Dua

6.5K 284 6
                                    


"Om, tolong ambilin baskom sama piring yang di sebelah sana, dong!" Maira berseru, sembari menunjuk tumpukan piring di atas gazeebo.

Makan siang --yang agak kesorean-- telah selesai beberapa saat yang lalu. Sementara, kini Kaytra dan Maira mencuci piring di wastafel, yang berada di sisi kiri bangunan panggung tersebut.

"Ambil sendiri! Lagi gak pengen nolongin siapa pun!" jawab Bara dingin, tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Ish! Dasar Om Meid ...!" gerutu Maira, mengejek.

"Aish!" Bara melempar tissu yang ia remas, sehingga berhasil mengenai kepala keponakannya itu.

"Berani panggil gitu lagi, awas, ya!" ancam lelaki itu kemudian.

"Makanya, tolongin, Om! Males mau naik lagi!" Maira sedikit merajuk, sambil memajukan bibirnya.

"Males? Cewek kalo males ngga ada yang mau nikahin, lho!"

"Halah! Cowok jutek juga ditinggal kawin tunangannya, wew!"

"Aish!" Lagi, sebuah remasan tissu mendarat di kepala Maira.

"Oooom!" Gadis itu mendengkus kesal.

"Biar aku aja yang ambil, Mai." Kaytra menengahi.

Berada di antara dua orang yang bertikai itu, tak ayal membuat Kaytra mengulum senyuman. Meski sudah sama dewasa, tapi paman dan keponakan itu tampak akrab. Gambaran keluarga yang hangat, tentu saja.

Kaytra membasuh tangannya yang bersabun, lalu melangkah menapaki beberapa anak tangga dan berhenti tepat di anak tangga terakhir.

Tanpa menjejak lantai, ia berusaha meraih tumpukan piring kotor, yang berada tak jauh dari Bara, yang sedang memainkan ponselnya.

Saat Kaytra berusaha menggapai, saat itu pula Bara menjauhkan piring-piring itu dengan kaki, sedangkan sudut matanya mengarah pada Kaytra. Melihat gadis itu sedikit kesal, Bara menyunggingkan senyuman.

"Om, ponakan Om Bara aku aja, kan? Ngga usah gangguin Kaytra juga kali! Naksir?!" Maira berseru. Ternyata tingkah Bara tak luput dari perhatiannya.

"Naksir?!" Bara mengangkat wajah, menatap Kaytra. Menelisik dari ujung kepala hingga kaki.

Mendapat tatapan setajam itu, membuat Kaytra menelan ludah, lalu menunduk.

Ah! Apa yang dikatakan Maira?

"Nanti! Tunggu dia gedean dikit!" jawab Bara, masih menatap Kaytra lekat. Menyusuri seluruh tubuh gadis itu dengan tatapannya.

Mendengar jawaban tersebut, Maira terbahak di tempatnya. Sementara Kaytra akhirnya menjejakkan kakinya ke lantai gazeebo, lalu melangkah ke arah Bara.

"Gedean dikit?!" gerutu Kaytra. Sedikit berjongkok, ia mulai mengutip sendok dan piranti makan lainnya.

"Dia montok loh, Om!" seru Maira lagi, masih dengan tawa berderai.

Mendengar ucapan Maira, sebuah sendok terjatuh tanpa sengaja dari tangan Kaytra.

"Ish! Pantesan sahabatan, kalian ini cerobohnya sama!" tegur Bara.

"Cakepnya juga, kan, Om?!"

"Cakep?! Jelek iya!"

"Jelek?!" Maira berkacak pinggang.

Melihat Kaytra dan Bara di atas gazeebo, membuat ide jahil muncul di kepala Maira. Ia terkekeh, lalu berdiri tegak dengan selang telah siap di tangannya.

"Om!" teriaknya, sembari mengacungkan selang.

"Eh, Mai! Jangan ma-- " Bara dan Kaytra memekik hampir bersamaan.

Om I Love You!Where stories live. Discover now