PART 1⃣

337K 6.7K 66
                                    

#Karin POV

Aku berlari saat di beritahu oleh mama kalo kakek kesayangan ku masuk rumah sakit, aku berlari seakan-akan takut kehilangan.

"Bruukk....." bunyi saat aku menabrak orang didepanku, tiba-tiba orang yang tadi aku tabrak ikut mensejajarkan tubuhnya denganku.  Aku belom berani menatap siapa orang yang aku tabrak atas kecerobohan diriku.

Mampus gue, fix ini salah gue. grutuku dalam hati.

"Kamu gak apa-apa kan nona?" Tanyanya padaku.

"Eh...i...iya gak papa, maaf yaa" kataku saat melihat wajahnya yang sedang tersenyum.

"Anjrit ini manusia beneran? Ko ganteng abis senyumnya mengalihkan dunia gue" ujarku dalam hati sambil menatapnya tanpa berkedip.

Setelah mengetahui bahwa aku gak papa dan terlihat baik-baik saja. Atau ini bisa dikatakan lebih dari kata 'baik', dia membantuku berdiri tapi tetep mata gak jauh-jauh memandangi ciptaan tuhan yang satu ini.

" makasih, sekali lagi makasih ya" kataku memecahkan lamunanku, sebenarnya agak gak rela menyudahkan pertemuan dengan cowok ganteng kayak gini, tapi yaudahlah kakek kesayanganku sudah menungguku.

"Iya sama-sama, gak papa. Nama kamu siapa?" Tanyanya tanpa melepas senyum gulalinya.

"Nama gue karin, oh ya udah dulu ya kakek gue nungguin. Btw makasih sekali lagi" kataku sambil tersenyum.

" oh iya karin, iya sama-sama. Kalo gitu hati-hati ya jangan nabrak orang lagi hehe " katanya ketawa renyah sambil meninggalkanku.

Aku hanya menjawab dengan senyuman dan berjalan ke kamar kakek.

*kamar*

"Hai kakek, rina dateng " kataku saat sampai di kamar kakek dan mendekati kakek untuk memeluk kakekku satu ini.

Nama panggilan keluargaku padaku sejak kecil adalah rina, entah apa maksudnya tapi aku sudah terbiasa dengan itu.

Kelihatannya kakek sehat. Dewi dalam hatiku berbicara bahwa iya baik-baik saja.

"Cucu kasayangan kakek datang, kamu sudah makan?" Tanyanya.

" Udah kek, kakek mau sampaikan apa ke rina? Kata bunda ada yang mau kakek sampaikan ke rina? rina penasaran kek" ujarku panjang lebar, ya aku begini karna bunda .

Bunda yang membuatku penasaran setengah mati, bahwa kata bunda ini sangat sekali penting.

" Apa kamu benar penasaran?" Tanyanya sambil tersenyum karena melihatku menampilkan wajah ala-ala kucing gitu.

Dan jawaban ku hanya anggukan tanda 'iya' , menyiapkan kupingku secara lebar-lebar.

"Giniloh rin, cucu kesayangan kakek. Umur kakekkan sudah sangat tua, dan kamu adalah cucu kakek satu-satunya . Kakek ingin melihat kamu menikah dan merasakan punya cicit dari cucu kesayangan kakek. Apalagi umur kamu sudah tidak muda, dan rencananya kakek ingin menjodohkan kamu dengan seorang dokter.dia baik dan bertanggung jawab, sepertinya bisa bahagiain cucu kesayangan kakek"katanya.

Responku hanya diam dan tidak menjawab apa-apa, aku bingung, aku kaget, aku paling males kalo udah membicarakan soal calon pacar/suami. Ya memang umurku sudah memasuki 25 tapi kan aku belum ingin menikah, karirku belum sukses.

"Apa kamu keberatan?" tanyanya terlihat agak kecewa saat melihat mimik mukaku yang terlihat tidak terima.

Ya memang aku harus menikah, tapi dengan pilihan ku . Tapi saat aku melihat raut wajah kakek kesayanganku agak kecewa aku menggeser keegoisanku. Ya apa aku harus terima?

"Rina mau aja kek, tapi kalo rina gak cocok gimana ke. Kakek mau cucu kesayangan kakek gak bahagia?" Kataku saat terdiam cukup lama.

" Tidaklah. Kalo soal itu tidak masalah, itu hak kamu. Dengan kamu bersedia untuk mengikuti Perjodohan ini tidak masalah, cocok atau tidaknya itu hak kamu. Yang penting kamu sudah mau dan mencoba menuruti mau kakekmu ini." Ujarnya sambil memberi senyum pepsoden.

"Baiklah kek, rina mau ko kek. asal kakek seneng . Rina ikutin mau kakek" kataku dengan senyum terpaksa dan memeluk kakek kesayanganku.

"Makasih ya, rina emang cucu kesayangan kakek yang cantik" katanya sambil balik memelukku dengan senyuman.

Yaaa aku sudah 25 dan harus berumah tangga, aku juga ingin kakekku bahagia. Dan mengesampingkan keegoisanku demi kakek. Langkah selanjutnya tinggal aku ikuti mau kakek selanjutnya, gerutuku dalam hati.

⬇️⬇️⬇️⬇️

#Kevin POV

Kevin melangkah menelusuri lorong rumah sakit, pikirannya terpecah mengingat perkataan mamanya yang mengatakan bahwa iya akan di jodoh kan dengan cucu sahabat kakeknya.

"Kurang tampan apa sih gue sampe gw di jodohin" grutunya.

"Bruukk....." bunyi saat aku menabrak seorang wanita cantik. Mata kevin masih menatap wanita yang kelihatanya tidak berani menatapnya karna merasa bersalah.

"Kamu gak apa-apa kan nona?" Tanyaku pada wanita cantik yang masih dengan posisi duduknya.

"Eh...i...iya gak papa, maaf yaa" katanya berani menatapku dengan permintaan maaf dan ku balas dengan senyuman tampanku (sambil TPTP)

Setelah mengetahui bahwa wanita itu tidak papa, aku membantunya berdiri tapi dia menatapku tanpa berhenti.

iya kan? Siapa yang gak kena pesona gue coba. Ini cewek aje kayak memuja gue hehe. kataku dalam hati.

" makasih, sekali lagi makasih yaa" katanya memecahkan lamunan.

"Iya sama-sama, gak papa. Nama kamu siapa?" Tanyaku tanpa melepaskan senyum halilintarku.

"Nama gue karin, oh ya udah dulu ya kakek gue nungguin. Btw makasih sekali lagi" katanya sambil tersenyum.

" oh iya karin, iya sama-sama. Kalo gitu hati-hati ya jangan nabrak orang lagi hehe " kataku sambil tertawa dan langsung berjalan meninggalkannya.

Part demi part lagi mimin perbaikin/revisi yaaa, biar terlihat part gak terlalu banyak dan keliatan kesalahan dikit demi dikit diperbaiki. Jadi sabar yaaaaa untuk yang lagi read "dokter kevin akan kembali hehe".

My Love Dokter ESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang