KONTRADIKSI HATI

390 19 14
                                    

*Rekomendasi : Bisa sambil putar video musik di atas, terima kasih :)

Hai, para penjamu buku-buku penuh dengan bahasa kalbu. Juga buat para penikmat rasa-rasa dalam kata penuh makna. Sejatinya diriku dan dirimu sama. Pernah merasakan namanya jatuh cinta. Jatuh ke dalam pelukan seorang wanita. Aku pernah berpikir bahwa hidup ini sangat membosankan. Dan aku sempat berpikir untuk hidup seadanya tanpa peduli masa lalu ataupun masa depan. Namun, semenjak aku mengenal cinta, semua terasa berbeda. Aku akhirnya tahu apa itu bahagia sekalipun aku paham apa itu lara. Bahkan aku pernah merasakan kedua itu sekaligus tepat pada saat ciuman pertamaku. Entah bagaimana bisa itu terjadi. Hanya hati yang mengetahui. Ah, sudahlah!

Setiap hari kujalani hidupku penuh tanya. Bagaimana bahagia dan lara bisa ada dalam satu kotak bernama rasa. Bagai kontra. Tak jelas memang. Namun, jika tidak diperjelas, tubuh ini rasanya lemas. Tak tahu harus ditempatkan dimana rasa ini sebenarnya. Terbang melayang atau tenggelam dalam-dalam. Apakah itu kebahagiaan atau malah sebuah penyesalan. Entah bagaimana menjelaskan. Saat matamu menatap matanya. Kau terbawa emosi. Kau tau dia malu tapi mau. Jantungmu berdebar tak menentu. Layaknya guncangan kereta api yang tak henti. Kau coba beranikan dirimu. Emosi meluap. Dada terasa terbakar semangat. Kau serobot kesempatan itu. Saat bibirmu mengecup bibir lembutnya. Hilang akalmu. Kau rasakan kenikmatan dunia fana penuh dosa yang menguburmu dalam kepuasan. Kau rasakan bibir berwarna merah jambu semanis madu. Sesekali kau tatap matanya, dia hanya terpejam menikmati permainanmu. Sudah! Hentikan. Aku tak sanggup lagi menjelaskan. Tanganku gemetar dan jantungku rasanya ingin berhenti berdetak saat menulis kata-kata ini.

Setelah itu terjadi, hari-hariku dipenuhi kebingungan. Rasanya dunia ini semakin luas tak tergapai. Pikiranku mengkhayal entah ke sudut ujung dunia bagian mana. Hati tak henti mendetakkan namanya. Aku tak bisa berbohong jika aku sangat mencintainya. Namun, apa daya diri ini. Bukanlah saudagar kaya. Bukan pula anak bangsawan berdarah biru. Apalagi seorang penguasa minyak dan kelapa sawit dengan segepok uang di meja kerja mereka. Aku hanya seorang pria biasa yang tiada malu mencintai wanita yang luar biasa seperti dirinya. Namun, dosakah diriku mencoba untuk merasakan cinta darinya. Menjadikannya sebagai tujuan hidupku. Membawaku ke dalam kebahagiaan yang tak mungkin kudapat dari wanita lain. Ah! Sudahlah. Mimpi diriku ini menkhayalkan kisah tua bersamanya. Tapi, kurasakan geluduk air di balik kelopak mata tiap kali mencoba melepasnya. Lalu apa yang salah? Aku malu bertanya pada Tuhan. Tidak pantas. Jadi, apa yang harus aku lakukan?

Aku dibunuh debar-debar rasa ketakutan akan takdir yang memisahkanku dengannya. Namun, manusia sepertiku harus bisa sadar diri. Bagai debu yang melekat pada sebuah permata. Mencari tempat untuk menetap. Duh! Entahlah! Mungkin ini yang dinamakan kontradiksi hati.

__________________
U L A H & I M A

__________________U L A H & I M A

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Kontradiksi Hati | ULAH & IMAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum