Sang koruptor bag 1

10.4K 56 19
                                    

Namaku Trio, aku lahir dari keluarga birokrat, sejak kecil aku dididik oleh orang tuaku untuk dipersiapkan menjadi pejabat negara  di masa depan, sejak aku Tk hingga saat ini aku sudah lulus dari S2 australia, semua adalah sekolah terbaik.  Sungguh besar hutang budiku pada orang tuaku. Kini setelah sudah memegang title S2 luar negeri aku masuk di salah satu instansi pemerintah di Jakarta, atas pengaruh orang tuaku juga karena memang kemampuanku dalam  melobi juga menata management instansi itu maka karierku meroket hingga aku Cuma membutuhkan waktu 2 tahun sudah menjadi orang  ke 4 dari jabatan tertinggi diinstansi tersebut.

Aku mulai tertarik akan suatu proyek besar dilingkungan pusat executive, Nilai proyek tersebut mencapai hingga 160 Milyard rupiah, sungguh menggiurkan untuk aku tangani meskipun hanya sebatas menyiapkan investor asing juga kontraktor pelaksana, mengingat sekolahku lama di Australia juga Link yang sudah aku bentuk dimana aku sangat dekat dengan group penguasa pengambil keputusan.  Segera aku buat semacam proyeksi dan  scheadulle  planning untuk memuluskan ambisiku dan semua itu tanpa sepengetahuan  orang tuaku, aku ingin membuktikan pada mereka bahwa aku Cuma butuh 3 tahun  dari aku lulus S2 aku mampu mendapatkan uang  5 milyard rupiah.  Aku mulai mendekati tim pembuat anggaran proyek , tim evaluasi dan tim pemantau proyek tersebut. Dengan kemampuanku mempresentasikan kolegaku  dari Australi  yang siap menjadi investor di proyek tersebut dan  perusahaan kontraktor dari Singapore milik ayah temanku kuliahku.  Dengan didukung performance kedua kolegaku yang memang termasuk perusahaan bonafite aku semakin dipercaya oleh para pendukung proyek ini, hingga finalnya  kolegaku berhasil secara legal menjadi investor dan kkontraktor pelaksana kerja.

Atas keberhasilan itu aku memperoleh fee pribadi sekitar 4, 6 Milyard dan tim yang lain juga diberi secara proposional dan yang pasti semua menjadi semakin kaya.  Untuk pencairan fee pun aku ambil tunai di Australia biar aman dari tim pemantau.  Semua berjalan lancer dan aku semakin percaya diri bahwa aku mampu mencetak uang dari posisiku juga keenceran otaku.    Sepulang dari Australlia aku membeli sebuah apartement  dan mobil Jaguar untuk price list ku dalam melobi orang orang kuat. Sungguh prestasiku membuat orang disekitarku kagum, usiaku masih 30an tapi mampu menjadi orang hebat dan mempunyai kolega yang kuat.

Namun  rupanya tingkah lakuku sejak aku masuk ke ring 3 hingga ring 1 di pemutus proyek itu telah mengundang kecurigaan tim pemantau, tanpa aku sadari mereka telah membentuk tim rahasia untuk memantauku hingga final pencairan fee di Australia. Mereka sangat professional dan rapi, apalagi mereka menghadapi seorang anak muda yang baru mengenal dunia lobi dan proyek, sangat mudah buat mereka menghadapinya.  Aku dibiarkan hingga menikmati kemewahan itu hingga 6 bulan, dan ketika aku sudah asyik melobi linkku untuk proyek jalan tol senilai 90 Milyard rupanya tim pemantau menyiapkan stetmen untuk menghancurkan jaringanku dan melemahkan pengaruhku, ada pernyataan  resmi dari tim pemantau bahwa besar terjadi indikasi korupsi  diproyek yang kemaren aku mediasi  tiba tiba muncul di TV swasta sore itu,…aku saat di apartement kaget setengah mati melihatnya di TV, dunia seakan gelap dan musna…mirip kiamat datang. Tanpa pikir panjang lagi segera aku mengambil uang tunai di brankasku disitu memang aku letakan uang tunai hamper 1 M dalam bentuk dollas USA, baju seperlunya dan Cuma sekiat 20 menit dari berita di TV itu muncul aku sudah di taxi, meluncur ke rumah temanku, dia wanita teman sma ku, Cuma dia yg bisa kupercaya saat ini.

Sesampainya dirumah temanku ( kebetulan dia  rumah sendiri dan dipinggiran Jakarta ), “ shela….tolong aku, aku kena musibah..” pintaku sambil cepat cepat masuk rumahnya.

“emang kenapa Trio kok kamu kayak ketakutan begitu?” tanyanya…, segera aku ceritakan semuanya dan dia cukup terkejut,….” Trio kalau sampai polisi mencarimu maka kamu terpaksa harus pergi dari sini, karena …..bila kamu disini maka akupun kena sanksi hokum” pinta shela ketakutan juga.  “ jadi bagaimana yah..” tanyaku  sambil meneteskan air mata….aku menyesal melakukan semua itu tanpa berunding dengan orang tuaku, andaikan waktu bisa aku balikkan.

Sang koruptorWhere stories live. Discover now