Love, Lies, and Life - 2

Depuis le début
                                    

“Kau tak mengatakannya pada Sehun hyung,” sergah pria itu.
Nara menggeleng. “Aku tak ingin Sehun terluka. Dia begitu mencintai saudariku.”

“Lalu, bagaimana denganmu? Kau juga tak harus terluka,” timpal Daniel.

“Bukankah kau yang bilang padaku apabila mencintai seseorang itu memang butuh pengorbanan,” Nara mengoarkan argumen.

Sementara Daniel menghembuskan napas. “Kau tahu Noona, melihat orang yang kau cintai menderita memang menyakitkan. Kau bahkan tidak tahu, jika dirimu sangat penting bagiku.”

Nara tersenyum. Ia menyentuh rahang Daniel, kemudian mengusapnya. “Terima kasih sudah menyukaiku terlalu banyak, Kang Daniel. Aku mohon bantu Sehun menemukan jawabannya.”

Daniel berada di ruang kerjanya untuk pertama kali dalam satu bulan ini. Pria bersurai cokelat tersebut akhirnya meninggalkan ruang inap Nara atas permintaan si gadisDaniel akan membantu Sehun. Pria itu mendapatkan dokumen yang dicari Sehun, tentu saja menggunakan uang yang tak sedikit dan koneksi. Ia sengaja membacanya cermat di ruangan tersebut sebab ia belum tahu respon jantung Nara atas hasil visum dan catatan kesehatan Ahra.

Apabila ada pertanyaan, mengapa Sehun baru berminat pada dokumen tersebut setelah empat belas tahun kematian Ahra?

Daniel dapat memperkirakan jawabannya, Sehun tak curiga atas riwayat kesehatan Ahra yang dipalsukan oleh keluarga si gadis. Sehun selama ini mengira bahwa kematian Ahra hanya karena kecelakaan itu. Kendati demikian, Daniel menemukan fakta lain.
Daniel membaca beberapa kali deretan huruf yang berjajar di sana. Ia mengernyitkan alis ketika melihat kondisi terakhir Ahra dinyatakan hamil. Anehnya, mati otak yang diderita Ahra disebabkan oleh pendarahan hebat pada kandungannya, bukan hanya karena kecelakaan itu.

“Ahra mengandung,” bibir Daniel berucap pelan. “Tidak hanya kecelakaan itu yang membuat Ahra koma,” lanjutnya. Daniel memijat pelipis. Ia benar-benar sakit kepala.

Serebrumnya mulai tercetus beberapa pertanyaan:

Pertama, apa bayi itu anak Sehun?
Kalau benar, kenapa Ahra tak pernah mengungkapkannya?

Kedua, kenapa keluarga Jung dan Park menutupi penyebab kematian Ahra? Apa karena Ahra hamil? Kalau janin itu hasil perbuatan sepupunya, tentunya mereka tak akan berusaha menyembunyikan.

Pertanyaan pertama terjawab, batin Daniel. “Ahra mengandung karena pria lain,” kata Daniel.

Ketiga, apa hubungan antara bartender tersebut dengan Ahra? Padahal, informasi yang didapatkan Daniel, Ahra bukan tipe gadis yang mengunjungi klub malam. Nara juga terkena serangan jantung karena ucapan si barista. Berarti dia mendengarkan sesuatu yang fatal.

Daniel menghela napas kasar. Dia tak dapat menemui bartender yang kini menjadi objek observasi Sehun. Sepupunya akan curiga. Daniel tak ingin Sehun membaca dokumen yang dipegangnya karena hubungan Keluarga Oh dan Jung akan memburuk dan itu menyakiti Nara. Daniel harus berhati-hati.

Suara telepon kantornya berdering, menghentikan pikirannya. Sekretaris Daniel bicara jika ada seseorang yang ingin bertemu. Dia mengatakan persetujuannya untuk bertemu orang itu.

“Apa kau menemukan sesuatu?” tanya Daniel pada pria yang dimintanya menyelidik The A Club secara keseluruhan.

Pria yang memiliki tinggi sekitar 180 sentimeter, kulitnya putih, dan usianya awal dua puluhan pun tersenyum. “Sabar, hyung. Kita bicara pelan-pelan.” Pemuda itu duduk di kursi yang tepat berada di depan meja kerja Daniel.

“Lai Guanlin, aku sedang tidak ingin bercanda,” timpal Daniel malas.

“Aku menemukan beberapa hal menarik di sini. Aku menemui beberapa bartender lama yang sudah resign dari klub itu. Yang menjadi kecurigaanku adalah lima bartender keluar dalam minggu yang sama. Kami mengobrol sebentar

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant