Hold Back The Tears - 3

Start from the beginning
                                    

Sehun pun memutar bola mata, keasyikannya menoton pertandingan terganggu akibat pertanyaan bodoh Chanyeol. "Apa aku harus menceritakan berapa kali aku membuat Nara organisme?" Sehun balik bertanya.

Chanyeol mendengus. "Tidak perlu, itu hanya membuatku muntah," selorohnya. Ia kembali mengimbuhi, "Kau boleh meniduri adikku, tapi jangan sampai membuatnya hamil. Awas saja."

"Terserah, apa kita di sini hanya membicarakan omong kosong ini?" Sehun mulai kesal.

Pria jangkung yang menjabat sebagai kakak tiri Nara pun tertawa. "Tidak juga, maaf." Ekspresinya kembali serius. "Tuan Park―maksudnya ayah biologisku bertindak sangat aneh belakangan ini."

Alis Sehun bertaut.

"Begini, dia menemui beberapa dokter yang pernah memalsukan catatan kesehatan Ahra. Dia juga mencari tahu catatan kesehatan terbaru Nara. Padahal dia tak pernah ikut campur pada kehidupan Nara. Tuan Park yang terkenal rajin berselingkuh itu, bahkan menemui Han Haera. Entah apa yang mereka bicarakan. Dia sama sekali enggan turut serta pada kehidupan anak-anaknya, well kecuali saat aku menikah karena memang banyak media bisinis yang meliput."

"Selama ini yang diketahui Nara, jika ibu dan adik kalian―Park Ryujin tinggal bersama Tuan Park," timpal Sehun. Pria itu memijat pelipis. "Aku meminta Daniel merahasiakan catatan kesehatan Nara yang terbaru. Apalagi sesi terapinya untuk mengingat kembali. Tapi, kekuatan kita masih belum cukup."

Chanyeol menghela napas. "Jika dugaan kita benar ... bagaimana cara kita melindungi Nara? Padahal, kita juga harus membuatnya kembali ke Korea. Apa menurutmu kita harus mengumpankan Nara sekali lagi?" ujar si pria santai.

Sehun membuang muka. Gagasan yang tepat, tapi hatinya berat. "Dia akan menyingkirkan Nara dengan mudah kalau rencana kita gagal," balasnya dingin.

Chanyeol pun muram mendengar prediksi Sehun.

Bonus Part

"Sehun," panggil Nara. Gadis itu menggeliat kecil agar pria yang kini sibuk mengecupi lehernya mendengarkan.

"Yes, Baby?" jawab suaminya, sedikit tidak rela memisahkan diri dari raga si wanita. Sehun mengubah posisi yang tadinya menindih Nara menjadi terlentang. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

Nara tersenyum. Ia mendekat agar dapat memeluk Sehun lebih erat. "Aku ingin punya hewan peliharaan. Kata Daniel, itu membuatku tidak stress," pinta Nara manja.

Sehun enggan langsung menjawab. Pria itu mengusap kening Nara yang berpeluh akibat kegiatan malam mereka. Tadinya, Sehun akan mengomel soal dirinya yang tak suka memelihara sesuatu. Akan tetapi, melihat paras Nara yang rupawan membuatnya luluh. Maka dari itu, Sehun mengecup beberapa kali pipi Nara sebelum menjawab. "Apa yang ingin kau miliki?" tanya Sehun lembut.

Tatapan Nara berbinar-binar. "Aku ingin punya anak anjing," katanya antusias. Nara membalas netra Sehun yang memandangnya teduh. "Samoyed!" imbuh si gadis.

"Ah, begitu rupanya." Sehun mengangguk-angguk. "Bagaimana kalau kau memelihara Kang Daniel? Bukankah dia mirip seperti Samoyed? Lagi pula, Daniel juga patuh padamu," balasnya jahil.

Nara merengek. "Tidak, Daniel terlalu berisik."

Suaminya pun tertawa mendengar penjelasan Nara. "Paling tidak, dia bisa menjagamu."

"Aku tidak perlu Daniel untuk menjagaku. Aku sudah punya kau," sergah Nara. Dia menepuk paras suaminya.

Sehun membelai surai Nara. Ia memberi kecupan singkat di puncak kepala sang istri. "Bagaimana jika aku yang ternyata berniat mencelakaimu?" gumamnya.

Nara menggigit bibir. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada Sehun. "Aku percaya padamu," kata Nara sendu.

"Baby, jika suatu saat nanti kau sangat lelah dengan diriku atau ketika aku terlalu menyakitimu ... minta Daniel untuk membawamu pergi. Karena selain Chanyeol, aku hanya memercayai Kang Daniel untuk menjagamu," kata Sehun.

Nara merangkum paras Sehun. Dia menggeleng beberapa kali. "Aku tidak ingin pergi kemana pun," bisiknya di telinga prianya.

Gadis itu merasakan kesedihan Sehun yang menjalar kepada dirinya juga. Sebagai penghiburan, Nara menarik Sehun ke bibirnya. Si gadis melumat bibir atas dan bawah suaminya bergantian. Nara membelai otot perut Sehun agar pria itu membuka mulutnya, mempertemukan lidah mereka.

"Jung Nara," desah pria itu ketika Nara berada di atasnya.

Pelan-pelan Nara merasakan bagian bawah Sehun mulai menegang. Entah keberanian dari mana, Nara mulai menyatukan tubuh mereka sekali lagi. Gadis itu mengernyit ngilu. Nara menengadahkan kepala ketika merasakan Sehun berada pada dirinya. Nara melihat mata Sehun tertutup menahan kenikmatan yang diberikan oleh gadisnya.

Sehun segera membuka mata, saat sang istri mulai bergerak. Ia melihat kesempurnaan pada paras si gadis. Hanya Nara yang dapat membakarnya. Setiap sentuhan menimbulkan percikan api. Rasa yang membuncah itu memanaskan raganya.

"Sehun-ah," erang Nara, ketika tangan Sehun meremas dan sesekali menghisap payudaranya.

Sehun merasakan kedutan pada milik Nara setelah beberapa menit mereka bergerak. Sehun meraih pinggang Nara agar si gadis tak kualahan. Tangan Sehun menyisihkan surai yang menutupi paras istrinya. Ia tahu Nara hampir mencapai puncak. Si gadis menyembunyikan wajahnya di pundak Sehun. Gigitan kecil ia rasakan pada lehernya sebagai pelampiasan gairah Nara. Setelahnya, pria itu tak tinggal diam, ia mengubah posisi menjadi menindih Nara karena dirinya belum puas.

Nara kini tengah melayang mencapai kenikmatan yang selalu membuatnya gila. Dia menyengkram lengan Sehun erat saat suaminya bergerak cepat di atasnya. Nara berulang kali melenguh, ketika milik Sehun mencapai bagian terdalam. Gadis itu terpesona pada Sehun untuk kesekian kalinya. Sehun memang hebat dalam urusan ranjang. Dia juga sangat berhati-hati menjaga Nara tak terlalu lelah.

Nara hampir berteriak ketika dirinya mencapai puncak untuk kesekian kali, kalau saja bibir Sehun tak membungkam. Gadis itu tergopoh-gopoh membalas ciuman panas Sehun. Si pria melepas tautan bibir mereka ketika Sehun akan mengeluarkan sperma. Biasanya Sehun tak ingin menumpahkan benihnya pada rahim istrinya, namun kali ini berbeda. Nara memeluknya erat, dia menancapkan kukunya pada punggung Sehun.

"Lepaskan di dalam, aku mohon," pinta Nara penuh kesedihan.

Sehun tentu saja hendak memberontak, akan tetapi ucapan Nara tadi, sekali lagi membelah benaknya. Dalam kondisi normal ia akan mudah memutuskan dengan akal sehat. Namun, ia berada dalam posisi yang merenggut akal sehatnya.

Sehun mengerang putus asa.

Sehun menengadah, meresapi kenikmatan yang hanya didapatkan dari wanitanya.

Nara menang kali ini.

-oOo-

Halo, terima kasih sudah membaca cerita ini. Aku harap kalian suka. Cerita ini juga bisa kalian baca di twelveblossom.wordpress.com. Jika kalian ingin chit chat membahassoal Sehun dan cerita ini bisa follow aku di twitter @.twelveblossom hehhehehe. Byee di part selanjutnya ;D

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDWhere stories live. Discover now