23 🌸💙

29 3 0
                                    

*📒 PERAYAAN MAULID TANPA JEDA DI KOTA TARIM*

Rabiul awal adalah bulan kebahagian bagi penghuni langit dan bumi, karena di dalamnya terdapat salah satu tanggal penting, yaitu tanggal lahirnya Nabi Muhammad saw, tepatnya pada 12 Rabiul Awal.

Masyarakat muslim di seluruh penjuru dunia pun beramai-ramai merayakan hari lahir baginda tersebut. Tak terkecuali dengan masyarakat Tarim, sebuah kota mungil yang terletak di Hadhramaut, Yaman.

Memang, kota yang berjuluk "Negeri Seribu Wali" ini amat sarat dengan nilai-nilai religius. Masyarakat kota yang dikenal dengan negeri kebudayaan Islam ini pun sangat ihtimam (menganggap penting) hal-hal yang berdimensi religi, seperti memperingati hari maulid Nabi Muhammad saw.

Sama halnya seperti di Aceh, di Tarim, perayaan maulid nabi juga diadakan di setiap masjid, lembaga-lembaga pendidikan dan rumah-rumah yang tersebar di seluruh pelosok. Namun, perayaan maulid di Tarim biasanya dimulai dari masjid-masjid tua yang dianggap sakral dari zaman nenek moyang.

Setiap malam 12 Rabiul Awal, perayaan maulid diadakan di Masjid Ba'lawi, salah satu masjid yang dianggap sakral dan legendaris di Kota Tarim. Dilanjutkan pada pagi hari, tepatnya setelah shalat Subuh di Masjid Al-Muhdhar, masjid yang bermenara ajaib di Tarim. Keesokan harinya, maulid diadakan di makam al-Habib Ali bin Hasan al-Attas di Masyhad. Urutan seperti ini sudah berlaku semenjak zaman leluhur dan menjadi adat hingga sekarang.

Kemudian perayaan maulid diadakan di setiap masjid yang tersebar di setiap zawiyah Tarim. Meskipun teritorialnya hanya sebesar kecamatan-kecamatan di Indonesia, namun kota berjuluk 'as-Siddiq' ini memiliki 360 masjid yang tersebar di setiap pelosok distriknya. Saban hari bahkan setiap saat, lantunan maulid kerap terdengar di telinga. Memang, kota Tarim sungguh indah.

Sebenarnya, pembacaan maulid nabi di Tarim tidak hanya diadakan di bulan Rabiul Awal saja, melainkan setiap malam Jumat dan malam lainnya juga diadakan pembacaan maulid di berbagai tempat, seperti Masjid Jamik, lembaga pendidikan Dar al-Musthafa, Rubat Tarim, dan masjid-masjid lainnya.

Meskipun dalam acara tersebut tidak disuguhi hidangan yang mewah, namun tak surut semangat para jamaah untuk menghadiri perayaan maulid baginda tersebut. Ribuan jamaah datang berbondong-bondong memadati lokasi masjid, demi mengais keberkahan dalam memperingati maulid nabi. Hanya segelas wedang jahe hangat saja yang menemani acara ini

Beraneka ragam bacaan zikir dan maulid dibaca dalam acara tersebut, mulai dari Sirah Nabi (cerita kehidupan nabi), Maulid Simtudduror karangan Habib Ali al-Habsyi, Dhiyaullami karangan Habib Umar bin Hafidh, Barzanji karangan Imam Sayid Ja'far bin Husein al-Barzanji, Syarful Anam, ad-Diba'i karangan Imam Abdurrahman bin Ali ad-Diba'i dan lain sebagainya

Uniknya, pembacaan maulid di Tarim dipandu langsung oleh para habaib (para keturunan Nabi Muhammad) dan masyaikh-masyaikh yang sudah sepuh

Di Tarim, yang diutamakan dalam acara maulid adalah keberkahan, bukan lantunan suara indah

Selain itu, asap-asap bukhur berputar mengililingi jamaah yang memadati tempat, diselangi dengan taburan air mawar, ditambah dengan hangatnya segelas wedang jahe manis yang menjadi ciri khas sebuah acara di kota mungil ini

Jamaah tenggelam dalam lautan rindu yang amat mendalam kepada sosok baginda yang dibacakan kisahnya. Mereka berharap bisa bertemu dan mendapatkan segelas air dari telaganya, serta bersama dengannya dalam surga kelak

Keindahan maulid sangat terasa bagi jamaah yang hadir di acara tersebut. Maka tak ayal, jika girah dan semangat para jamaah untuk menghadiri acara tersebut sangat menggebu-gebu

*✍ Yunalis Abdull Gani, Mahasiswa pascasarjana asal Simpang Mamplam, alumnus Ummul Ayman, Samalanga, melaporkan dari Tarim, Yaman*
____
Copas
____

Surga Sebelum Surga🌷🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang