Jaemin sebenarnya masih ragu

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Jaemin sebenarnya masih ragu. Meskipun dia tidak merasakan kehadiran penguntitnya malam ini karena kehadiran Jeno. Namun, bagaimana jika penguntit itu muncul di saat Jeno tengah sendirian? Bagaimana jika dia melukai Jeno? Jaemin tidak bisa membayangkan hal itu. Meskipun penguntitnya tidak pernah menyerangnya selama seminggu ini. Namun, kemungkinan-kemungkinan lain seperti dia akan menyakiti orang-orang terdekatnya adalah hal yang tidak bisa Jaemin hindari.

Jaemin tidak ingin melibatkan lelaki tampan yang memasuki kehidupannya sejak satu bulan yang lalu itu ikut terlibat dalam masalah ini. Maka dari itulah Jaemin enggan memasuki flatnya saat tadi Jeno menyuruhnya masuk duluan.

"Arrrgh! Semoga Jeno-ssi baik-baik saja", monolognya sambil berguling-guling di atas kasurnya. Hingga tak lama kemudian rasa kantuk mulai menyerangnya.

Keesokan harinya, Jaemin segera meraih ponselnya setelah dia selesai membersihkan dirinya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Keesokan harinya, Jaemin segera meraih ponselnya setelah dia selesai membersihkan dirinya. Jaemin ingin menghubungi Jeno untuk memastikan keadaan pria itu karena Jaemin benar-benar dilanda rasa cemas sejak semalam.

Menunggu beberapa saat hingga sambungan teleponpun diterima di seberang sana.

"Halo, Jeno-ssi?", ucap Jaemin pertama kali. Jeda beberapa saat.

"Maaf, dengan errr- Jaemin-ssi?". Jaemin tertegun mendengar suara pria lain selain Jeno dari seberang telepon. "Aku pelayan pribadinya. Tuan Jeno sedang mandi, Jaemin-ssi. Adakah yang bisa ku bantu untuk menyampaikan kepadanya?", sambung suara tersebut.

Jaemin hanya mengernyitkan dahinya. "O-oh, tidak. Maksudku, apakah.. apakah Jeno-ssi baik-baik saja?". Jaemin menggigit bibir bawahnya sebelum kembali melanjutkan, "Dia mengantarkanku pulang semalam, tapi malam sudah cukup larut. Jadi, aku mengkhawatirkan keadaannya setelah pulang dari flatku".

"Jangan khawatir, Jaemin-ssi. Tuanku baik-baik saja. Bahkan, raut wajahnya tampak berbinar setelah dia menyelesaika-"

PRAK!

Suara itu terdengar memekakkan telinga hingga Jaemin harus menjauhkan ponselnya sejenak.

"Halo, Tuan, ada apa?", ucap Jaemin cepat. Namun, tidak ada jawaban dari seberang sana. Ternyata sambungan telepon sudah terputus. Jaemin cukup bingung sekaligus khawatir. Ada apa di seberang sana?

Jaemin mencoba menghubungi nomor Jeno lagi. Namun, hanya suara operator yang menjawabnya.

"Semoga saja tidak terjadi apa-apa. Ya, lebih baik sekarang aku bersiap-siap untuk pergi ke toko bunga", gumamnya.

Jeno dan Jaemin tengah makan siang bersama setelah Jaemin menyelesaikan pekerjaannya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Jeno dan Jaemin tengah makan siang bersama setelah Jaemin menyelesaikan pekerjaannya. Beruntungnya, pria tampan di hadapan Jaemin tersebut telah menghubunginya setengah jam yang lalu dan mengatakan ingin mengajaknya makan siang bersama. Jaemin merasa lega dan berhasil menepis rasa cemas yang melandanya dari pagi. Apalagi setelah ponsel Jeno tidak dapat dihubungi sama sekali.

"Ekhm, ekhm! Jeno-ssi?", ucap Jaemin yang membuat Jeno menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya. "A-aku... Aku tidak menyangka bahwa kau memiliki pelayan pribadi, Jeno-ssi", cicit Jaemin kemudian. Tentu saja Jaemin harus mengkonfirmasi hal ini, karena bagaimana pun juga Jeno bekerja di Cafe yang sama dengannya. Ditambah lagi, pria itu selalu berpenampilan seadanya. Jika Jeno memang memiliki pelayan pribadi, itu artinya pria tersebut bukanlah pria sederhana seperti dugaan Jaemin. Lalu untuk apa dia harus bersusah payah bekerja di Cafe?

Jaemin masih menunggu jawaban yang akan Jeno lontarkan. Tampaknya lelaki manis itu sangat penasaran terhadap Jeno. Sedangkan Jeno sendiri mulai meletakkan sumpitnya dan menatap Jaemin dengan serius dari balik kacamatanya.

"Jaemin-ssi, apakah kau akan percaya begitu saja dengan ucapan seseorang yang bahkan belum pernah kau kenal sebelumnya?". Jeno justru melontarkan pertanyaan kembali kepada Jaemin, membuat empunya gelagapan karena ditanya mendadak dan ditatap dengan sebegitu intensnya.

"A-apa?"

"Tentu tidak kan, Jaemin-ssi?", potong Jeno. Jaemin pun mengangguk pelan.

"I-iya..."

.
.
.
TBC

Di chapter sebelumnya aku sengaja menunggu 100 votes, auto up!!!

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Di chapter sebelumnya aku sengaja menunggu 100 votes, auto up!!!

HAPPY NEW YEAR GUYS~ 🎉🎉

Nay 💚💚
2 Januari, 2020

PSYCHO ||NoMin|| ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя