"Draco." Helena tersenyum kecil saat Draco memasuki ruangan itu.

"Mum." Draco berseru, ia mendekat dan mencium pipi ibu mertuanya lembut.

"Kau sudah sarapan?" Helena bertanya. "Aku membawa makanan." Helena menunjuk kotak yang ia letakkan di meja dekat sofa.

Draco mengangguk. "Mum, aku titip Hermione sebentar, aku akan mandi di rumah sebentar lalu kembali ke sini." Draco memberitahu.

Helena mengangguk. "Beristirahatlah sebentar, tidur satu atau dua jam sebelum kau kembali ke sini." Draco mencium pipi Helena lembut lalu keluar dari ruangan tempat Hermione di rawat.

.

Draco membaca laporan kesehatan Hermione minggu ini, ia mempelajarinya dan menandai beberapa hal yang harus ia bicarakan dengan beberapa Healer yang menangani Hermione.

Ia kemudian beralih ke laporan kesehatan kandungan Hermione yang sekarang sudah memasuki bulan ke dua, perkembangannya tidak sesuai yang mereka semua harapkan. Tentu saja, Hermione tidak kunjung sadar, mereka hanya bisa memberikan asupan nutrisi lewat cairan dan itu bukan cara terbaik untuk menjaga tumbuh kembang janin.

Draco menutup laporan itu.

Perjanjian Draco, kedua orangtua Hermione dan beberapa Healer yang menangani Hermione adalah, jika dalam dua bulan Hermione tidak sadarkan diri, mereka akan menggugurkan kandungan Hermione karena alasan keselamatan mereka berdua.

Janin di dalam kandungan Hermione tidak bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup jika Hermione tidak kunjung sadarkan diri.

Draco menyenderkan tubuhnya di kursi besar di ruang kerjanya. Ia menghela nafasnya dan menutup matanya sesaat. Ia benar-benar lelah, tapi terlepas dari semua rasa lelahnya, ia hanya benar-benar merindukan Hermione.

Kenapa masalah mereka tidak kunjung selesai?

Telepon di ruang kerja Draco berbunyi dan ia mengangkatnya.

"Mr. Draco Malfoy." Seseorang yang suaranya terdengar familiar berseru.

"Iya?" Draco bertanya pelan, tidak punya tenaga lagi untuk melakukan hal-hal yang tidak penting.

"Aku Frans, pengacara kedua orangtua anda."

"Aku tidak akan membantu mereka apapun yang terjadi." Draco berseru tanpa emosi.

"Ada yang ingin Mrs. Malfoy bicarakan denganmu." Frans berseru.

"Aku tidak ingin bertemu dengannya saat ini." Draco menghela nafasnya.

"Mrs. Malfoy bilang ia bisa membantu Miss Granger sadar dari koma-nya." Frans berseru.

Draco menghela nafasnya lagi. "Pertama, beritahu mereka berdua, jika aku bisa mengganti nama belakangku, aku akan melakukannya tapi sayangnya aku tidak bisa dan karena itu mereka harus menerima kalau Hermione Granger sekarang sudah menjadi Hermione Malfoy."

"Kedua, aku akan menemui Narcissa dan hanya Narcissa, sepuluh menit tidak lebih dan jika ia hanya mempermainkanku, aku bersumpah akan membuat mereka membayar semuanya sampai tidak ada lagi yang tersisa."

.

Draco duduk di ruangan tertutup sebelum petugas Azkaban membawa Narcissa Malfoy ke dalam ruangan itu. Ia tidak ingin berharap pada ibunya itu, jika perempuan itu masih bisa disebut ibunya, tapi Draco benar-benar berharap ia bisa mendapatkan sesuatu, apapun itu.

Pintu ruangan kecil itu terbuka dan Narcissa di dorong masuk oleh satu orang petugas perempuan. Narcissa menepis tangan petugas itu dan berusaha mempertahankan wibawanya. Pintu ruangan itu kemudian ditutup dan Narcissa berjalan mendekat ke kursi di hadapan Draco.

Draco tidak berdiri dan tidak mengatakan apa-apa.

Draco dan Narcissa tidak mengatakan apa-apa selama beberapa menit.

"Waktu kalian tinggal 5 menit." Seseorang berseru dari pengeras suara.

"Katakan apa yang harus kau katakan." Draco berseru.

"Miss Granger- Hermione bisa bangun kembali dengan Malfoy Magic." Narcissa berseru.

Draco tidak mengatakan apa-apa, masih menunggu penjelasan lanjutan dari ibunya.

"Kau dan Miss Gr-Hermione, kalian sudah menikah secara resmi dan itu berarti kalian sudah terikat dengan sihir Malfoy. Tapi kalian belum pernah datang ke Malfoy Manor untuk mengklaim hak kalian." Narcissa berseru.

Draco masih diam, tidak begitu mengerti apa maksud ibunya. "Sihir kalian secara umum sudah terikat tapi jika sihir kalian diikat lagi oleh sihir keluarga Malfoy, kalian akan mengikat jiwa kalian secara penuh." Narcissa menjelaskan lagi.

"Jika ritual Malfoy dijalankan ada kemungkinan Hermione bisa terbangun." Narcissa berseru tapi ada sesuatu yang tidak terasa menyenangkan di ujung kalimatnya.

"Atau aku yang tertidur." Draco menyelesaikannya sendiri.

Narcissa mengangguk pelan.

Draco pernah membaca ini sebelumnya di salah satu buku tentang cerita sejarah panjang perjalan keluarga Malfoy. Jika sepasang suami istri di dalam keluarga Malfoy diikat dengan sihir darah dalam ritual yang sudah dijalankan turun temurun maka mereka bukan hanya sekedar menikah tapi juga membagi kehidupan.

Dan itu berarti jika salah satu mati yang lain akan mengalami hal yang sama, apa jika yang satu koma yang lain akan mengalami yang sama?

"Apa jika aku melakukan ritual ini dengan Hermione, ia bisa sadarkan diri?" Draco bertanya pelan.

"Hermione bisa sadarkan diri atau kau yang ikut koma." Narcissa berseru jujur. "Tapi ada faktor lain yang bisa mempengaruhi kalian berdua, Draco." Narcissa berseru lagi, pelan, tidak berani mengutarakannya secara terang.

Draco diam. Ia melihat petugas yang tadi berjaga di luar ruangan sudah bersiap masuk.

"Our baby." Draco berseru lagi.

Narcissa mengangguk. Tidak lama ia ditarik keluar karena waktu kunjungan yang dijanjikan sudah berakhir. Sebelum pintu kembali ditutup Draco berseru cukup kencang. "Terimakasih."

.

Draco berjalan cepat ke arah ruangan Hermione dirawat, ia tidak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak, tapi patut dicoba. Akan lebih baik jika ia tidak sadarkan diri bersama Hermione daripada sadarkan diri sendirian seperti ini.

Draco membuka pintu kamar itu dan menemukan Hermione berbaring sementara Helena dan Harry mengobrol di sofa.

"Malfoy." Harry berseru pelan.

"Potter, aku harus membawa istriku pulang."

... to be continued.

Unbreak MeWhere stories live. Discover now