📷 seventh

304 30 39
                                    

🏡 Kim Mansion

"Terima kasih Yifan.. kau sudah ke dua kali nya membantu Junmyeon...",
Minseok menyodorkan segelas cappuccino kepada Yifan.

"Maaf Minseok,seharusnya aku juga minta maaf karena..aku sungguh tidak tahu keadaan Junmyeon tadi...kalau saja... aku tahu dia sakit,aku tidak akan mengajari nya bermain basket...",
Yifan dengan canggung meneguk cappuccino nya.

"Tak apa..aku tahu sifat Joon,pasti tadi dia yg awalnya ingin bermain kan?"

"Aahh..itu..nggg..."
Yifan mengusap tengkuknya.

Minseok terkekeh pelan,
"Maaf..jadi merepotkan mu kembali..."

"Tidak apa-apa...tadi aku benar-benar kaget harus bagaimana...aku..hanya terpikir langsung menghubungi Luhan."

"It's fine...aku tadi sudah menyuruh driver untuk mengambil mobil Junmyeon..jangan khawatir Fan..."

Yifan mengangguk pelan.
Sungguh jantungnya masih berdetak kencang. Tubuh Junmyeon yg dingin masih terasa dalam dekapan nya.

"Min, besok kau harus temui Hongbin dan beri dia pelajaran!"
Luhan yg baru keluar dari kamar Joon, meluapkan amarahnya.

"Tenang dulu Ge...",
Yixing mengekor dari belakang.

"Ada apa ini sebenarnya?"
Minseok terheran melihat sikap kekasihnya.

"Yixing bilang sebelumnya Joon sudah datang ke rumah sakit, ia cerita memar di tangan nya akibat ulah Hongbin..bagaimana aku tidak marah??!"

"Han,tenanglah dulu..aku janji, besok akan bicara dengan Hongbin...hmm?"
Minseok mengusap punggung Luhan.

"Arrasseo..."

Setelah amarah Luhan reda. Luhan mengenalkan Yixing pada Yifan. Mereka berbagi cerita, sampai Yifan akhirnya mengetahui info tentang Hongbin yg menjadi bahan perdebatan Luhan sebelumnya. Yifan sedikit larut dalam emosi, saat mendengar cerita tentang siapa sosok Hongbin, dan berharap Junmyeon tidak terluka lebih jauh lagi.

Sebelum pamit pulang, Yifan menyempatkan diri untuk melihat kondisi Junmyeon.

Saat Yifan masuk ke kamar Joon, Bibi Jung sedang merapikan baskom dan handuk yg sebelumnya digunakan untuk membasuh wajah Junmyeon.
Sementara ada Byul,yg terlihat asyik bermain di sudut kamar Joon,dengan bola mungilnya.

"Ahh..silahkan Tuan..saya sudah hampir selesai membereskan.."

"Tidak apa Bi..aku hanya sebentar ingin melihat Joon, sebelum pulang."

"Terima kasih Tuan sudah membantu Tuan Muda Joon.."

"Ohh...ya,Bi..sama-sama.."

Yifan perlahan mendekat ke arah Junmyeon terbaring. Selang infus terpasang di tangan kiri Junmyeon. Nafas nya terdengar pelan,namun sudah teratur. Yifan memberanikan diri membelai pipi kanan Joon, walau hanya sesaat. Menatapnya dengan sedih.

"Kasihan Tuan muda...entah sampai kapan dia terus bersedih..dan sering sakit seperti ini...andai ada seseorang yg benar-benar tulus bisa membahagiakan nya..."

Yifan tersenyum kecil.

"Oh,maaf..bicara apa aku ini..maafkan saya Tuan!"
Bibi Jung membungkuk kan badan nya.

"Ahh..tidak apa Bi..."

"Tuan, saya pamit dulu ya...terima kasih sekali lagi.."

"Baik Bi..istirahatlah..."

Bibi Jung tersenyum, seraya melangkah keluar dari kamar Junmyeon. Di ikuti Byul,menyusul dengan bola mungil nya.

"Suho...jangan bersedih lagi...cepatlah pulih kembali...aku janji, akan membahagiakan mu..."
Tangan kanan Joon masih terasa dingin saat Yifan mengusapnya.

The PhotographWhere stories live. Discover now