekat ke arah wanita itu. Seketika Ulfa menyingkir dari hadapan Bagas. Membiarkan pria itu menyeleksi sekretaris barunya.

Perlahan wajah Nidya terangkat. mata mereka seketika beradu. Sekian detik mereka hanya saling menatap. Deg..mereka sama-sama syok, apalagi Bagas yang tak pernah menyangka bisa bertemu dengan Nidya lagi. Nidya yang sekarang berpenampilan sangat berbeda. Wanita itu kini mengenakan jilbab. Menyadari suasana menjadi hening Bagas segera mengubah ekspresi wajahnya dengan mode datar dan dingin lagi seperti biasa.

Nidya yang masih syok pun segera turut tersadar. Tak pernah menyangka jika doanya untuk bisa bertemu dengan Bagas kembali setelah lima tahun berpisah bisa terkabul. Nidya tak mengerti perasaannya antara bahagia atau sedih karena yang dia khawatirkan Bagas sudah memiliki kekasih atau mungkin istri. Mengingat kesalahannya dulu Nidya ragu bila Bagas telah memaafkannya.

My Beloved Teacher (End)Where stories live. Discover now