I❤U, Soomat

852 103 103
                                    

Selamat Membaca😘

💜💜💜

Siang itu nampak seorang wanita paruh baya kerepotan menyeret anak gadisnya yang bongsor kebangetan.

Ditambah lagi si anak gadis yang terus meronta seperti akan dipaksa kawin dengan saudagar renta beristri lima.

"Buk, aku ndak mau dipaksa-paksa gini to?" ucap si gadis ayu menolak ajakan ibunya dibawa ke puskesmas setempat.

Pasalnya si anak gadis naik sepeda onthel secara ugal-ugalan lalu masuk selokan yang baru saja diperlebar oleh warga guna mengalirkan air hujan supaya desanya tidak terkena banjir.

"Trus mau ngapain? itu badanmu sampai babak belur gitu kok ga mau berobat"

"Buk, ini luka cuma baret aja to Buk, kenapa harus dibawa ke puskesmas?"

"Ibuk cuma takut kamu kena tetanus Yeoli! Sama sekalian benerin kelakuan kamu, perempuan kok naik sepeda aja ugal-ugalan"

"Mana ada di puskesmas dokter yang bisa nyembuhin perilaku?" protes Yoeli, si anak gadis ayu ga mau kalah dari ibunya.

"Siapa tahu ada to" Ibunya pun lebih tak terkalahkan.

Setelah mendapatkan nomor antrian, Yeoli dan ibunya pun duduk dengan sabar.

"Heran ya Nduk, kenapa pasien perempuan semua ini lho, mana dandan menor- menor, mereka ini mau berobat apa mau kondangan?" tanya sang ibu keheranan melihat pasien yang mengantri sibuk membenahi make up. ada yang menambahkan bedak kebanyakan sampai seperti kue lebaran, putri salju. ada yang mengoleskan lipstik berkali-kali sampe bibirnya dower. Yeoli tak peduli.

61 menit Yoeli dan ibunya menunggu hingga terkantuk-kantuk.
"Nomor antrian 12 silakan masuk ruang periksa" seru perawat mungil bernama Baeky.

"Ya, kami" sahut ibu, kebetulan Yeoli pasien paling akhir hari ini.

"Ibuk aja yang masuk"

"Kan kamu yang sakit, masa Ibuk yang berobat, udah ayo cepet"
kembali si ibu menarik paksa anak gadis bertelinga peri itu.

Tibalah mereka di depan pintu ruang periksa bertuliskan dr. Soomat,  menandakan nama dokter yang sedang bertugas.

"Namanya norak banget" batin Yeoli

tok tok tok

"Ya silakan masuk" jawab sang dokter lembut dari dalam ruangan tersebut.
Suaranya aja bikin meleleh, gimana dengan wajahnya ya.

"Permisi dr. Soomat" sapa ibu saat membuka pintu sedikit.

"Silakan duduk Ibu, ada keluhan apa?" tanya sang dokter ramah

"Ini lho mas dokter anak perempuan saya jatuh dari sepeda, saya takut dia terkena tetanus" jawab ibu sambil mendudukkan pantat teposnya di kursi depan meja sang dokter.

Sementara, Yeoli hanya bisa mematung di ambang pintu. Ia pun lupa mengedipkan matanya, saat netra bulatnya menangkap sosok dokter tersebut.
"Ganteng dan imut secara bersamaan, bagaimana bisa? Apa dia manusia?"

"Yeolli, sst, duduk sini" panggil sang ibu

Panggilan sang ibu berhasil mengembalikan separuh kewarasan Yeolli dan segera duduk di sebelah ibunya.

"mana yang sakit Mba?" suara lembut sang dokter

"Mata saya dok"

"Heh?" Sahut ibunya

"Memang matanya kenapa mba?"

"Mata saya tidak kuat melihat ketampanan mas dokter"

Sang ibu hanya menggeleng kepala pasrah, sang dokter ganteng mengulum senyum, si gadis tampak tak bernyawa.

I❤U, SoomatWhere stories live. Discover now