||be your's damn||part. 1

2 0 0
                                    

Alvi duduk di halte depan gerbang sekolah matanya menatap satu persatu kendaraan yang berlalu lalang di hadapan nya berharap mang didi supir nya tidak lagi telat menjemput dirinya. Dan berakhir dia yang naik bus dan kepanasan didalam nya. ihh, membayangkannya saja membuat alvi ngeri.

"Kou belum pulang? " suara berat menyapa pendengaran alvi di antara hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang.
Alvi menatap seseorang yang membuat jantungnya berhenti berdetak beberapa detik.
'D-dia menyapaku' alvi membatin sambil meraup wajah nya sendiri dengan kedua tangan lentik nya. Mimpikah alvi? Berkhayalkan alvi?
"Kou baik baik saja" suara itu kembali terdengar seolah menyadarkan alvi bahwa dirinya benar benar tidak bermimpi. Dia pria populer di sekolah dengan tingkat kedinginan membuatnya terlihat cool.

"A-ku sedang menunggu jemputan" jawab alvi sedikit terbata, alvi memalingkan wajah meronanya tak kala pria di samping nya menatap lekat ke arahnya.

Drrrrt drrrt.

Ponsel alvi berderit di saku rok abu abu nya.

"Hallo, aku menunggu di halte sudah satu jam lalu kenapa mang didi tak kunjung menjemputku" keluhh alvi dengan nada kesal, membuat pria di sampingnya tersenyum melihat tingkah alvi yang menggemaskan, kaki di hentak-hentakan padahal lawan bicaranya takkan bisa melihat kekesalanya. Lucu bukan?.

"Maaf non, sebaiknya naik bus lagi, saya lagi jemput nyonya di bandara"

"Ya ampuun, mengapa tidak mengabariku lebih dahulu kan, alvi takkan kesemutan di halte"

"Maaf non, nyonya mendadak telepon dan harus menjemputnya"

"Baiklah sampaikan salamku pada bunda"

Tut tut

Alvi menutup teleponnya dengan raut bahagia membayangkan wajah relize-bundanya. Tadinya dia merasa kesal dengan mang didi yang tak kunjung menjemputnya, namun kemarahannya hilang begitu saja saat mendengar alasannya.

"Mau ku antar? "

Alvi tersadar ada makhluk tampan di sampingnya yang terlupakan keberadaannya.

" terimakasih tapi aku akan naik bus"

"Aku tidak menerima penolakan" alvi menjulingkan matanya selain dia tampan dia juga pemaksa.

"Mengapa kou bertanya jika ujungnya tak menerima penolakan? " tanya alvi kesal, pria itu hanya menatapnya sekilas lalu menuntunnya kearah di mana mobil lambhorgini warna merah metalik terparki cantik di depan gerbang sekolah, alvi merasa nervous jika harus seperti ini, alvi bukan tak mau di antar pulang oleh pangeran sekolah namun jantungnya terasa mau copot jika harus terus berdekatan dengannya.

"Aku menolak ajakan mu. Maaf" alvi menghentikan langkahnya dan menarik tangan dari genggaman pria itu. Lalu berlari ke arah taksi yang berhasil di berhentikan.

Aksa futra gunawan menatap punggung gadis yang menolak ajakannya, hatinya merasa tersentil dengan penolakan gadis itu, karena ini kali pertama dirinya di tolak seorang gadis. Apakah pesona nya tidak mempan bagi gadis itu? Atau memang gadis itu yang buta? Ah, entahlah. Aksa hanya menyeringai kecil dengan sejuta ide terlintas di otak berliannya itu.

💫💫💫💫

"Ayahh..." alvi berteriak saat kakinya memasuki gerbang yang kokoh. Dirinya sudah tak sabar ingin bertemu dengan kedua orang tuanya yang notabenenya billionare yang memang jarang sekali berada di rumah, mereka sering melakukan perjalan bisnis dan meninggalkan alvi seorang diri.

"Hy, princess" reyhan raffsanjani memeluk putri kesayangan nya sambil mecium gemas puncak kepala putrinya.

"Ayah, alvi kangen" gumam alvi sambil mengeratkan pelukannya.
Reyhan terkekeh lalu mengacak rambut putrinya dengan gemas.

"Hmm. Jadi sekarang bunda terlupakan nih" goda relize sambil tersenyum geli melihat putrinya yang sangat manja pada ayah nya.

"No bunda, aku juga sangat merindukanmu" kini pelukan alvi berhambur pada relize yang menyambutnya dengan hangat, sungguh alvi benar benar gadis beruntung dengan keluarga yang sangat peduli dan menyayanginya.

"Ayah, alvi pengen bawa mobil sendiri" rajuknya saat mereka duduk santai di ruang keluarga.

"Tidak sayang, biar mang didi yang antar jemput, mamah khawatir sama kamu" relize dengan cepat menyanggah keinginan putrinya, karena suaminya bakalan meng'iya'kan semua keinginan alvi.

"Tapi kan mah, mang didi sering sibuk dengan perintah ayah, alvi gak mau kalau harus naik bus terus"

"Ya sudah sayang, sebentar lagi mobilmu datang" alvi membulatkan matanya tak kala sang ayah menuruti permintaan yang sangat tidak boleh jika kemarin kemarin memintanya.

"Yah, alvi masih kecil mamah khawatir dengan nya pah" kesal relize karena suaminya memang benar menuruti kemauannya.

"No problem honey, alvi sudah besar" rayhan mengelus rambut istrinya sambil tersenyum.

"Iya mah jangan khawatir alvi pasti jaga diri baik baik kok, mamah lupa kalau alvi bisa memainkan semua senjata"

Meskipun alvi masih termasuk gadis belia namun dirinya sudah mahir dalam berbagai bela diri dan memainkan senjata, dia sangat terlatih berkat ayahnya yang begitu semangat mengajari putrinya dalam segala hal, reyhan membekali futrinya untuk berjaga jaga karena dirinya billionare tak sedikit orang yang memusuhinya.

"Yeayy, ayahh thankyou so much, i like this a car" teriak alvi kegirangan sambil duduk di depan kemudi. Lambhorgini putih dengan desain khusus di dalam nya karena alvi menyukai IT maka rayhan melengkapi mobil itu dengan layar sebesar ponsel yang bisa di gunakan untuk melacak seseorang bahkan meng hacker dari layar itu, dan juga gps sudah terpasang dan terhubung langsung dengan ponsel rayhan, dia sangat melengkapi mobil itu karena takut terjadi sesuatu pada futrinya.

Ini cerita pertamaku ya, mohon maaf jika gak nyambung😁.
Tinggalkan vote&comment nya ya.
Thanks for like guys

TBC

Be your's damnWhere stories live. Discover now