Chapter 1

5.9K 540 64
                                    

"Aiyoo... Hari ini pasti dia tidak sarapan lagi." Gumam seorang pemuda cantik setelah dirinya sampai di taman kampus.

Matanya menatap lekat sosok pemuda berparas tampan yang sedang berbaring di atas kursi taman, tertidur. Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi saat Xiao Zhan memergoki pemuda yang tak lain adalah Wang Yibo sedang tidur di sana. Pemuda itu akan datang sangat pagi ke kampus hanya untuk melanjutkan acara tidurnya. Padahal Xiao Zhan yakin mata kuliah yang di ambil Yibo hari ini baru akan dimulai jam sepuluh pagi nanti.

'Pasti dia sedang ada masalah lagi.'

Seakan sudah hafal betul sifat Wang Yibo, Xiao Zhan berjalan mendekat tanpa keraguan. Mengagumi sosok Wang Yibo selama lebih dari delapan tahun membuat Xiao Zhan memahami betul kelakuan pemuda yang satu tahun lebih tua dari dirinya.

Jemari lentik Xiao Zhan beralih menggapai tas punggungnya, merogoh kotak bekal sederhana berwarna biru muda yang sudah diisi penuh dengan nasi dan beraneka macam lauk. Sudah menjadi kebiasaan baginya membuat bekal lebih dari satu, berjaga-jaga jika Yibo datang sepagi ini, tanda pemuda itu tidak menghabiskan waktu untuk sarapan dengan ibunya.

"Apa kau bertengkar lagi dengan ibumu?" Xiao Zhan menatap sendu pada Wang Yibo, seakan benar-benar mengerti apa yang saat ini tengah menganggu pikiran Yibo. Bukankah ia terlihat sangat lancang dengan mengerti masalah keluarga orang lain?

Xiao Zhan dapat melihat dengan jelas gelagat tidak nyaman dari wajah polos Wang Yibo yang sedang terlelap. Pemuda itu hanya akan menjadi sangat sensitif jika hal itu berkaitan dengan sang ibu.

Xiao Zhan meletakkan kotak bekal itu diatas perut Wang Yibo. Kaos yang melekat pas di tubuhnya tidak dapat menyembunyikan tubuh atletis Wang Yibo. Tanpa sadar Xiao Zhan tersenyum, membayangkan bagaimana rasanya menyentuh otot-otot indah yang belum bisa ia miliki. Seketika rona kemerahan menghiasi pipi putihnya saat tersadar bahwa pikirannya sudah melangkah melewati batas.

"Astaga! Apa yang kupikirkan?!" Gerutu Xiao Zhan sembari tangan mungilnya menangkup kedua pipinya yang telah bersemu merah. Ia segera melangkah pergi, tidak ingin berlama-lama berada di sekitar pujaan hatinya yang sewaktu-waktu bisa membuat Xiao Zhan hilang akal.

Beberapa menit berlalu setelah pemuda cantik itu pergi, Wang Yibo mengerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan cahaya matahari yang mulai mengusik acara tidurnya. Merasakan sesuatu membebani tubuhnya, ia memilih duduk dan memandangi kotak bekal yang telah merosot jatuh ke tumpuan pahanya.

Yibo sudah tidak asing dengan kotak bekal itu, lebih tepatnya ia sangat hafal dengan benda yang kebetulan diberikan padanya saat ia memilih datang pagi ke kampus, melewatkan waktu sarapannya.

Ditatapnya lekat kotak bekal itu tanpa niat untuk menyentuh. Perasaannya campur aduk. Ia tidak tahu siapa orang baik hati yang selalu membuatkan bekal untuknya, lebih tepatnya ia menolak untuk tahu siapa dalang dibalik kotak bekal itu. Wang Yibo tidak ingin prasangkanya menjadi nyata, karena hal itu akan semakin memupuk rasa benci Yibo pada sosok itu.

Matanya memicing kala melihat secarik kertas tertempel di bagian tutup bekal.

'Hari ini kau datang sangat pagi ke kampus. Apa ada hal yang mengganggu pikiranmu? Aku tahu kau melewatkan waktu sarapanmu. Jangan lupa dimakan ya? Aku memaksa. Sedikit pesan dariku, coba luangkan lebih banyak waktu untuk sarapan bersama keluargamu. Aku yakin mereka merindukanmu :)'

Yibo terkekeh setelah membaca pesan singkat itu. Senyum meremehkan terukir jelas di bibir tipisnya. Siapa orang yang dengan lancang berani menasehati seorang Wang Yibo.

Dengan kesal diraihnya kotak bekal itu, berniat membuangnya, tetapi niatnya diurungkan. Dia memilih duduk kembali dan membuka kotak bekal itu dengan berat hati. Tidak bisa dipungkiri dirinya memang lapar, karena kemarin ia juga melewatkan jam makan malam dan langsung beranjak ke alam mimpi.

DestinationWhere stories live. Discover now