{3}

10.2K 204 50
                                    

Dennis di mulmed

Jena Pov

Dennis mengantarku ke depan rumah dengan mobilnya dan sesudahnya sampai Dennis berkata "Nah sudah sampai, oh iya Maaf yah aku tidak bisa mengajak mu jalan-jalan lebih lama, ada suatu hal yang harus ku urus soalnya"  

"Wah kau tidak perlu minta maaf, aku sudah sangat senang hari ini, Terima kasih banyak yah" kata ku sambil tersenyum

"Sepeda mu tertinggal di sekolah kan? bagaimana kalau besok pagi aku saja yang menjemput mu?" tawar Dennis yang tentu saja membuat ku merasa tidak enak karena terlalu merepotkannya

"eh tidak perlu, aku bisa diantar ayah saja kok besok atau naik kendaraan umum juga bisa, aku tidak mau merepotkanmu" jawab ku 

"Arah rumah ku ke sekolah itu satu jalur dengan rumah mu, jadi sama saja kok tidak merepotkan sama sekali" 

"hum ya sudah kalau begitu, aku keluar dulu yah, bye see ya" kata ku sambil membuka pintu mobil dan keluar 

Aku kembali kerumah dengan membawa barang-barang belanjaanku, untungnya Luke sialan itu tidak ada dirumah jadi aku masih bisa menikmati hari ku sambil melihat-lihat barang belanjaan ku tadi. Baru sebentar aku mengeluarkan belanjaan dari paper bag, pintu kamar terbuka

"Hai Jena say-" mama ku menggantungkan kata-katanya setelah melihat barang belanja ditangan ku 

"Hai bu, ibu kok ada disini?" jawab ku polos. Sepertinya ibu akan bersabda lagi karena mengira aku boros menghabiskan uang untuk belanja barang luxury, haha dia tidak tahu saja kalau semua ini gratis

"Astaga Jena! kau kan sudah cukup mempunyai barang-barang mahal, kenapa masih saja membelinya lagi? dasar anak yang boros, kalau kau begini terus, ibu akan sita kartu kredit mu yah" kata ibu yang membuat ku spontan memegang tangan ibu dan berusaha mengelak

"i-inii semua bukan Jena yang beli bu, tapi..." kata-kata ku pun terpotong oleh ibu

"Ohh pasti Luke yah? Baik sekali suami mu mau membelikanmu barang-barang ini, sudah ku sangka kalau dia benar-benar sayang padamu Jen" kata ibuku menyeringai 

Ada kesalah pahaman rupanya, seorang Luke jadi terlihat baik disini, tapi jika aku ceritakan sebenernya siapa yang membelikan ini semua, pasti ibu akan cerewet menasehati ku untuk tidak menerima barang-barang mahal seperti ini dari lelaki lain. Sial! Aku harus pura-pura mengakui ini pemberian Luke demi keamanan nasib ku juga

"Hmm iya baik sekali dia" kataku tersenyum paksa dan rolling eyes

"Jangan sampai kau sia-sia kan lelaki seperti Luke yah nak, aku tidak tahu harus bagaimana jika itu terjadi, hubungan keluarga kita dan keluarga Luke juga pasti renggang dan masih banyak lagi hal memalukan jika itu terjadi, terutama ayah mu yang akan kecewa jika rumah tangga ini tidak berjalan dengan baik" kata ibu yang membuat ku jengkel dengan kenyataan. Mereka tidak memikirkan perasaan ku yah? aku gadis SMA yang terjebak dengan om-om gila seperti Luke. Mama tidak tahu saja kalau yang sebenarnya menyia-nyiakan itu adalah Luke sendiri, sedangkan aku? Menemani dia berselingkuh. Tetapi walau begitu, aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku tidak mau ada perkelahian dikeluarga ini.

"Eh tapi tunggu, kalau kau baru saja pulang berbelanja, tandanya kau tidak pergi kesekolah dong hari ini?" Kata ibu yang mulai mengintrogasiku

"I-itu tadi aku kira libur, eh salah, maksud ku ta-tadi..." aku tidak tahu alasan apa yang harus ku katakan, bodohnyaa

"Kau bolos demi belanja? Luke juga kenapa mau saja menuruti mu untuk bolos? dimana dia sekarang? kok tidak pulang bersama mu?" kata ibu yang sambil membuka layar handphonenya

Married a Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang