#Chapter 1

303 42 212
                                    

"Choii liaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Choii liaa..!!!"

Mendadak aku menghentikan langkah kakiku,dan berbalik mencari sumber suara yang memanggil namaku.

Terdengar begitu familiar memang,
Seketika tatapanku langsung tertuju pada gadis yang kini tengah berlari ke arahku itu.
Gadis sang pemilik rambut sebahu yang selalu terlihat ceria itu perlahan menghampiriku dan langsung memeluku begitu saja.

Sontak kelakuannya membuat kami menjadi pusat perhatian siswa lain yg sedang berjalan menuju gerbang sekolah.

"Li a shi,aku sungguh merindukanmu"

Bisiknya di telingaaku.

" Benarkah...??"

Akupun membalas pelukannya juga. sejujurnya aku juga merindukannya.
Liburan sekolah memang terasa begitu lama bagiku.

"Tentu saja"

Naeun melepas pelukannya dan kini kembali menatapku.

"Kau sungguh keterlaluan, kau bahkan tidak menyisihkan waktu untuk bertemu denganku selama liburan.
Tapi malah terus menerus pergi ketempat les.
Ada apa denganmu kenapa saat liburanpun kau harus belajar??"

Ada sedikit rasa kecewa dari ekspresi wajah naeun.
Bukan hanya dia yang kecewa, aku bahkan ingin sekali menghabiskan waktu liburku berlama-lama di atas kasur, tapi sungguh tidak bisa aku lakukan.

"Aahh..maafkan aku naeun, aku sungguh tidak bermaksud mengabaikanmu."

Kini aku langsung menggandeng tangannya dan mengajaknya kembali berjalan.

Sebetulnya ini memang sungguh permintaan maaf yang tulus, tidak sedikitpun di dalam diriku ada niat untuk mengabaikannya.
Bagaimanapun aku sungguh ingin menghabiskan libur sekolahku dengan hal yang menyenangkan.

" Pasti ibumu yah yang menyuruhmu melakukan hal itukan??."

Diam sejenak kemudian aku menganggukan kepalaku pelan.

"Dia terlihat tidak begitu puas dengan nilai-nilai semester ku kemarin."

Aku menunduk dan sedikit menghela nafas.

"Peringkat kedua aku rasa tidak begitu buruk,
Bagaimana denganku yg bahkan tidak berada di 10 besar"

Wajah cemberut itu terlihat menggemaskan, aku sadar naeun mencoba menghiburku.
Dia selalu jadi sahabat dekatku yang baik dan selalu punya cara untuk membuatku tertawa.

"Sepertinya ibuku tidak berfikir seperti itu, bagaimana jika kau saja yang menjadi ibuku..??."

"yakkk!!!"

Candaanku sukses membuat naeun berteriak dan menepuk pundaku dengan keras.
Kami berdua kinipun akhirnya tertawa, susana pagipun kini seketika jadi terasa lebih baik.

*****

Dan nyatanya hal baik itu bahkan tidak terjadi satu kali untuk hari ini.

TALIA || KTHWhere stories live. Discover now