Prologue

3.7K 306 56
                                    

"Sometimes, you must find the end first before the beginning."

____________

Aku menatap tumpukan naskah di pangkuanku. Kepalaku rasanya kebas, sekaligus lega saat naskahku kembali lolos untuk diangkat menjadi drama.

Tetapi, kali ini rasanya berbeda.

Aku melirik Taehyung yang sedang fokus menyetir. Sejak keluar dari gedung label yang menaunginya untuk menandatangani kontrak, Hwang Taehyung menyeretku ke dalam mobilnya.

"Apa yang sebenarnya ada di dalam kepalamu?"

"Otak, mungkin."

Aku hampir melempar naskah di pangkuanku setelah mendengar jawaban spontan Taehyung seolah tanpa beban dan dosa. Kenapa banyak orang yang mengidolakan orang gila seperti dia?

Tanganku terangkat untuk memijat kepalaku yang mendadak pening. Aku ingin lari. Tiba-tiba ide untuk membakar naskah yang ada di dalam genggamanku begitu menggodaku.

"Kau bisa berlatih peran dengan orang yang lebih profesional dari pada aku, Taehyung. Atau kalau kau ingin, kau bisa menyerahkan perannya kepada aktor muda yang baru debut di labelmu," ucapku mulai frustasi.

"Sayangnya aku tidak ingin keduanya. Tidak berlatih dengan orang yang lebih profesional dan tidak menyerahkan peran ini kepada siapapun. Aku sudah susah payah saat casting agar bisa mendapat peran ini, produser saja sampai memujiku."

Dia sama sekali tidak berubah. Mungkin secara fisik dia sudah berubah menjadi laki-laki yang matang, tetapi pikirannya masih kekanakan dan tetap keras kepala.

"Kenapa kau sangat tidak ingin aku memerankan peran ini sih? Kau tidak senang seorang aktor terkenal dan banyak diincar produser sepertiku memilih naskahmu?"

Tentu saja aku senang! Rasanya seperti melihat tambang emas di depan mata.

Tetapi tetap saja rasanya mengganjal. Penulis bisa menulis cerita karena inspirasi. Mereka biasa menemukannya di manapun, bahkan di dalam kamar mandi sekalipun. Tetapi, inspirasi ceritaku kali ini adalah dia, dan kini dia menjadi aktor yang harus memerankan dirinya dari cerita yang aku tulis.

Memang terdengar menyenangkan, andai semua yang dia tinggalkan adalah hal yang menyenangkan. Tetapi satu-satunya hal yang dapat aku ingat dari kisahku dengannya hanyalah dia pergi meninggalkanku setelah mencegahku untuk pergi.

Dia mengakhiri kisah yang bahkan belum pernah dimulai.

Setelah hampir enam tahun aku mencoba menutup telinga dari semua berita tentangnya, ya meskipun sulit mengingat wajahnya bertebaran di mana-mana, kini dia hadir menawarkan diri untuk menjadi pemeran utama dalam ceritaku.

"Aku ingin pulang," ucapku menuntut dan memilih untuk mengabaikan pertanyaannya sebelumnya.

Taehyung berdecak lidah, sepertinya tidak senang karena aku mengabaikan pertanyaannya.

"Ini mobilku dan aku yang mengendarainya. Maka kau akan pulang ke apartemenku, tetapi sepertinya malam ini kita harus ke hotel saja. Bagaimana?"

Apa dia bilang? Sinting!



Hwang Tae Hyung

Hwang Tae Hyung

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Jeon Jung Ka

Jeon Jung Ka

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Dengan segenap kekuatan tongkat Army Bomb, aku memanggil semua TaeKook shipper /niruin dukun/

Oh, hai. Apa kabar?

Aku harusnya selesain naskahku. Kenapa aku malah nulis ini? Huhuhu. Aku nyari pelarian dari nulis dengan nulis. Aku kenapa gak jelas banget? :<

Tapi semoga kalian suka :>

A Story Titled Youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें