nakal

19.6K 1.5K 74
                                    

Umur There sekarang memasuki bulan ke tiga puluh . There tumbuh menjadi anak yang baik, lucu, dan juga mengerti keadaan sekitar.

Terima kasih atas pendidikan usia dini yang diajarkan mama Tya.

Bruk

Setumpuk buku dan juga macbook mendarat sempurna diatas meja makan. Si sulung belum menuntaskan laporannya. Dua hari lagi deadline.

Salahkan si mungil yang duduk di kursi khususnya.

Ia menyembunyikan buku referensi mark diantara bonekanya, salah mengira. Adik kecilnya mengira itu adalah buku bacaan dongeng.

Cup

"Aku berangkat, ma!" Ujar Jeno setelah mengecup pipi sang mama yang sedang menggoreng tempe mendoan.

Hari ini Jeno sudah rapi, lengkap dengan tabung gambar di pundak kirinya.

"Sarapan!"

"Aku bawa bekel kok!"

Jeno bangun kesiangan karena begadang sampai subuh. Bahkan hanya tidur satu jam, karena adik kecilnya.

There menumpahkan susu kemanisannya di kertas gambar milik sang kakak. Tentu saja Jeno mengomel, tugasnya siap untuk dikumpulkan hari ini pun harus rusak kemarin sore.

"Pagi, princess." Sapa papa Jeff sembari mengusap rambut There yang pendek.

Menyadari papanya datang, There mendongakkan kepalanya. Sudah tidak fokus pada roti bakar dan tuna yang sudah ditumis oleh mama Tya.

"Pap pa pa~ Thium thele~"

Mark yang mendengar hanya bisa mendecak. Kenapa adiknya ini bucin pada papa nya sih?!

Bucin sejak dini.

Sebuah keturunan.

"Sini."

Cup
Cup
Cup
Cup
Cup

Papa Jeff mencium semua bagian wajah si bungsu. Sampai There tertawa dan memekik senang.

"Hihi pap paaa~ "

"Cantik banget sih? Udah mandi?"

"Dah dong!"

"Ayo mam lagi."

"Eungh!"

Beralih pada si cantik satu lagi yang masih fokus pada tempe di penggorengannya.

Cup

"Morning, my queen. Pasti belum mandi?"

Nyuut

"Aw! Sakit, dek."

"Teuing."

"Jangan ganggu mama, pa. Habis ngelahirin dedek, mama jadi lebih ganas." Ujar Mark dibalik kacamata bulat dan jemari yang lihat diatas macbooknya.

.
.
.

Jeno pulang tepat selesai jam makan siang, tidak ada mata kuliah lain. Ia pun tengkurap di atas karpet berbulu, lelah.

Dan juga kurang tidur.

"Makan, Jen. Habis itu bobo." Ujar mama Tya dari lantai atas. Mengangkat jemuran.

Jeno mendengar derap langkah kaki-kaki kecil yang berjalan riang kearahnya dan

Bugh

"Adududuh! Dedek jangan naik atuh, dek."

There tiba-tiba saja mendudukan tubuh bulatnya tepat diatas punggung Jeno. Astaga ia kaget.

Lalu adik kecilnya itu menaik turunkan badan bulatnya. Lama-lama terasa juga pikir Jeno.

"Ma! Ma! Dedek ㅡah aduh! Jangan gitu, nanti oleng!" Keluh Jeno sambil memegangi punggung sang adik di belakang.

"No no no~ Uuuu~" ucap sang adik yang masih senang menggoyangkan tubuh kecilnya kanan lalu kekiri sembari menarik-narik telinga Jeno dari belakang.

Oh astaga punggung Jeno.

"Ya ampun dedek, jangan gini dong. Kasian aa' baru pulang sekolah." Ucap mama Tya yang segera mengangkat There dari punggung kakaknya.

"Yuk, kita bobo siang."

There menatap Jeno dari ujung matanya yang menyipit dibalik punggung mama Tya. Lalu menjulurkan lidah kecilnya.

Aih, salah apa Jeno pada si kecil itu?

.
.
.

Sudah malam, dan Tya masih betah dikamar mandi. Meninggalkan si kecil diranjang besar bersama sang suami yang masih mengecek diagram di ponselnya.

There melihat kuku kecilnya, besok akan dihias oleh mamanya. Ia tidak sabar!

"Pap?"

Suara kecil itu mengalun sembari mengucek mata bulatnya yang terlihat sangat mengantuk. Tangan kecil There mencoba menaiki badan sang papa.

Si kecil itu meremat piayama papanya, berusaha keras.

Setelah berusaha semaksimal mungkin, akhirnya menjatuhkan dirinya telungkup diatas dada papanya. Ia terlihat seperti buntalan kecil.

Papa Jeff terkekeh pelan, sembari membenarkan posisi si bungsu.

"Mau bobo?"

"Eumh!"

"Ayo bobo." Ucapnya, menaruh ponselnya lalu menepuk-nepuk pelan punggung si kecil yang menempel lekat di dadanya.

"Pa? Thium dulu~"

Cup

Cup

There menciumi pipi papanya kanan kiri lalu meletakkan kepalanya disana. Ah, tempat ini nyaman.

Setengah jam berlalu.

Cklek

"Aih, dedek ayo pindah. Papa juga mau bobo." Ujar Tya pelan sembari mengusap surai si kecil, bersiap ingin memindahkan There ke kasurnya.

Bukan dada suaminya.

Si kecil yang terusik pun menggerakkan sedikit tubuhnya yang gembul itu, merasa terganggu.

"Mmau~" ujar si kecil dengan nada pelan dan mata yang terpejam.

Oh, bagus.

Papa Jeff hanya tersenyum kecil, sembari menepuk-nepuk pantat si kecil yang sedikit menungging. Entah ini kebiasaan siapa.

"Mas, nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa kok. Emang kenapa? Kamu mau bobo disini juga?"




























a.n
kenapa jesi anaknya ngantukan?
selamat weekend kalian!💫💫

dedekOnde histórias criam vida. Descubra agora