Part 02

4.3K 174 2
                                    

[Author's POV] =

1 jam kemudian, tepat pukul 11.30 siang, Virly masih kewalahan melihat barang bawaannya yang banyaknya ajegile.

terdengar teriakan mamanya dari lantai bawah.

"Virlyy!!! cepat turun!! bawa semua barang bawaan kamu!" Virly mendengus lalu berjalan tertatih-tatih menuruni tangga dengan membawa 1 koper besar berisi pakaiannya, dan 1 tas ransel berisi buku-buku kuliahnya.

Virly menangkap bayangan mamanya berada di ruang tamu. Ia menghampirinya lalu memandang kedua tangan mamanya.

"Ini mobil untuk transportasi kamu ke kampus atau kemanapun." beliau terdiam sejenak.

"ini kartu ATM untuk kamu bayar apartemen dan semua kebutuhan kamu di apartemen nanti. mama akan trasfer duit setiap bulannya." kata mamanya lalu menaruh kedua benda itu di tangan Virly.

"makasih ya ma."

"iya, kamu hati-hati ya, jangan ngebut."

Virly mengangguk, mendekati mamanya, lalu mencium kedua pipinya. Mama memeluk Virly erat. "mama akan kangen kamu." bisik mamanya.

Virly berjalan membawa barang bawaannya menuju mobil. dibukanya pintu kemudi, lalu ia menghempaskan pantatnya.

"mungkin ini akan jadi mimpi buruk buat gue.." lirihnya.

Tanpa ia sadari, perkataannya akan berubah menjadi kenyataan...

***

[Virly's POV] =

Kuparkir mobilku di basemant apartemen. astaga! aku sama sekali ga menyangka, apartemennya bagus banget! gasabar liat kamarku nanti!

saat lagi asik-asiknya jalan, aku melihat ada seorang wanita yang sibuk mungutin barang-barangnya yang jatuh.

aku segera berlari menghampiri beliau untuk nawarin bantuan.

begitu sampe, aku langsung membungkuk, dan bantu ngangkatin barang-barang yang jatuh itu lalu memasukan itu semua ke keranjang.

"hey nak" wanita itu menyapa.

"iya tante, barangnya udah lengkap?" tanyaku

"gak perlu manggil saya tante, panggil saya Lyra. tak perlu sungkan. umur saya mungkin sama seperti umur ibu mu." beliau memperhatikan lantai sekelilingnya.

"sepertinya hanya ini barang-barang yang terjatuh. terimakasih atas bantuanmu, Virly."

aku terkesiap. kapan aku menyebut nama didepan beliau? kok dia bisa tau?

"saya mengetahui namamu dari buku yang kau pegang itu. disitu terdapat label namamu." ucapnya menjawab isi hatiku.

seketika aku merinding mendengar perkataannya.

"atas ucapan terimakasih, saya harap kamu bersedia menghadiri undangan makan malam di kamar apartemen saya pukul 7 malam nanti." beliau tersenyum.

"kamarku berada di lantai 13, nomor 13." beliau melanjutkan.

"baik tante.. ups, Lyra.." ucapku canggung. ia tersenyum tipis. "saya akan datang. terimakasih atas undangannya!"

"baiklah. dan Virly," ia terdiam sejenak "jangan memasuki kamarku sebelum pukul 7 malam." ucapnya lalu meninggalkanku.

sebelum memasuki pintu geser, ia berbalik menghadapku, lalu tersenyum. tetapi.. sepertinya senyum itu bukan mengarah kearahku, melainkan, kepada seseorang dibelakangku.

saat beliau memasuki lift, aku menengok ke kebelakang.

namun

disana tak ada siapapun...

***

{{A/n}}
holalalala. terimakasih lagi udah baca sampai sini. dan sekali lagi maaf, kalau ada kata-kata atau jalan ceritanya yang ANEH. ya, saya memang gak berpengalaman😭😭

vote buat kalian yang suka sama ceritanya, dan silahkan komen bagi yang mau mengkritik atau berbagi ide cerita..

xx -

Val🌸🌸

Secret CannibalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang