Apa kurang nya aku?

Aku hanya sibuk mencari uang untuk ke-hedon-annya. Aku sibuk bermain tangkap koin. Sibuk menyiram tanaman fiktif. Sibuk ngepet. Aku juga sibuk merintis usaha mulung ku hanya untuk Oney. Tapi apa yang kudapat. Dia malah menghianatiku.

Awas saja si Tarso, kalau ketemu kulipat dia seperti kertas bekas bungkus gorengan.

Benar saja. Tidak lama kulihat mobil berhenti di depan rumahku. Oney turun dari mobil. Diikuti si Udin bauk kaki itu. Aku sudah tidak bisa menahan diri lagi. Kuambil sapu lidi lalu keluar menghadapi si Udin.

"Bazengan kao. Apa mao kao. Kao pergi dengan istriku sampai larut malam." Kupukuli terus Udin dengan sapu lidi dan sapu ijuk. Juga gagang alat pel.

"Zahanaam kao. Kenapa kao pukul aku hah." Jawabnya.

"Masih berani jawab kao bazengan.. kulipat mukak kao jadi jajar genjang kao. Sini kao." Aku terus memukulinya dengan sapu. Aku bisa saja menghajarnya dengan tangan kosong. Tapi biar dia rasakan jadi aku yang sering di pukul si mbok pakai sapu. Mampus.

Oney yang dari tadi hanya melongo akhirnya mendesis.

"Sshhh.. sshh.. sshhh.. sudah Bang. Apaan sik. Lebay banget mukulin Udin." Katanya sambil mengorek hidung.

"Pergi kao Tarso. Pergi kubilang!" Bentakku ke Udin.

"Beb, Mas pergi dulu ya. Besok ketemu lagi." Kata Udin sambil cium jauh ke istriku. Istriku pun membalas dengan cium jauh juga. Sialan.

"MASUK." Kataku pada Oney.

Sambil mendesis dia mengikuti perintahku.

Kami akhirnya duduk di sofa. Mungkin ini saatnya meluruskan yang bengkok.

"Apa sih Bang. Gosah lebay ya. Mas Udin itu baique. Gak kayak Abang sibuk ama artis panjat Genteng itu. Trus kata Oma Fran, Tia lagi hamil anak kalian." Omelnya.

Hamil? Hamil apaan. Hamil anak tikus mungkin seperti perannya di sinetron "aku mengandung jabang bayik tikus".

"Itu hoak Yank. Tia tidak hamil. Apalagi hamil anakku. Kamu yang menghianatiku. Kamu pergi sama si Udin Tarso bauk kaki itu. Kamu bermesraan sama dia. Dia itu kere yank. Kamu cuma dimanfaatin. Sadar yank." Jawabku.

"Terus kamu sama Tia apaan. Emangnya aku gak tau kamu juga sering ke apartemennya."

Aku memijit dengkulku yang terasa kaku. Ku tarik nafas dan kutahan. Aku hampir lupa bernapas lagi.

"Aku ketemu Tia waktu dia injak kaki ku pakai mobilnya. Aku habis mergokin kamu sama si Udin. Aku kesal dengan penghianatanmu. Apalagi sainganku hanya si Udin yang tidak tampan sepertiku. Aku kurang apa padamu. Aku kerja banting tulang,banting daging, sampai banting meja cuma untuk menyenangkan kamu Yank. Tapi kamu apa, kamu malah pergi sama si Tarso. Tia itu gadis baik. Kami hanya berteman. Aku hanya cinta padamu Yank. Percayalah." Kataku.

Oney menangis. Kalian pasti tidak ingin melihatnya menangis. Tangisannya bisa di dengar sampai satu kecamatan. Keras sekali.

"Beneran Abang gak hamilin si Tia?" Tanyanya setelah reda tangisnya.

"Beneran Yank. Kami hanya teman." Jawabku sambil menghapus air mata istriku dengan jempol. Kaki.

"Yaudah Aku percaya. Awas kalo boong. Aku mau minggat." Katanya.

Yah, setelah acara tangis-tangisan itu kami tidur bersama lagi di kamar. Yang aku kaget. Oney langsung melepas pakaian dan menari ular.

Dia menggeliat geliat di atas karpet kamar kami.

"Yank, kamu kenapa? Gatal? Mandi dulu sana." Kataku.

"Iiihhhh.. gimana sih. Adek kan lagi godain abang. Biar kita bisa bikin anak. Biar si mbok mau ketemu kita lagi. Kata mpok abang, cara kita bikin anak salah. Harusnya masukin jempolnya bukan ke lobang idung. Tapi lobang kuping. Yuk Bang, cobain." Katanya sambil bangkit dari kubur. Uhmmm.. maksudku, bangkit dari geliat geliat nya tadi diatas karpet.

Mpok? Ah iya. Aku lupa punya kakak hasil download Ayah dan si Mbok. Mbun Aoi kakaku yang artis JAV (jawara adult video) itu. Pantas saja istriku berubah menggeliat-geliat seperti ini. Apa istriku juga diberikan jamu binalria hasil racikannya? Kudengar selain bisnis sabung ayam, kakakku merambah usaha jamu. Entahalah. Nanti kucoba temui.

"Oke, kita coba yuk."

Lampu dimatikan.

"Yank, kamu yang matiin lampu?" Tanyaku.

"Bukan Bang, ini mati lampu dari sono nya." Kata Oney.

"Oohhh.." kataku sambil manggut-manggut.

Kami mencoba berbagai gaya. Mulai dari gaya dada, gaya punggung, gaya katak. Sampai gaya batu. Siapa tahu nanti istriku bisa hamil anak kami.

Akhinya aku bisa memeluk istriku lagi. Aku bisa berdamai lagi dengan gadisku. Aku tidak akan membiarkan Udin bauk kaki itu merebut istriku

La..la..la.. aku sayang sekali.. Dorangemon.. Salah. Maksduku, istriku.

Nah ini klarifikasi dari Bang Anda yak. Jadi Tia gak hamil. Tapi abis nenggak obat nyamuk.

Dan Oney udah balik lagi ke pelukan suaminya. Uhuyyy...

Kalean penasaran masih ada lanjutannya apa kagak? Sama saya juga.

Tunggu aja,mungkin ada keajaiban dan hidayah lagi buat yang nulis selanjutnya..

See you..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

layangan nyangsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang