"Bagaimana kau dapat mengganti biaya baju hendery yang kau kotori itu. Heh?" tanya jeongin meremehkan.

"Kau harus melakukan 10 perkerjaan paruh waktu untuk bisa membayarkan?" tanya Felix.

"Apa? Paruh waktu?" chenle dan jeongin tertawa.

Beruntung seorang guru lewat dan meminta mereka tidak menganggu jaemin dan kembali ketempat duduknya.

Hanya felix yang tidak beranjak, dia duduk di depan jaemin.

Jeongin duduk dua meja di depan renjun. Sedangkan, chenle duduk di sebelah kanan jeongin. Tepat membelakangi jaemin.

Guru itu pergi.

Chenle duduk menyampingi. Tepat apa yang muncul bayangan saat di perpustakaan tadi.

Mereka bertiga seperti sudah merencanakan sesuatu.

"Suasana disini mengisyaratkan seperti akan terjadi sesuatu yang besar" kata jisung bersemangat, menyiapkan merekam ponselnya.

Felix mengangkat alis, memberikan kode dengan senyuman jahilnya. Chenle menjawabnya dengan tertawa kecut.
Lalu chenle menatap jeongin yang tersenyum penuh maksud. Jeongin melihat kearah felix. Felix mengangguk sepertinya semuanya sudah bersiap.

Renjun mendorong nampan makanannya yang masih penuh makanan dan mengambil nampan jisung yang sudah kosong. Jisung menatapnya penuh tanya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Sudah kubilang, aku akan mengecah kemalangan" Jawab renjun tegas.

Felix menggeser nampannya dan meletakkan kedua lengannya keatas meja.

"Jaemin, apa makanannya enak?" tanyanya masih mengunyah permen karet didalam mulut.

Dia menarik nampan makan milik jaemin. Jaemin menariknya kembali dengan kedua tangannya.

Renjun mengingat lagi apa yang pernah dilihatnya. Kakinya chenle yang menyebabkan jaemin terjatuh dan terakhir menumpahkan kuah padanya dan juga jaemin.

Renjun sudah bersiap-siap ditempatkan.

"Aku bertanya padamu, kau harus menjawabku" kata Felix, dia menggeser nampan jaemin dengan kasar.

Jaemin tidak mau berurusan dengan mereka bertiga. Dia mengambil nampan makanya dan berdiri.

Melihat itu renjun juga berdiri berserta nampan kosong milik jisung.

"Kau mau kemana?" tanya Felix pada jaemin.

"Hei"

Jaemin berjalan kearah chenle duduk, jaemin tidak boleh berjalan di sisi kanan agar chenle tidak bisa membuatnya terjatuh.

Renjun berlari mengejar dan mendorong bahu jaemin kesamping kiri. Jeongin yang melihat jaemin ada di dekatnya langsung mengulurkan kakinya. Sialnya bukan kaki jaemin yang dikenainya melainkan kaki renjun.

Renjun tersandung dan terjatuh melemparkan nampannya, jaemin yang tadi di dorong renjun pun kehilangan keseimbangan membuat chenle memiliki kesempatan untuk melancarkan kaki.

Jaemin mengalami hal yang sama dengan renjun, dia jatuh tepat disamping renjun.

Renjun melihat kuah kari terbang diatasnya dan sedetik kemudian tersiram dibajunya dan jaemin.

Suana kantin mendadak heboh semua berkerumun.

"Lihat mereka" teriak hyunjin

"Lihat mereka di lantai"

"Rekam"

"Sudah"

"Terus merekam"

Itu geng seme paling berisik dikelasnya, hyunjin, changmin, dan minho.

Mereka bertiga merekam dengan ponsel masing-masing.

"Jaemin yang malang, bagaimana bisa dia kembali sekolah jika seperti ini?" tanya changmin meledek dengan terus merekam.

Yang lain pun sama, merekam dengan mengatakan komentar-komentar yang dijuluki untuk murid beasiswa. Jaemin.

Sedang asiknya merekam, seorang mengambil ponsel di tangannya changmin.

"Siapa yang mengambil ponselku?" tanya changmin dengan geram berbalik badan. Lalu terdiam.

"Siapa?" hyunjin

"Hendery" jawab minho

Ketiganya langsung muncul.

Hendery melempar ponsel itu ketembok.
Hingga pecah.

Jisung memegang ponselnya dengan gemetar. Namun tetap meneruskan merekam kejadian itu.

"Kalian sudah gila?" tanya hendery

Tidak ada satupun yang menjawab.

Hendery berjalan kearah renjun, menggulurkan tangannya.

--------

Guru sedang menjelaskan materi pelajaran lagi. Renjun sibuk mencoret-coret bukunya. Dia terus memikirkan apa yang terjadi padanya.

Dia merasa ada yang memperhatikan. Renjun menoleh, hendery yang duduk dibangku paling belakang di barisan sampingnya langsung mengalihkan pandangannya dari renjun.

Sang guru memberikan pertanyaan pada siswa. Beberapa mencoba menjawab tapi lebih banyak jawaban ngawur yang di utarakan.

"Padahal mark dari kelas setelah langsung bisa menjawab" kata sang guru.

Apa aku hilang ingatan karena bisa melihat masa depan? 

Renjun seperti pendapat pencerahan, dia hilang ingatan, lalu berhalusinasi dari masa depan.

Sulit dipercaya aku bisa melihat masa depan!

Renjun sangat terkejut menyadari kenyataan ini, dia menggebrak mejanya dan berdiri takjub.

"Ya, renjun?" kata sang guru mempersilahkan untuk bisa menjawab

"Apa?" tanyanya pelan, dia melihat sekeliling. Teman-temannya juga menatapnya menunggu jawaban yang akan dia berikan.

"Bolehkah aku pergi ke ruang perawatan?" tanya renjun memegang dadanya. dia berpura-pura sakit. Sebenarnya tidak sakit.

Suasana kelas menjadi ramai.

"Ah ya silahkan" kata gurunya yang sudah tahu kondisi jantung renjun.

"Ayolah, kukira dia kan menjawab pertanyaan" keluh yang lain. Renjun hanya tersenyum lebar dan keluar kelas.

Renjun menutup pintu kelasnya kembali dengan perlahan setelah keluar. Dan berjalan di lorong. Lalu berhenti.

"Tunggu, bagaimana aku bisa melihat masa depan?"

Dia meletakkan ujung jari telunjuk dan jari tengahnya kedua pelipisnya dan beteriak.

"Tunjukkan padaku"

Tidak terjadi apapun.

"Aisshhhh bukan seperti ini" kesalnya. "Baiklah, aku akan memusatkan pikiranku"

Dia menempelkan kedua telapak tangannya dan meletakkan di depan dada. Memejamkan mata dan berusaha fokus.

"Baiklah, bukan itu juga" kata renjun gagal

Lalu tiba-tiba dia membentuk kuda-kuda, menarik kedua tangannya keatas dan beteriak kencang.

"Tunjukkan aku masa depan!"

Ah tidak terjadi apapun.

"Bagaimana caraku melihat masa depan?" rengeknya dengan kesal. Dia memang ingin melihat masa depan yang dibayangkan saat di perpustakaan tadi.

---------

Extraordinary You (Noren)Where stories live. Discover now