"Haechan-ah?", tanya Jaemin yang kemudian hanya dibalas senyuman secerah mentari dari lelaki gembil tersebut.

"Haechan-ah?", tanya Jaemin yang kemudian hanya dibalas senyuman secerah mentari dari lelaki gembil tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno menggeram sambil mencekik leher dokter Kang dan memojokkannya di dinding. Emosinya mulai memuncak, namun dia tidak bisa menghajar sang dokter begitu saja. Maka dari itu, Jeno hanya meninju tembok di sebelahnya hingga tangannya mulai membiru.

BUG!

"Sialan! Kau ingin membuatku mematahkan lehermu hah?!", teriaknya murka. Dokter Kang hanya diam tanpa bisa melawan.

"Hyung, sudah! Jangan menyalahkan dokter Kang!", lerai Chenle.

"Diam!", bentak Jeno. Seketika Chenle pun bungkam. "Aku paling tidak suka jika ada orang yang membuat lelucon seperti ini! Cepat katakan! Kenapa kondisi adikku bisa menurun?!", hardiknya lagi.

"Ugh... M-maafkan aku, T-tuan Jeno...", jawab dokter Kang dengan susah payah. Jeno pun hanya menggeram dan kemudian melepaskan cengkeramannya di leher sang dokter.

"Aku mempekerjakanmu untuk memantau kondisi Jisung dan merawatnya sebaik mungkin! Jika sampai kau teledor lagi, maka katakan selamat tinggal pada dunia ini, termasuk seluruh keluargamu!", kata Jeno mengancam.

"Hyung, jangan begitu! Yang penting kondisi Jisung sudah stabil saat ini...", sela Chenle kembali.

"Cukup, Chenle-ya! Jangan melewati batasanmu! Karena jika sampai hal itu terjadi, maka aku tidak akan segan-segan untuk menyingkirkanmu juga", ucap Jeno tegas. Dia pun pergi dari ruangan tersebut untuk menjernihkan pikirannya yang tadi sempat kacau karena mendengar kabar bahwa kondisi Jisung sempat memburuk.

Chenle hanya menghela napas sebelum menutup pintu kamar tersebut dengan rapat.

"Huft... Aku benar-benar takut kalau Jeno-hyung sedang marah", ucap Chenle yang tersenyum kecut sambil mengelus dadanya pelan. Sedangkan dokter Kang hanya membenarkan kerah pakaiannya yang berantakan. Setelahnya, terdengar kekehan kecil tak jauh dari mereka berdua.

"Ya... Begitulah hyung-ku, sayang". Seketika suara bariton yang serak dan dalam itu berhasil membuat Chenle cemberut.

"Jangan menggodaku di saat-saat seperti ini, Jisung-ah! Aku hampir saja mati berdiri jika Jeno-hyung sampai menghabisi dokter Kang...", ucap Chenle. "Dokter, maafkan aku. Karenaku kau harus terlibat dalam sandiwara ini", lanjutnya kemudian. Sang dokter hanya menggeleng pelan dan tersenyum tulus.

"Tidak masalah, Tuan Muda Chenle. Aku tahu ini demi kebaikan kita semua", jawab sang dokter. "Nah, sekarang biarkan aku memeriksa Tuan Muda Jisung terlebih dahulu".

Dokter Kang mulai mengambil peralatan medisnya dan memeriksa kondisi Jisung. Ya, lelaki jangkung itu memang sudah siuman.

"Kau berhutang padaku, Chenle-ya. Karena aku bangun di waktu yang tepat", kata Jisung. Chenle hanya menyilangkan tangannya di dada.

"Ya... Ya... Untunglah kau bangun tepat waktu. Kalau tidak, mungkin aku sudah mencabut alat bantu pernapasanmu! Dan apa-apaan itu? Kau memanggilku tanpa embel-embel hyung?", sarkas Chenle.

"Hei... Hei... Kejam sekali kau pada kekasihmu sendiri! Aku baru saja selamat dari maut dan kau malah sesarkas ini kepadaku?". Jisung mendengus geli. Chenle hanya diam sambil merotasikan bola matanya. Sedangkan sang dokter hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku sepasang anak muda di hadapannya itu.

'Semoga kau berhasil, Haechan-hyung...'

Mark tertegun saat mobilnya baru saja melewati pintu gerbang yang terbuka secara otomatis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mark tertegun saat mobilnya baru saja melewati pintu gerbang yang terbuka secara otomatis. Tampaklah halaman luas dan sebuah rumah yang berdiri kokoh di hadapannya. Meskipun rumah ini tidak sebesar mansion milik Tuan-nya, namun cukup besar dan mewah untuk ukuran sebuah rumah. Mark turun dari mobil dan disambut oleh beberapa pelayan pria dan wanita.

"Ah, apakah Anda Tuan Mark Lee?", tanya seorang pelayan wanita paruh baya kepadanya. Mark yang terkejut pun hanya bisa mengangguk kaku.

"Ya. Kau mengenalku?", tanya Mark yang membuat pelayan wanita itu hanya tersenyum kecil.

"Sesuai perintah, kami telah menunggu kedatangan Anda. Silakan ikuti kami", katanya sopan. Mark pun mengikuti pelayan itu dalam diam, namun tidak sedikitpun mengurangi kewaspadaannya. Sampailah mereka di lantai dua bangunan tersebut.

"Saya akan menunjukkan siapa pemilik kamar ini. Namun, saat ini dia sedang beristirahat. Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut kepada saya, maka lebih baik Anda mengecilkan volume sudara Anda", ucap sang pelayan yang kemudian diangguki oleh Mark.

Pintu berderit dengan perlahan dan tampaklah bagian dalam dari ruangan tersebut. Mark dapat melihat ada seseorang yang tengah tertidur pulas di atas ranjang yang berada di tengah ruangan. Lelaki beralis camar itu memicingkan matanya dan berakhir terkejut bukan main. Sang pelayan pun kembali menutup pintu sebelum Mark mulai menyeretnya menjauh.

.
.
.
TBC

Happy birthday, uri Jisungie~ 🎊🎉Aku update karena ada waktu luang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy birthday, uri Jisungie~ 🎊🎉
Aku update karena ada waktu luang. Hehhe... So, jangan lupa tinggalkan voment kalian ya~

Nay 💚💚
5 Februari, 2020

PSYCHO ||NoMin|| ✔️Where stories live. Discover now