"Jangan di telepon bu!" Sontak ku langsung menghentikan ibuku, karena bisa ketahuan berbohong aku jika ibu menanyakan soal barang belanjaan ini ke Luke

"Sudah diam dulu, ibu mau menasehati Luke karena membiarkan kau bolos" ibu menangkis tangan ku yang mencoba memberhentikannya. Tamat deh kalau sampai ketahuan

Bipp..bipp

Nada sambung telah berbunyi, beberapa detik kemudian Luke mengangkat panggilan dari ibu

"Halo Luke"
"Kamu sebagai suami yang baik jangan menuruti kemauan istri mu dengan mudahnya dong, nanti bisa kebiasaan dia bolos-bolos sekolah, lagi pula kan tidak perlu bolos jika kau ingin membelanjakan dia"

Tidak terdengar apa yang sudah Luke jawab pada ibu disebrang sana, tapi tiba-tiba saja ibu hanya mengiyakan kata-kata Luke dan mematikan handphonenya. Entah apa yang Luke katanya sampai ibu percaya dan nurut padanya, apa jangan-jangan dia berkata jujur pada ibu?Bagaimana ini?!

"Lain kali jangan bolos lagi yah nak" kata ibu ku

"Si-siap ma" kata ku singkat tanpa menanyakan apapun isi telepon tadi, karena jika ku tanyakan urusannya akan semakin panjang, harusnya aku beruntung Luke bisa memanipulasi keadaan

***

Sudah pukul 10 malam, Luke baru saja pulang membawa wanita itu lagi ke rumah ini, lama-lama rumah ini serasa milik mereka berdua. Aku yang sedang menonton di ruang tengah ini dilewati begitu saja oleh mereka seakan aku hantu yang tidak terlihat. 

/cengklik/

Suara pintu terkunci yang berasal dari kamar ku. Sialan! sepertinya aku akan berakhir tidur diruang kerja Luke lagi.

Tengah malam tiba, tidurku yang kurang nyaman disofa ruang kerja ini terganggu karena terdengar suara desahan dari dalam kamar disebelah ruangan ini, aku tidak peduli jika mereka ingin berbuat hal itu, tapi kenapa harus pakai suara ditengah malam begini?! Menggagu saja! Aku tidak tahan dengan gangguan ini, segera aku bangkit dan menggedor-gedor pintu kamar Luke

/KNOCK KNOCK KNOCK/

"Hei ini jam 2 subuh! Bisakah kalian diam?!" Ujarku marah tapi tidak ada balasan dari dalam, mereka masih melakukan aktivitas nya tanpa memperdulikan ku yang sedari tadi menggedor-gedor kamar nya.

bibi ku menghampiri ku yang sudah cape menggedor kamar dan memegang pundak ku "yang sabar yah non, ayo tidur dikamar saya saja non biar gak terlalu kedengeran" katanya

***

07:00 hari berikutnya

Luke Pov

Aku terbangun disebelah pacarku Sofie yang masih tertidur, karena kebelet pipis aku berjalan menuju kamar mandi dengan cepat, tetapi sial! Ada seseorang didalam kamar mandi, aku sudah sangat ingin pipis

/knock knock/

Saat kuketuk pintu ini tidak sengaja terdorong kedalam, sepertinya kuncinya rusak sehabis ku dobrak kemarin, langsung saja aku masuk kedalam kamar mandi dan kencing walaupun ku lihat ada Jena sedang memakai shower untuk membilas sabun ditubuhnya

"KyaaaAaaAAaA" teriaknya karna melihat ku sedang pipis di wc

"Kenapa kau langsung masuk begitu saja?! Dasar gila!" katanya sambil mencoba menutupi badannya dengan kedua tangan, tapi sebenarnya kalau dilihat-lihat badanya tidak terlalu buruk, kulitnya yang agak coklat membuat dia lebih terlihat sexy

"Cepat keluar!" Bentaknya

"Kenapa kau heboh sekali? Aku ini kan suami mu" kataku sambil menaikan boxer ku sehabis pipis

"Suami macam apa kau?! Aku bahkan mendengarkan suara desahan mu dengan wanita lain tadi malam sampai aku tidak bisa tidur" kata Jena sambil meraih handuk disebelahnya untuk menutupi tubuhnya

"Hmm bagaimana kalau kau mendengar desahan ku dengan mu?" kata ku sambil berjalan mendekatinya. hahaha wajahnya seperti ketakutan

"Gak! Gak! Menjauh sana dasar gila! Aku masih 17 tahun!" Katanya sambil jongkok untuk lebih menutupi tubuhnya

Kuhampiri dia dan ikut jongkok agar wajah kami sejajar "Aku tidak punya rasa nafsu pada mu yah anak kecil hahaha" kataku terkekeh sambil mengusap-usap rambutnya lalu pergi keluar kamar mandi, kulihat wajah nya terlihat kesal sekali tadi, lucu Juga bocah itu

"Sayang.." kata Sofie lemas khas suara bangun tidur sambil melambaikan tangannya menyuruh ku kembali ke tempat tidur bersamanya dan tanpa basa-basi aku terjun kembali ke atas tempat tidur and having fun dengan Sofie

***

Jena Pov

"Sedari tadi dimobil, kenapa kau cemberut terus Jena? sepertinya tiap hari mood mu jelek yah" kata Dennis yang sedang membuka kan pintu mobilnya untuk ku lalu menyamakan kecepatan berjalan ku. Aku lebih memilih diam dan terus berjalan. Sambil berjalan menuju kelas, aku mengepalkan kedua tangan ku karena Kesal, pagi-pagi begini mood ku kembali rusak seperti hari sebelumnya, aku harus apa agar bisa hidup normal seperti remaja lainnya? Ah kesal sekali

Dennis memegang tangan sebelah kiri ku dan membuka kepalan tangan ku tadi "kuku mu panjang, jangan terlalu kencang mengepalnya nanti bisa luka" kata nya yang begitu manis membuat ku sedikit malu, sifatnya jauh daripada Luke sialan itu memang jadi aku tidak biasa digombal seperti ini

"Ciee ada yang semakin akrab nih hahaha" kata Alexa menggoda ku dari arah lorong kelas

"Apasih? Jangan coba menggoda ku lagi xa" kata ku yang lanjut berjalan ke arah kelas dan menarik pelan rambut Alexa

Sesampainya dikelas Alexa berulah lagi "Hei Stenya, tadi aku lihat Dennis dan Jena pergi ke sekolah bersama" kata Alexa dengan kencang sehingga beberapa murid langsung melihat kearahku dan Dennis

"Asik, jadi disini baru ada yang menumbuhkan benih-benih cinta nih?" Sambut Stenya yang sama saja menjengkelkannya dengan Alexa

"Engga! Apasih jangan kenceng-kenceng, nanti orang lain salah sangka" kataku sambil menarik kepala Alexa dan membungkam mulutnya

"Mmmmm to-long" kata Stenya yang mencoba melepaskan tangan ku, sedangkan Alexa tertawa melihat tingkah kami berdua dan Dennis terlihat santai dengan teriakan Stenya tadi

Kulepaskan tangan ku dari Stenya lalu duduk kembali ke kursi ku

"Kenapa kau terlihat tidak senang dibilang begitu? Apa kau benci pada ku?" Ucap Dennis pelan yang memang duduk disebalahku

"Ti-tidak Dennis bukan begitu, aku hanya malu takut teman-teman yang lain jadi salah sangka" kata ku menjelaskan

"Hmm salah sangka?, bagaimana kalau omongan Stenya akan terjadi? apa kau masih malu?" kata Dennis dengan wajah serius

/Deg deg/ tiba-tiba saja jantungku berdebar kencang

jujur aku bingung kenapa Dennis seperti ini padaku, apalagi dia orang yang baru saja ku kenal, aku harus jawab apa?

"ehhm.." kataku yang masih berusaha berfikir untuk menjawabnya

belum sempat ku temukan jawabannya, guru ku pun memasuki kelas "Selama pagi semua"

VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE
COMMENT COMMENT COMMENT

Jangan lupa vote yah, biar semangat dikit nih aku lanjutinnya. Terimakasih semua❤️

Married a Bad BoyWhere stories live. Discover now