Dialog Ombak

497 75 33
                                        

*

"Aku ingin meloncat.”

Jiang Cheng berdiri di ujung tebing. Debur ombak menyertai teriakannya pada samudera. Pemuda itu penasaran apa yang akan terjadi jika dia benar-benar loncat.

Akankah laut biru itu mengajaknya berkeliling?

Lantas ombak itu mendorongnya jadi pendamping hidup Neptune atau malah melumatnya dalam gugusan tajam bebatuan karang—jadi seonggok daging giling yang lebur dan dimakan ikan-ikan.

Lan Xichen pula penasaran, kenapa Tuhan susah payah menciptakan manusia sesinting Jiang Cheng?

Xichen mendudukan diri di depan cabrolet tua miliknya, kemudian berkata, “Kau tidak akan jadi apa pun, namamu tak akan dikenang—bahkan di pikiranku sekali pun.”

Jiang Cheng berpaling menatapi cakrawala, tubuhnya diombang-ambing angin laut. Sambil menutup mata, ia menjawab, “Aku bertaruh kau akan menangis selepas kekasihmu ini pergi.”

“Aku tidak.”

“Sialan! Kau memang sebelas-dua belas dengan adikmu!”

Xichen terkekeh. Ia mendekati Jiang Cheng, merangkulnya di ujung tebing. Sang kekasih berpegangan, tangannya melingkari pinggang Xichen. Dengan kepala tersandar, Jiang Cheng kembali membual.

"Kau enggan melepasku, hm?"

Xichen mengecup pucuk kepala Jiang Cheng. "Tidak. Kau yang sebenarnya takut mati."

"Tidak juga. Aku cuma berbelas kasih pada hatimu," Kedua tangan Jiang Cheng kini melingkari. Tatapannya jenaka pada lembayung di ujung lengkungan dunia. "Kalau kuberikan satu kesempatan untuk mengutarakan keinginanmu padaku, kau mau apa?"

“Aku hanya ingin satu kecupan. Dan kau bisa terjun bebas setelahnya,” ucap Xichen lugas.

Jiang Cheng menyipit, senyumnya licik. “Oh! Kecupanku mau kauputar setiap malam, saat berahimu sedang meninggi dan aku—dari bayang-banyangmu yang semu itu dijadikan bahan ereksi, begitu?”

Xichen mendengus, senyumannya tidak berubah. Sorot matanya serupa gerombolan gannet utara—mengeroyoki, mematuk-matuk isi otak Jiang Cheng yang menyerpih.

“Bagaimana kalau kita loncat bersama saja? Setidaknya kita bisa sama-sama melepas berahi di alam baka.”

***
Fin.
(Nov 27, 2019; 1.56 AM)
*****

A/N:

Saya suka meliar, terlebih kalau sama Jiang Cheng♡ Kesintingan saya tercurahkan sepenuhnya♡

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wedang Jahe; XiChengWhere stories live. Discover now