"Baik Mr. Chale." dan Sondra berada dalam keheningan memuakkan bersama bedebah ini entak untuk berapa jam lagi.

**********

Sondra sudah sangat merasa kelelahan saat jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Lehernya pegal dan matanya perih. Lama sekali dia bekerja didepan komputer, mengecek dokumen-dokumen yang sangat banyak termasuk jadwal meeting Mr. Chale lewat email kantornya.

Huh. Masa bodoh dengan Mr. Chale atau Juan. Yang aku tahu dia brengsek sejati.

Juan membuatnya duduk disini hingga larut, dan memberikan bebagai macam dokumen-dokumen penting untuk ia urus. Sedangkan ini adalah hari pertamanya bekerja. Bukankah seharusnya dia diberi kelonggaran ?

Sondra duduk dengan tidak nyaman ditempatnya. Ingin sekali dia berdiri untuk meregangkan semua ototnya yang mengkirut, tapi ia segan dengan Juan yang masih duduk dengan gagah dikursi putar mewahnya. Mata Juan masih menatap layar monitor komputer dan sesekali mengecek kertas dokumen dihadapannya. Mencocokkan.

Sekarang Juan sudah tidak memakai jas biru navy yang ia kenakan saat Sondra pertama kali datang. Hanya mengenakan kemeja slim fit dengan kancing atasnya yang terbuka. Sedikit memamerkan dada bidangnya. Lengannya ia gulung hingga kesiku. Menunjukkan tatto disepanjang tangannya. Tatto yang didapatkan saat masa remaja dulu. Tatto yang mengingatkan Sondra pada masa-masa kenakalan mereka. Sondra benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan dari makhluk yang ada dalam satu ruangan yang sama dengannya.

"Hot Damn" teriak Sondra dalam pikirannya. "Masih saja sexy dan tidak berubah."

Tergelitik Sondra membayangkan tangan kekar bertatto itu membelai tubuhnya. Menelisikkan jari-jarinya ke rambut Sondra yang terurai sesekali menjambak dengan pelan. Meremas payudaranya dengan kuat namun lembut. Menyentuh bagian panasnya dengan menggebu. Sondra ingin itu. Hingga.....

"Sudah puas kau memandangiku ?" Juan mengagetkan lamunan Sondra, membuatnya merah padam seperti kepiting rebus.

Bodoh bodoh bodoh! Kenapa juga membayangkan yang tidak-tidak dengan kepalaku ini ? rutuk Sondra dalam hati.

"Kau boleh pulang sekarang. Aku tidak mau dijadikan objek imajinasi liarmu." Juan menambahkan dengan acuh tak acuh. Matanya masih menatap dokumen-dokumen didepannya sambil sesekali membubuhkan tanda tangan.

"Apa maksudmu ?"

Kini Juan menatap Sondra dengan senyuman miring. "Jangan berpura-pura bodoh Son. Kau menatapku dengan menggigit bibir bawahmu. Seperti macan yang birahi."

Sondra benar-benar kesal. Apa katanya ? Macan yang sedang birahi ? Pria ini benar-benar brengsek!     "Jaga ucapanmu Juan!"    Sondra setengah berteriak.

Juan masih memandang Sondra dengan senyuman menjengkelkannya itu dan kemudian bangkit menghampiri meja Sondra secepat kilat dan duduk diatasnya. Mendominasi.

"Kau pikir kau siapa berani meneriaki ku ?" Juan mencondongkan tubuhnya ke Sondra. Lebih mendominasi. Juan menahan kursi tempat ia duduk dengan tangannya. Kini wajahnya dan wajah Sondra berhadap-hadapan. Sangat dekat hingga Sondra mampu mencium desah nafas Juan yang seperti mint.

"Kau pasti membayangkan yang tidak-tidak denganku kan ?" Juan masih mengintimidasi. Sondra yang seperti tikus terperangkap, tidak mampu berkata apa-apa. Dari dekat, Sondra mampu melihat guratan-guratan tersamar diwajah pria ini.  Dan apa itu? Sebuah bekas luka  yang memanjang diatas pelipisnya yang sudah terlihat samar-samar.   Apa dia terluka ?

"Apa yang kau bayangkan Sondra ?" tanya Juan menyelidik dengan nada menggoda.

"Tidak ada." Sondra menjawab singkat.

"Benarkah ?  Bukannya kau menginginkan sesuatu dengan bibirmu yang kau gigit tadi ?"

Juan semakin mendekatinya hingga Sondra benar-benar merasakan hembusan nafas Juan menyapu wajahnya. Manis. Aromanya manis. Sondra menegang, kini mengamati bibir Juan yang yang terlihat lembut dan lembab. Tangannya terkepal dipahanya. Apa yang akan dilakukan pria brengsek ini...

Alih-alih berlaku seperti apa yang dipikirkan Sondra, seketika Juan mendorong kursinya dengan satu hentakan keras membuat Sondra terkejut.

"Pulanglah. Aku tahu kau lelah." Juan meninggalkan Sondra dan kembali ke meja kayu besarnya. Tanpa basa-basi lagi Sondra segera mengambil tasnya dan pulang.

"Selamat malam Mr. Chale." ucapnya sambil menutup pintu.



Juan mengacak rambutnya frustasi begitu Sondra hilang dibalik pintu.

"SIAL!" umpatnya keras-keras.

"Apa yang kau lakukan Juan ? Begitu kau lepas kendali, hancur sudah!"

Juan mengepalkan kedua tangannya keras-keras hingga ia rasa menyakiti buku-buku jarinya. Dia berusaha menenangkan diri. Badannya terlanjur panas. Sesuatu terlanjur menyulut api didalam dirinya. Sekarang semua terasa menyakitkan, apalagi yang ada dibawah sana. Kejantanannya hampir saja mengendalikan pikirannya yang waras.

"Tahan Juan, tahan!" ucapnya keras-keras pada ruangan kosong.

Dia harus berhati-hati saat berhadapan dengan Sondra. Hanya dia wanita yang mampu membuat Juan hampir kehilangan kendalinya.

My Only SunshineWhere stories live. Discover now