"Hyung, memberikan kesempatan berbicara, atau hanya sekedar mendengarkan tidak akan membuatmu kalah atau rugi. Karena terkadang, indera kita tidak bisa menangkap kebenaran jika hanya salah satunya saja yang kau gunakan sementara yang lain kau tutup rapat-rapat. Gunakanlah secara bersamaan, matamu untuk melihat, telingamu untuk mendengarkan..... Dan hatimu, untuk mengetahui apa yang kau rasakan", Junho mengehela nafas panjang. Ia memunggungi hyungnya.

"Aku masih ingin keluarga kita utuh, tanpa ada yang pergi, hyung", Junho berjalan meninggalkan Yohan sendirian.









"Bagaimana, apa yang kau lakukan?", Minhee berbisik pelan ketika Junho kembali ke ruang latihan dan duduk di dekatnya. Mengabaikan raut wajah Seungyoun dan Seungwoo yang kebingungan. Mereka tidak tahu persis script pertama, hanya tau plan kedua saja. Ya iyalah, mereka belum mau mati kalau kedua hyungnya sampai tahu tentang rekaman itu.

"Aku langsung saja memberikan rekamannya. Semoga setelah ini Yohan hyung berinisiatif untuk mengajak Wooseok hyung bicara berdua", Junho menghela nafas, Dongpyo, Minhee dan Hyeongjun mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. Semoga rencana mereka lancar. Wooseok terlihat sudah tenang. Dohyon dan Eunsang mencoba menghiburnya dengan bermain game. Hah entahlah, mereka itu memang bodoh sekali, menurut Minhee, Hyeongjun, Dongpyo dan Junho.

"Rekaman apa sih?", Seungwoo bertanya.

"Rekaman isi hati kami terhadap Wooseok hyung", Minhee menjawab dengan malas. Rekaman pembicaraan kalian lah, pabo, batin maknae line. Seungwoo hanya mengangguk. Toh ia, Seungyoun dan Hangyul hanya berperan sebagai pemeran pembantu jika dibutuhkan saja.

"Kedua anak ajaib itu memang suka menggagalkan rencana kita. beberapa hari yang lalu juga begitu", Junho berbisik dengan keras, membuat Seungwoo dan Seungyoun kembali bertatapan dengan raut penasaran.

"Memang sebelum ini, kalian sudah membuat rencana apa saja?", another skak mat dari Seungwoo! Hangyul yang sedang meneguk airnya tersedak. Ia terbatuk-batuk, ingin menertawakan Junho yang biasanya selalu mengatakan teman-temannya bodoh, kini melakukan kebodohan yang sangat alami. Seungyoun menepuk bahunya dengan kencang, memintanya untuk berhati-hati saat minum.

"Ya banyak lah hyung, rencana bolos kuliah misalnya", Dongpyo berkata dengan santai, tapi ia memberikan tatapan membunuh pada Junho. Ya bodoh, mati kau!! Begitulah kira-kira arti tatapan mata Dongpyo pada Junho.

"Kau lebih bodoh", Junho berucap tanpa suara dan berdecih pelan. Ia tidak terima dirinya dibilang bodoh. Minhee memutar bola matanya malas, kedua temannya ini memang sedikit lebih pintar, tapi suka berdebat di waktu dan tempat yang salah.

Beberapa menit kemudian, Yohan kembali ke ruang latihan dengan raut wajah yang sangat datar. Semua orang yang ada di ruangan, terutama maknae line memandangnya penuh harap. Tapi Yohan hanya berdehem, lalu duduk sambil memainkan handphonenya. Membuat maknae line membelalakkan matanya karena setelah ditunggu pun, Yohan tidak bereaksi apa-apa sama sekali.

"Yaaaa bodoh, kau sudah memberikan rekaman yang benar kan?", Dongpyo bertanya pada Junho.

"Tentu saja, tadi aku sudah cek dan rekamannya itu benar kok", Junho berkata dengan yakin.

"Sepertinya Yohan hyung itu perlu digeplak dan dibenturkan kepalanya supaya sadar", Hyeongjun berbisik dengan penuh emosi. Giliran Seungwoo yang tersedak karena tidak paham dengan perkataan atau sikap para maknaenya ini.

"Kalau aku emosi, sudah kuseret dan kukunci mereka berdua di dalam gudang biar mereka saling diam sampai berdebu", Minhee memanas-manasi.

"Jalankan rencana kedua saja. Kalau mereka masih tidak berbicara, biar kubunuh saja Yohan hyung seperti kata Eunsang kemarin", Junho berkata dengan dingin, membuat Seungyoun menampilkan ekspresi ngeri dan heran. Dongpyo menghela nafas panjang.






Drugs || Yocat x Seungzz x SeungseokWhere stories live. Discover now