#3 Rumah Nenek

Mulai dari awal
                                    

Pada akhirnya kami sampai di rumah nenek namun karena rumah nenek tidak dihuni jadi agak tidak terawat. Rumah nenek berarsitektur jawa alias rumah joglo. Ku lihat tembok rumah nenek telah rusak, atap nya juga hampir roboh, didepan rumah terletak lukisan lukisan tua. Kami pun memasuki rumah ini. Banyak foto foto keluarga nenek yang berjejer dengan rapi didinding termasuk foto almarhum kakek dan ayah. Ada sebuah kursi goyang yang terletak di ruang keluarga yang membuat ku takut. Lalu pak sastro menunjukan kamarku dan raka. Tepat didepan kamar kami ada kamar ayah yang dipakai oleh ibu.

Karna aku lelah akhirnya aku tertidur. Lalu saat aku mulai tertidur lelap tak ada angin tak ada hujan tiba tiba pintu lemari terbuka lebar. Lantas aku langsung menutupnya. Tapi lagi lagi pintu itu terbuka yang membuatku kesal. Yang mengharuskan aku untuk menutupnya lagi.

"Hih kenapa sih kebuka terus aku tu mau tidur tau." Dengan marah nya aku mengucapkan kalimat tersebut.

Tiba tiba pintu tersebut diam tak lagi terbuka namun sekarang terdengar suara dari loteng seperti ada suara orang berlarian di atas sana, Yang membuat raka terbangun.

"Itu siapa yang lari larian di atas sih kak." Tanya raka.

"Kakak juga gk tau itu apa mungkin tikus dek." Kataku menyembunyikan ketakutan ku.

Sebenarnya itu terdengar jelas seperti langkah kaki yang berlarian. Suara itu masih terdengar hingga jam menunjukan pukul 00.00 atau jam dua belas malam. Telingaku masih aku tutupi dengan bantal agar tidak mendengar suara itu. Akupun berusaha untuk tidak menghiraukan suara bising itu agar aku bisa tertidur pulas karena besok hari pertama aku sekolah. Namun usaha itu sia sia aku tetap tak bisa tidur karna terganggu. Akhirnya aku melaksanakan solat sunah malam untuk berdoa kepada allah agar bisa tidur tanpa gangguan. Saat aku solat terasa ada seseorang berdiri dibelakangku ke khusyukan solat ku menjadi terganggu tidak berhenti disitu aku terus di ganggu secara tiba tiba ada tetesan air di sajadah yang awalnya aku kira bocor tapikan tak ada hujan sama sekali tetes demi tetes membasahi sajadah ku. Tetapi aku tetap berusaha konsentrasi hingga akhirnya solat ku selesai. Aku menengok kebelakang namun tak ada satu orang pun yang berdiri di belakangku. Aku melepaskan mukena dan langsung kembali ke tempat tidur. Tapi kondisi ku saat ini terasa lebih tenang. Dan membuat ku terasa kantuk.

Aku mendengar azan subuh. Aku ingin rasanya terbangun namun badanku tak bisa bergerak nafas ku juga sesak. Aku memaksa untuk bangun tetapi bukanya berhasil aku semakin tidak bisa bergerak.

"Kakk kakak kenapa kak, buuu ibu." Kata raka panik memanggil ibu dan berusaha membantuku.

Ternyata ibu sudah pergi ke pasar sepagi itu. Hanya aku dan raka yang ada di rumah ini.nafasku juga semakin sesak yang membuat ku tak dapat berbicara bahkan teriak meminta tolong. Aku pernah dengar kalo kejadian ini dinamakan "ketindihan". Sekarang aku tak bisa apa apa semakin aku berusaha semakin sulit tubuhku digerakan. Aku hanya bisa melihat keatap. Aku melihat diatas tubuhku ada sesosok mahkluk tinggi besar ia juga memiliki tanduk rambutnya panjang hampir mengenai mukaku. Aku berkeringat tetapi badanku dingin. Ingin aku teriak meminta tolong.

"Kak kakak di dudukin setan kak." Raka berlari keluar mencari bantuan siapapun yang ada di depan rumah.

Ada seorang anak sesusiaku namun ia lebih dewasa kata raka namanya yusuf. Yusuf mengambil sesajen didepan rumah lalu memasukan ke bawah tempat tidurku. Dan menaburkan bunga melati. Secara tidak langsung aku akhirnya bisa menggerakan anggota tubuhku. Tapi apa yang dilakukan yusuf tadi. Sehingga bisa meloloskan ku dari kejadian aneh itu dengan cara semudah itu. Aku berterima kasih pada allah yang telah memberikan perantara bantuan dari yusuf. Lalu aku melanjutkan dengan solat subuh walaupun agak terlambat.

"Asalamualaikum nimas raka eh ada yusuf kamu lagi maen sama nimas dan raka ya." Kata ibu mengucapkan salam dan menyapa yusuf yang ketika itu sedang menemani raka di ruang tamu.

Aku heran kenapa yusuf begitu akrab dengan raka secepat itu. Aku berlari menuju ibu dan langsung memeluknya.

"Nimas kamu gak papa kan nak." Ibu menatap mataku dengan penuh rasa penasaran akan apa yang terjadi padaku.

Aku membalas dengan menggelengkan kepala dan tak ingin ibu cemas dengan hal yang barusan aku alami.

Aku dan raka melanjutkan dengan siap siap untuk hari pertama aku sekolah. Dan setelah siap suara yusuf terdengar mengajak kami sekolah bersama kebetulan aku dan yusuf satu sekolah tapi tidak dengan raka oleh karna itu aku dan yusuf mengantar raka ke sekolahnya terlebih dahulu.

###

Ingin tau kelanjutanya tungguin ya......

Dan jangan lupa untuk

Vote,komen,and share

By: khalid k.a





NANTANG URIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang