Satu - Berita Tersebar

52 21 1
                                    

"Apa-apaan ini, Bomin?" tanya seorang pria paruh baya kepada seorang anak muda di depannya tersebut.

Dia melemparkan koran yang memuat berita tentang salah satu artisnya itu. Sang CEO menghela napas melihat Bomin tidak berkutik. Menandakan bahwa itu semua benar.

"Choi Bomin."

Bomin mengangkat kepalanya. Melihat dengan sendu bosnya itu.

"Iya, Pak."

"Ini siapa kamu?" Suara sang CEO melunak.

Bomin ragu menjawab, "A-adek kelas saya, Pak."

Sang CEO menghela napas, "Yakin? Kalau hanya adek kelas, kenapa kamu merangkulnya dengan intens begitu?"

"Iya, dia adek kelas saya, Pak."

Sang CEO mulai hilang kesabaran, "Kamu pikir saya percaya? Siapa di--"

Belum sempat sang CEO melanjutkan omongannya, Bomin memotong.

"Sekaligus pacar saya sejak tahun kemarin, Pak. Maaf."

Bosnya itu terdiam. Dia sudah menduganya dari awal. Sekali lagi, dia menghela napas, "Saya tidak marah, Bomin."

Bomin mengangkat kepalanya.

"Saya tahu kamu sudah dewasa. Umur kamu sudah 20. Sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirimu. Saya tidak melarang kamu memiliki kekasih. Saya juga tidak melarang member Golden Child yang lain memiliki kekasih, karena kalian sudah debut 2 tahun lamanya."

Sang CEO melanjutkan, "Tapi, coba saya tanya. Jika sudah ketahuan oleh media dan terpasang di headline koran begini, agensi perlu mengklarifikasikannya. Betul?"

Bomin mengangguk.

"Jadi, coba kamu diskusikan dengan member Golden Child yang lain dan juga pacar kamu itu. Siapa namanya?" tanya sang bos.

"Ahn Naya, Pak," jawab Bomin.

Sang CEO tersenyum lembut ke-bapak-an, "Cantik namanya. Ya, coba tanya dia juga, apakah hubungan kalian ingin dipublikasikan atau tidak. Semoga dia kuat dengan berita mengejutkan ini, ya. Ya sudah, kamu boleh keluar."

Bomin mengangguk. Dia segera membungkuk memberi hormat dan segera meninggalkan ruangan bosnya tersebut.

Bomin tidak langsung ke ruang latihan, dimana member Golden Child yang lain sedang berkumpul dan mengkhawatirkannya. Dia mendudukkan diri di salah satu kursi yang berada di koridor.

Setelahnya, dia membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang yang sekarang ini sedang dikhawatiri olehnya.

Bomin
dek?

Ahn Naya
Kak Bomin :(

Bomin
iya, dek :(
maafin kakak ya? kakak udah melibatkan kamu sama masalah kakak.
jangan nangis, sayang 😢
nanti kakak juga bakalan nangis😩

Ahn Naya
Engga, kak. Seharusnya aku yang minta maaf
Seharusnya hari itu aku enggak ngajakin kakak jalan-jalan
Jadinya kita gak ketahuan
Gimana nih, kak :'(

Bomin merasa bersalah banget sama kekasihnya itu. Rasanya, dia ingin menangis saja.

Bomin
jangan nangis, sayangggg :(
kakak nangis juga nih

5 menit, tak ada balasan dari sang kekasih. Bomin menghela napas. Ia berharap pacarnya baik-baik saja, meskipun dia tahu bahwa berita mengejutkan ini sangat mungkin membuat hati Naya sakit.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

That Girl | Choi BominWhere stories live. Discover now